FYI.

This story is over 5 years old.

Feminisme&

Sejarah Singkat Di Balik Tujuh Kaus Berslogan Feminis

Apa sih maknanya slogan?
Foto oleh Liza Cowan 1975

Artikel ini mulanya terbit di i-D UK.

Selama setengah dekade terakhir, Feminisme menjadi tren. Seperti yang kita ketahui, apapun yang ngetren akan jadi mahal. Yang paling terkenal adalah kaus Dior musim semi/musim panas 17, yang bertuliskan "We Should All Be Feminists" yang didukung oleh Chimamanda Ngozi Adichie, penulis Nigeria yang mencetuskan frasa tersebut lewat bukunya yang berjudul sama. Frasa tersebut juga merupakan judul TED Talk-nya dan dijadikan cuplikan suara dalam lagu Beyoncé, Flawless. Keuntungan dari kaus seharga $710 USD (sekitar Rp9,4 juta), selain untuk Dior, disumbangkan pada badan amal anti-kemiskinan milik Rihanna, Clara Lionel Foundation.

Iklan

Kesadaran politis Generasi Z telah menarik perhatian industri mode kelas atas, dan hal ini telah menjadi sorotan banyak orang. Dalam sebuah artikel, Adichie membela kolaborasinya dengan Dior: "Feminisme belum ngetren-ngetren amat. Buku saya bisa terjual lebih banyak kalau saya berhenti berkampanye soal feminisme dan bilang saya bukan seorang feminis. Saya akan punya lebih banyak pengikut dan saya bisa menghasilkan lebih banyak uang. Jadi saat orang-orang bilang, 'Oh, sekarang Feminisme jadi alat jualan,' saya cuma bisa tertawa." Namun kini, setelah slogan mulia feminis seperti itu merembes ke industri fast fashion, alias fesyen waralaba, apakah maknanya tetap sama? Apa gunanya slogan feminis kalau keuntungan dari penjualannya tidak membantu meningkatkan kehidupan perempuan marjinal? Ya, boleh lah kita bilang kaus-kaus seperti itu membantu meningkatkan kesadaran. Jadi, sebagai pengganti penjelasan-penjelasan setiap toko yang menjual baju-baju ini, kami buatkan saja daftar slogan-slogan kaus dan isu-isu di baliknya.

FEMME WHATEVER

"Femme" sangat mudah disalahartikan sebagai singkatan dari "feminisne," namun sebenarnya ini adalah istilah dalam identitas lesbian, yang merujuk pada antonim "butch." Femme women, atau perempuan femme, bukan hanya perempuan-perempuan yang mengenakan kaus ini lho ya, melainkan lesbian yang mengidentifikasi dirinya lebih feminin dalam hubungan lesbian tersebut. Sebagaimana para butch, femme juga menghadapi diskriminasi dan homofobia. Dan, di atas segalanya, mereka hidup dengan ekspektasi bahwa, karena mereka feminin, mereka pasti tertarik dengan laki-laki. Kamu bisa mencari tahu lebih lanjut soal femme di stonewall.org.uk.

Iklan

NOT YOUR HONEY

Para buruh di Honey Birdette, perusahaan pakaian dalam asal Australia, membakar beha-beha mereka sebagai protes terhadap "kebijakan dan kondisi bekerja yang seksis" yang diduga dilakukan perusahaan tersebut. "Not Your Honey" adalah kampanye yang mereka jalankan untuk membela hak-hak buruh tersebut untuk didengarkan oleh majikan mereka, terutama soal pelecehan seksual yang dilakukan para pelanggan. Ini adalah sebuah cara untuk membantu memperbaiki kondisi bekerja mereka.

THE FUTURE IS FEMALE

Frase ini menyenangkan sekali dan mulanya kaus ini dikenakan oleh musisi Alix Dobkin pada 1975, dipotret oleh Liza Cowan, dan dipost baru-baru ini di Herstory, laman Instagram khusus untuk sejarah lesbian. Otherwild, studio dan retailer desain grafis, bekerja sama dengan Herstory, Cowan, dan Dobkin untuk memastikan royalti dari penjualan kaus ini sampai pada penciptanya, yang terus mempromosikan kesadaran akan sejarah lesbian. Kamu bisa membeli kausnya di sini.

