Mengingat Skandal TV Paling Menghebohkan Sepanjang Sejarah

FYI.

This story is over 5 years old.

Penipuan Publik

Mengingat Skandal TV Paling Menghebohkan Sepanjang Sejarah

Upaya nekat dan konyol seorang tentara Inggris memperoleh jutaan poundsterling dari acara TV 'Who Wants To Be A Millionaire?' 16 tahun lalu berakhir tragis.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.

Tanggal 9 September 2001, Mayor Charles Ingram—yang kemudian dikenal selamanya sebagai Coughing Major (Si mayor tukang batuk)—duduk di atas kursi stainless steel tinggi sebagai peserta dari sebuah episode Who Wants to Be a Millionaire?

Tak banyak orang tahu saat itu, bila Ingram sedang melakukan salah satu kejahatan paling sembrono, tidak efektif, namun juga brilian di Abad 21.

Iklan

Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh pembawa acara Chris Tarrant yang sama sekali tidak tahu-menahu bahwa Coughing Major, ditemani dua kaki tangannya di tengah penonton sedang mencuri jutaan poundsterling di depan mata dunia.

Who Wants to be a Millionaire? pertama kali ditayangkan pada 1998 dan langsung menjadi fenomena di dunia pertelevisian Inggris. Rating mencapai puncaknya 1999, ketika satu episode acara ini ditonton oleh 19 juta orang, setara sepertiga populasi Inggris. Kombinasi dari set acara berbau futuristik, pembawa cara Tarrant yang sopan, dan hadiah bagi pemenang yang tingginya selangit—1 juta poundsterling, merupakan unsur-unsur pendukung kesuksesan acara ini. Mengingat besarnya hadiah yang ditawarkan, tidak heran apabila akhirnya banyak peserta 'banyak akal' yang tampil di acara.

Sebelum Mayor Charles Ingram muncul di WWTBAM? di 2001, istrinya Diana sudah tampil di tahun yang sama dan memenangkan £32,000 (setara Rp528 juta). Tidak hanya itu, kakak iparnya Adrian Pollock juga pernah tampil di acara yang sama episode Desember 2000. Setelah skandal Mayor Charles Ingram terungkap, diduga keluarga Ingram dililit hutang sebesar £50,000 (Rp825 juta). Dibalik kesopan santunannya, aksen yang dibuat-dibuat, dan penampilan militernya, Mayor berusaha menutupi keputusasaannya untuk mendapatkan uang.

Penampilan Charles Ingram acara kuis populer ini sebenarnya tidak dimulai dengan mulus. Ketika baru sampai di pertanyaan senilai £4,000, dia sudah menggunakan dua dari tiga pilihan bantuannya. Dia tengah kesulitan menjawab siapa nama anak perempuan Audrey di Coronation Street. Ketika akhirnya dia menyebut "Gail", waktu rekaman acara hari itu sudah habis, yang artinya sesinya berlanjut di episode berikutnya. Tim produksi saat itu meragukan peluangnya untuk bisa bertahan lebih jauh.

Iklan

Kemudian mukjizat terjadi. Di rekaman hari berikutnya, sambil mengenakan pakaian yang sama dengan hari sebelumnya, Mayor Charles Ingram berhasil memenangkan satu juta poundsterling.

Bagaimana ini bisa terjadi? Ternyata sebuah rencana telah disusun oleh Diana Ingram, sang istri. Mereka dibantu oleh Tecwen Whittock, seorang lektor kampus dari Cardiff yang Diana kenal dari pertemanan gameshow. Mereka bertiga menciptakan sebuah sistem yang akan membantu Charles lolos ke tahapan yang lebih tinggi. Begini strateginya: sebelum menjawab, Mayor akan membacakan empat pilihan jawaban, dan Whittock akan pura-pura batuk tepat setelah jawaban yang benar dibacakan. Setelah mendengar kode batuk, Mayor menkonfirmasi jawabannya.

Sebetulnya sih rencananya gak jelek-jelek amat, tapi cara mereka mengeksekusi rencana ini yang konyol. Misalnya ketika Mayor dihadapkan dengan pertanyaan, "Musisi mana yang merilis album hit Born To Do It di tahun 2000?" Ingram sontak mengatakan "Saya belum pernah denger nama Craig David," untuk memberi kesempatan bagi Whittock atau istrinya pura-pura batuk. Padahal sosok Craig David adalah jawaban soal yang ditanyakan. Dalam rangka mengulur-ulur waktu, dia berusaha terus nyerocos di depan televisi. "Kayaknya jawaban A1 deh". Namun setelah sadar terlanjur menyebut Craig David, dia harus menarik kembali komentarnya dengan kikuk. Segera setelah mengunci A1 sebagai jawabannya, tiba-tiba dia mengatakan "Eh enggak deh, saya pilih Craig David." Ketika ditanya pembawa acara kenapa berubah pikiran, dia berdalih, "biasanya tebakan saya salah mulu".

