FYI.

This story is over 5 years old.

Seni Kontemporer

Museum of Bad Art Mengumpulkan Karya-karya Jelek Sejak 1993

Dari tong sampah sampai ke dinding galeri, Museum of Bad Art di Boston didedikasikan untuk melestarikan karya seni gagal yang sayang jika diabaikan.
Salah satu lukisan di Museum of Bad Art

Artikel ini pertama kali tayang di Creator

Museum Of Bad Art memiliki “standar-standar rewel,” menurut Permanent Acting Interim Executive Director Louise Sacco. Saat mempertimbangkan akusisi terbaru, MOBA mencari karya seni dengan “kualitas istimewa yang membedakannya dengan karya seni yang sekadar tidak kompeten.” Kurator di Chief Michael Frank secara rutin menyaring tawaran-tawaran dari calon donor di seluruh dunia, dan dia serta rekan-rekannya menyambangi pasar-pasar seni, toko-toko barang antik, dan mengorek-ngorek tong sampah untuk menemukan karya-karya seni yang layak disorot MOBA. Kabar ini tersebar cepat sampai-sampai perusahaan penampung sampah seringkali menelepon museum untuk mengabari temuan-temuan buruk.

Iklan

Anonymous, The Better To See You, My Dear. Didapat dari barter Museum ini mulai didirikan pada 1993, saat penjual barang antik Scott Wilson menemukan sebuah lukisan minyak di tong sampah—yang kini menjadi lukisan ikonik Lucy in the Field with Flowers. Kawan-kawan Wilson mendukungnya untuk memulai sebuah koleksi dan dia mulai menggelar resepsi di rumahnya. Audiensnya berkembang dan koleksinya menemukan rumah permanen di basement sebuah tetater komunitas di Dedham, Massachusetts. Saat kepemilikan bangunan tersebut berpindah tangan dan sang pemilik baru tidak menyukai keberadaan MOBA, museum itu akhirnya membuat galerinya sendiri di bioskop Somerville. Mereka juga mengoperasikan galeri-galeri cabang di Brookline dan South Weymouth, dekat Boston.

Kini, koleksi tersebut terdiri dari lebih dari 600 karya seni, dengan 60 karya seni dipajang dalam setiap pameran. Semuanya original dan dibuat dengan niat-niat yang tulus—tidak ada karya seni di velvet, lukisan-lukisan dengan angka, atau motif kitschy yang terkenal. Mungkin karena keterbatasan tempat penyimpanan, sebagian besar karya seni di sana dua-dimensi. Dari gambaran tubuh manusia yang jelek banget hingga lanskap dan eksperimen yang berakhir naas, koleksi ini merepresentasikan slogan museum itu: “art too bad to be ignored.”

Kalau kamu penasaran apakah ini semua semacam lelucon, kolom FAQ pada situsweb museum itu telah mengantisipasi kecurigaan kita, dan menawarkan jawaban: “Institusi ini bekerja keras dan lama dalam membangun pameran karya seni buruk di dunia. Kami memandang misi ini dengan sangat serius. Sejujurnya, kami terkejut dan geram atas sindirianmu ini.”

Iklan

Anonymous, The Waterfall. Dibeli di pasar loak di Buffalo, NY.

G.P., Natty Dread. Dipulung dari sampah di Somerville, MA, 2015.

Jack Owen, He Was a Friend of Mine. Dibeli di toko serba murah, 2007.

K. Koch, Spewing Rubik’s Cubes. Dibeli di toko serba mudarh di Boston, 2007 .

Selain pameran-pameran yang digelar pada ketiga lokasi mereka, Pember Library & Museum di Granville, New York, saat ini sedang menampilkan karya-karya MOBA pada pameran Dreadful Art yang mereka selenggarakan, dan Harvard Business School akan menjadi tuan rumah pada sebuah pameran di September. Kita bisa melihat koleksi Museum Of Bad Art di Google Open Gallery, dan pantau terus perkembangannya lewat lamannya di Facebook.