CHOOSE PEACE

Kaus Monki, menurut Monki sendiri, "menjunjung tinggi kebenaran, bahwa dunia akan menjadi lebih baik kalau kita memilih perdamaian, cinta, dan harapan. Kamu tahu lah, dunia yang kita harapkan untuk kawan-kawan Monki kita." Dan kaus-kaus ini terbuat dari seratus persen katun organik. Namun kaus "Choose…" original pertama kali terkenal karena perancang Katharine Hamnett dan Wham di 80-an menjadi ngetren lagi. Kamu bisa membeli kaus "Choose Love" hanya seharga £19 (sekitar Rp330.000). Keuntungan dari penjualan kaus tersebut akan disumbangkan pada Help Refugees, yang mengerjakan kaus ini dengan Hamnett. Selain itu, kamu juga bisa mencari tahu asal-usul pembuatan kaus tersebut.

Iklan

THE FEMALE BOSS

The Female Boss bukan hanya nama album Tulisa Contostavlos, tapi frase tersebut juga ditato pada lengannya. Namun Tulisa bukan lagi bos cewek, karena perusahaannya The Female Boss dibubarkan setelah bangkrut akibat biaya proses hukum. Pertama-tama, dia harus membayar sejumlah uang di pengadilan karena kasus pacarnya yang merilis rekaman seksnya (tanpa persetujuannya). Lalu ada pula kasus sheikh palsu The Sun yang pada akhirnya dinyatakan bersalah karena menghalangi proses hukum. Kamu bisa mendukung Revenge Porn Helpline di sini dan juga mendukung kantor-kantor berita supaya tidak seksis-seksis amat di sini.

GIRLS TO THE FRONT

Iyah, mereka emang menggunakan font Stranger Things, namun lebih penting lagi, slogan ini diciptakan oleh Kathleen Hanna, penyanyi di Riot Grrrl dan Bikini Kill. Idenya adalah, alih-alih cowok-cowok di pertunjukan punk moshing sendirian, cewek-cewek juga bisa moshing di depan, menonton band yang mereka suka tanpa khawatir tertendang atau dilecehkan. "Cewek-cewek ambil bagian depan! Cowok-cowok, sekali-sekali lah ada di belakang." Kathleen bakal bilang ke penonton: "Semakin banyak cewek di area depan, semakin baik, dan kalau ada orang yang macem-macem di acara ini karena alasan tertentu, dan kamu ngerasa harus ke depan, jangan ragu untuk ke depan dan duduk di panggung supaya jauh-jauh dari pengganggu. Karena harusnya tidak ada satupun perempuan di kerumunan yang mesti berurusan dengan orang brengsek." Satu atau dua generasi selanjutnya, Girls Against memperjuangkan hak perempuan untuk datang ke pertunjukan musik tanpa mengalami pelecehan. Untuk lebih lanjut, klik ini.

DON'T UNDERESTIMATE THE POWER OF A WOMAN

Kita semua tahu semua perempuan mampu berkuasa, tapi kita juga tahu bahwa patriarki adalah penghalang utama kita. Kalau kamu mau perempuan memiliki kuasa politik, kamu mungkin mau mendukung pemerintah kita diisi oleh kuota setara 50-50 antara perempuan dan laki-laki. Bagaimanapun juga, negara memang tidak hanya berisi laki-laki. Untuk lebih lanjut, klik ini.

Penelitian Amnesty yang menunjukkan bahwa perempuan-perempuan kulit hitam, bahkan figur terkenal seperti Diane Abott misalnya, menghadapi lebih banyak kekerasan online dibandingkan yang lainnya. Jadi, mungkin kamu tertarik untuk memeriksa Operation Black Vote, yang menjadi bagian dari upaya meningkatkan perwakilan politik bagi orang-orang non-kulit putih.