FYI.

This story is over 5 years old.

Erupsi Gunung Berapi

Sinabung Kembali Erupsi, Letusan Terbesar dalam Dua Tahun Terakhir

Awan panas menerjang ladang warga yang berada di zona merah, radius tiga kilometer dari kawah.
Letusan Sinabung pada 27 September 2017 lalu. Foto oleh Aidil Rizki Nasution

Gunung Sinabung kembali meletus pada Rabu (27/12) sore kemarin, menyemburkan awan panas ke langit, mengguyur tanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan hujan abu. Abu vulkanik dilaporkan sempat menerjang ladang warga yang berada di zona merah, radius tiga kilometer dari kawah. Dari puncak kawah Sinabung keluar asap yang disertai abu vulkanik warna abu-abu dan hitam. Beberapa desa di sekitar Sinabung terkena dampak hujan abu dari gunung tersebut.

Iklan

Menurut catatan koran Kompas, letusan yang terjadi kemarin adalah letusan terbesar dalam dua tahun terakhir. Erupsi ini juga mengakibatkan turunnya hujan lumpur di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung.


Baca artikel VICE lain yang membahas tentang Gunung Sinabung

Kendati awan panas membumbung tinggi dan ribuan penduduk terpapar hujan abu vulkanik, warga tetap tenang karena sudah terbiasa melihat erupsi Sinabung. “Tidak ada kepanikan akibat letusan karena hampir setiap hari Gunung Sinabung meletus,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip oleh Kompas.

Sudah lebih dari dua tahun Gunung Sinabung menyandang predikat awas, status darurat tertinggi yang bisa disematkan pada gunung berapi. Sejak itu, status gunung tak pernah turun hingga kini. Tak ada yang bisa memprediksi kapan Gunung Sinabung berhenti erupsi. Hingga tahun ini, tercatat setidaknya 7.000 penduduk diungsikan dan tinggal di perumahan sementara.

Erupsi dan gempat susulan diperkirakan bisa terjadi pasca letusan kemarin. Sutopo memperingatkan warga yang bermukim di radius tiga kilometer dari puncak, juga mereka yang tinggal dekat sungai-sungai agar waspada.