hubungan dan percintaan

Memahami Perempuan yang Punya Fetish Jadi Pelakor

Kami ngobrol sama perempuan yang mengaku menikmati dan suka melakukan perselingkuhan.
KC
ilustrasi oleh Kim Cowie
​Ilustrasi pasangan selingkuh
Ilustrasi perselingkuhan oleh Kim Cowie

Sebagian besar orang benci dengan yang namanya perselingkuhan. Sulit sekali mengobati rasa sakit hati mendalam akibat diselingkuhi, meski hubungan kalian mampu bertahan pada akhirnya.

Namun, nyatanya ada perempuan yang merasa bergairah jadi simpanan lelaki taken. Para perempuan ini gila-gilaan menggoda mereka hingga meninggalkan atau melupakan pasangannya. Mereka mencari korban lewat mana saja, baik di dunia nyata maupun aplikasi kencan. Merahasiakan hubungan adalah letak kenikmatannya. Kenapa bisa begitu? Karena mereka memiliki fetish jadi perusak hubungan orang. Kink ini cenderung melibatkan perempuan heteroseksual yang mengincar laki-laki dalam hubungan monogami.

Iklan

Studi terbitan 2017 menunjukkan jumlah perselingkuhan terus menurun selama 10 tahun terakhir. Tak seperti generasi sebelumnya, jarang ada generasi milenial yang punya kecenderungan suka selingkuh. Hal ini mungkin disebabkan oleh berubahnya pandangan kita akan perselingkuhan. Belakangan ini, open relationship dan hubungan poliamori terus meningkat.

Aplikasi Feeld adalah ‘ Tinder buat yang mau threesome’, dan memiliki 200.000 pengguna mingguan aktif. Banyak pasangan kekasih yang menggunakan aplikasi ini bersama. Perlu diingat, open relationship berbeda dari selingkuh karena tidak ada yang ditutupi.

Aku baru menyadari ada fetish ini setelah pasanganku—yang sudah jalan tujuh tahun—digoda perempuan di Feeld. Lewat DM, dia terang-terangan mencari cowok yang sudah punya pasangan untuk berhubungan seks dengannya di hotel. Perempuan itu meminta agar hubungannya dirahasiakan. Dia juga ingin membuat video untuk suaminya, yang suka melihat dia jadi simpanan.

Pasanganku menolak dan menunjukkan isi DM-nya kepadaku. Aku jelas marah membacanya. Setiap orang memiliki beragam fetish. Mereka berhak memperoleh kenikmatannya lewat cara tersebut asalkan bersifat konsensual. Masalahnya, kink jadi pelakor menyangkut ketidakjujuran dan dapat menyakiti salah satu pihak secara emosional. Setelah amarahku reda, aku mulai menggali lebih dalam mengenai fetish ini. Mungkin ada yang belum aku ketahui, atau aku terlalu cepat menilai sesuatu.

Iklan

Pada subreddit r/adultery, lusinan perempuan mengaku punya kink tersebut. “Aku suka melakukannya,” tulis seorang pengguna. “Hubungan penuh rahasia amat menggairahkan.” Namun, tak sedikit perempuan yang merasa bersalah telah menggoda laki orang. “Kadang aku berusaha menghentikannya karena sering dihantui perasaan bersalah.”

Melissa Vitale adalah direktur komunikasi di klub seks pribadi NSFW. Dilihat dari slogannya—”consent is sexy”—klub yang berada di Kota New York itu memprioritaskan konsensual. Aku ingin mendengar pandangannya soal fetish satu ini. Apakah dia juga risi sepertiku? “Aku percaya dengan karma dalam hubungan,” kata Melissa lewat telepon. “Tapi menurutku, perselingkuhan adalah salah pasangan bukan penggoda. Mereka menjalin hubungan serius, jadi seharusnya bisa bertanggung jawab.”

Dia pernah beberapa kali ketemu perempuan yang memiliki fetish jadi pelakor. Meski enggak tertarik mencobanya, Melissa memahami motivasi para perempuan ini. “Sifatnya tabu dan terlarang. Mereka turn on dengan sensasi akan tertangkap basah, bukan karena perselingkuhannya. Jadi semacam bentuk pemberontakan.”

Dia memperkenalkanku kepada Amanda, yang sering berhubungan dengan tukang selingkuh selama 18 tahun. Dia berhenti melakukannya dua tahun lalu. Amanda kini menjalani hubungan non-monogami. Aku menceritakannya tentang perempuan yang menggoda pasanganku. Dia mengungkapkan reaksiku mirip seperti cewek-cewek lainnya.

Iklan

“Banyak yang marah kayak kamu,” tulisnya dalam email. “Aku sering dengar mereka bilang, ‘Kenapa kamu melakukan ini ke sesama perempuan?’ Bagiku, pasangan tukang selingkuh yang salah. Aku kadang merasa seperti kaki tangan dalam perselingkuhan, tapi pada akhirnya ini adalah masalah mereka dengan pasangan resminya.”

Aku menanyakan Amanda kenapa tertarik menjalin hubungan dengan tukang selingkuh. “Dinamika hubungannya tercipta dari rasa takut tertangkap basah atau merahasiakannya dari pasangan. Hal ini menciptakan koneksi di luar seks,” dia melanjutkan.

Setelah bertanya kepada teman-teman yang gay, queer dan non-biner soal fetish ini, aku menemukan kinknya lebih umum terjadi dalam hubungan heteronormatif. Amanda sepakat. Dia hampir selalu berpacaran dengan lelaki heteroseksual dalam hubungan monogami.

Gigi Engle adalah instruktur dan pelatih seks yang menulis tentang seks feminis, gairah perempuan dan standar ganda dalam buku All the Fucking Mistakes: a Guide to Sex, Love and Life. Aku meminta pendapatnya mengenai kink jadi pelakor. “Konsep pelakor lahir dari pandangan masyarakat bahwa laki-laki tidak bisa menahan nafsu,” terang Gigi dalam email. “Padahal, mereka bisa mengendalikannya dan bertanggung jawab dalam hubungan.”

Saat membahas perselingkuhan atau zina, masyarakat pasti selalu menyalahkan perempuan. Aku mengaku juga melakukan itu ketika perempuan di Feeld menggoda pasanganku. Perempuan dengan kink ini memang menawarkan diri, tetapi semuanya tergantung pada laki-laki. Apabila mereka memutuskan berselingkuh dengan cewek lain, maka tidak tepat jika kita menyalahkan pihak perempuannya. Mungkin saja, fetish aneh ini muncul untuk menantang pandangan timpang sebelah tentang pelakor.


Follow penulis artikel ini di akun @Mossabigail

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.