FYI.

This story is over 5 years old.

Dunia Lain

Wahana Uzur Milik NASA Simpan Bukti Adanya Laut Bawah Tanah di Luar Angkasa

Galileo, wahana luar angkasa milik NASA, ternyata tak sengaja terbang melintasi pancaran uap air dari permukaan Europa, salah satu satelit terbesar di orbit Jupiter.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

Air adalah fondasi dari semua kehidupan, di Bumi maupun [sepertinya] di planet-planet lain. inilah alasan para ilmuwan sering berusaha lebih dulu mencari keberadaan air atau laut di planet yang ditengarai memiliki ekosistem untuk penghuni setempat. Dalam sistem tata surya yang kita tinggali, Europa, salah satu satelit Jupiter; serta Enceladus, satu dari sekian satelit Saturnus; adalah kandidat benda langit selain bumi dan Mars yang ditengarai bisa atau pernah memiliki kehidupan, karena mempunyai perairan bawah tanah.

Iklan

Wahana Casssini—yang mengakhiri perjalanannya dengan menabrakan diri ke permukaan Saturnus—pernah terbang menembus uap air yang keluar celah permukaan es Enceladus. Uap serupa sudah sejak lama diperkirakan menguar dari Europa. Sayangnya, manusia sampai saat ini belum pernah mengambil sampel langsung dengan wahana luar angkasa apapun.

Atau malah pengambilan sampel itu pernah diambil? Sebuah penelitian yang diterbitkan senin lalu [14/5] di Jurnal Nature Astronomy mengungkap beberapa data berhasil dikumpulkan oleh wahana luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), bernama Galileo [sudah tak lagi beroperasi]. Dulu Galileo dikirim dengan tugas mengeksplorasi orbit planet Jupiter sepanjang kurun 1995 dan 2003. Dari rekaman misi tersebut, rupanya muncul bukti-bukti wahana tersebut melewati uap air pada 1997.

Di bawah pimpinan, seorang ilmuwan planet di University of Michigan in Ann Arbor, penelitian tersebut menemukan bahwa data yang ditunjukkan magnometer dan plasma wave spectometer yang terpasang di wahana tersebut mengindikasikan bahwa Galileo pernah terbang di atas sebuah geyser di Europa.

Jia sudah sangat akrab dengan hasil observasi Galileo lantaran pernah bekerja secara ekslusif dengan data-data di dalamnya saat mengejar gelar PhD di UC Los Angeles. Begitu teleskop luar angkasa Hubble mulai mencari keberadaaan uap air di sekitar Europa dan menghasilkan citra-citra menjanjikan dari kawasan ekuator salah satu satelit Jupiter tersebut, Jia kembali mengulik data-data yang diperoleh Galileo saat terbang setinggi 206 kilometer dari permukaan kawasan ekuator Satelit Europa.

Iklan

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, magnometer yang dipasang di kamera Galileo membaca data, “yang diperkirakan terjadi bila wahana luar angkasa terbang melewati sebuah uap air membumbung dari sebuah permukaan." Instrumen plasma yang juga dibawa Galileo menegaskan temuan tak lazim ini. Semua data ini terbaca mungkin terjadi karena ada air cair yang terioniasi menjadi atom hidrogen dan oksigen.

Jia dan koleganya lantas membuat permodelan matematis buat menyelidiki konsekuensi keberadaan uap air di Europa terhadap instrumen yang dibawa oleh Galilieo. Pada akhirnya mereka sampai pada skenario yang konsisten. “Hasilnya adalah bukti kuat keberadaan uap air di Europa,” begitu kesimpulan yang diambil Jia dan timnya.

Data ganjil soal lautan di tata surya selain Bumi ini bukan sesuatu yang benar-benar baru bagi ilmuwan. Tim yang bertanggung jawab atas eksplorasi Galileo juga menyadari data-data aneh dari hasil observasi yang dilakukan Galileo. Masalahnya, kala itu mereka tak punya latar belakang yang cukup untuk menyimpulkannya sebagai uap air. Ada perkembangan baru dari kajian Jia menunjukkan ilmu tentang planet di luar Bumi berkembang dalam jangka 20 tahun terakhir.

Wahana Antariksa Cassini, yang diluncurkan nyaris sedekade setelah Galileo, sejatinya tak didesain mencari mata air panas di luar angkasa. Nyatanya Cassini tak sengaja mendapatkan citra dan mengambil sampel pancaran uap iar Enceladus, para ilmuwan akhirnya terbuka untuk mencari bukti bahwa pancaran uap air di satelit berair macam Europa.

Jia kini menjadi ilmuwan terdepan yang akan meneliti lebih jauh laut bawah tanah di tata surya kita. Dia dilibatkan menyiapkan beberapa instrumen yang akan diangkut misi antariksa ESA/NASA Jupiter Icy Moon Explorer (JUICE). Wahana ini rencananya diluncurkan pada 2022. Jia juga terlibat misi NASA Europa Multiple Flyby yang diproyeksikan diluncurkan pertengahan 2020. Artinya, Jia berada di garis paling depan dalam obervasi kedua satelit orbit Jupiter itu untuk memahami lebih detail perairan bawah tanahnya.