Iklan

Pola ini terus berlanjut. Si Mayor terus mengaku tidak tahu atau paham tentang apapun dan membuat usaha penipuannya menjadi lebih sulit untuk dirinya sendiri. Dia terus-terusan mengatakan "Saya tidak tahu itu apa," "Saya yakin jawabannya bukan itu," atau "Wah saya belum pernah dengar" sebelum nantinya harus menjawab salah satu dari pilihan tersebut. Semakin dekat perjalanannya ke satu juta poundsterling, semakin aneh kelakuannya. Begitu tiba di pertanyaan pamungkas, dia jelas terlihat sangat rileks—terlalu rileks. Dia menggonta ganti pilihan jawabannya kayak orang bingung mau beli gorengan apa. Seandainya Ingram berperilaku lebih normal, mungkin dia sudah lolos dengan uang hadiah Rp16 milliar.

Dalam sebuah dokumenter yang dibuat tentang insiden tersebut—berjudul A Major Fraud—setelah memenangkan hadiah, keluarga Ingram sibuk bertengkar satu sama lain. Ada spekulasi yang mengatakan bahwa Mayor harusnya berhenti setelah memenangkan £64,000—jumlah yang cukup untuk membayar utang keluarga—sehingga tidak akan dicurigai. Lantas mengapa dia malah lanjur terus sampai pertanyaan terakhir?

Sulit mendapatkan jawaban yang pasti, tapi mungkin dia terbawa suasana dan menjadi serakah. Matanya terlihat semakin girang semakin dia mendekati pertanyaan bernilai satu juta poundsterling itu. Mungkin ini adalah bentuk frustrasinya sebagai lelaki sopan yang bernasib kurang beruntung dan kerap dibully oleh teman-teman tentaranya. Dia melihat kemenangannya sebagai bentuk jalan keluar dari nasibnya yang buruk.

Iklan

Ketika dihadapkan dengan pertanyaan pamungkas, dia menjawab "Saya akan memilih Googol." Apabila anda melihat rekaman tayangan episode tersebut, anda bisa melihat bahwa Mayor sadar bahwa dia bukan saja baru memenangkan satu juta poundsterling, tapi juga mencurangi jutaan penonton di depan layar kaca. Dia tengah dirundung perasaan ekstasi dan siap untuk menangis, tertawa dan menonjok tembok secara bersamaan. Semua rasa frustrasinya dilepaskan di saat itu juga.

Tanpa sosok Mayor Charles Ingram, skandal itu mungkin sudah dilupakan. Dialah yang membuat kisah penipuan ini sangat menarik. Melihat wajahnya sepanjang episode acara, sulit untuk menebak apakah dia sesungguhnya sedang panik atau bergairah. Semakin jauh dia melangkah, semakin aksi penipuannya berhasil, terlihat dia semakin bersemangat.

Namun kemudian aksi penipuan ini terungkap. Uang kemenangannya dibekukan, dan setelah empat minggu diperiksa pengadilan, Diana Ingram, Tecwen Whittock dan Mayor Charles Ingram dihukum atas pasal penipuan. Diana dan Charles menjalani hukuman selama 18 bulan dan Whittock dipenjara selama 1 tahun. Mereka juga dijatuhi denda setara Rp1,8 milliar. Pangkat mayor Ingram, hasil pengabdian 17 tahun dalam dinas militer, turut dicopot.

Hingga hari ini, keluarga Ingram ngotot mereka tidak bersalah. Dua jurnalis yang tertarik dengan isu ini, James Plaskett dan Bob Woffinden sempat merilis buku yang mendukung posisi keluarga Ingram karena adanya bukti baru yang ditemukan. Penulis macam Jon Ronson juga mempertanyakan bukti-bukti yang digunakan untuk menuntut keluarga Ingram, namun sepertinya semua ini sudah terlambat. Kalaupun terbukti tidak bersalah, Charles akan selamanya dikenal sebagai Si Mayor Batuk Tukang Tipu oleh masyarakat.

Setelah penampilannya di Who Wants to Be A Millionare? Kehidupan keluarga Ingram menjadi semakin 'ajaib'. Mereka sempat muncul di acara TV seperti Wife Swap dan Hell's Kitchen (Gordon Ramsey menyajikan mereka permen penghilang rasa batuk). Apabila itu tidak cukup aneh, anda bisa menonton penampilan Charles dalam acara bincang-bincang This Morning yang tayang 2003 lalu. Di acara itu, Ingram mengaku sudah mengikuti terapi regresi kehidupan lampau. Hasilnya, dia mengklaim di kehidupan sebelumnya dia bernama David Huggott dan bertanggung jawab atas kemenangan militer Inggris di Perang Dunia II.

Tentu saja, kehidupan keluarga Ingram tidak semanis permen suguhan Gordon Ramsey. Ingram pernah mendeksripsikan hidupnya sebagai "neraka".

Insiden Coughing Major terjadi di saat acara TV reality tengah memasuki masa keemasannya. Dunia seakan-akan sedang mengumumkan bahwa siapapun bisa masuk TV apabila bersedia berusaha keras. Hadiah besar yang ditawarkan acara tersebut juga seolah mengatakan bahwa siapapun bisa menjadi kaya—apabila mereka bersedia 'bermain'. Cerita tragis si Mayor adalah contoh kasus pemain yang kebetulan sangat putus asa untuk menang. Seorang aristokrat, anggota militer terhormat, yang memilih berbuat curang dalam tayangan live TV. Sang mayor menyadari secara menyedihkan lelaki seperti apa dirinya sesungguhnya.