Kuil Tikus di India yang Menakjubkan
Seluruh foto oleh penulis.

FYI.

This story is over 5 years old.

Foto

Kuil Tikus di India yang Menakjubkan

Di Kuil Karni Mata Kota Deshnoke, India, hidup lebih dari 20 ribu ekor tikus. Hewan pengerat itu dipercaya warga sebagai titisan dewa.

Deshnoke adalah sebuah kota kecil berdebu di tepi gurun Thar, India, yang terletak di antara New Delhi dan perbatasan barat India. Sebagai negeri dengan monumen-monumen mempesona, kota itu mungkin terlihat biasa saja, tetapi dari dekat kita bisa melihat jelas pesonanya. Dan sejauh ini, situs paling unik di Deshnoke adalah Karni Mata—kuil tikus-tikus.

Para peserta ibadah berbaris memasuki kuil

Tikus-tikus di sini, menurut legenda dan warga lokal jumlahnya melebihi 20.000 ekor. Hewan pengerat itu dianggap titisan Karni Mata, sosok tabib dan orang bijak di abad 15, yang menghilang di Deshnoke pada setelah berumur 151 tahun. Karni Mata dihormati karena dermawan, beritikad baik, dan memiliki kekuatan gaib. Meski terdapat beragam kisah tentang bagaimana ribuan tikus mulai tinggal di kota itu, semua orang mempercayai bahwa sang dewi mereinkarnasikan jiwa manusia sebagai tikus.

Iklan

Di dalam kuil itu, tikus-tikus merangkak dan meloncat ke sana kemari. Pengunjung yang pertama kali datang pasti akan merasa terganggu, seraya menghindari hewan-hewan berbulu yang memenuhi nyaris seluruh lantai marmer kuil. Mereka yang datang untuk sembahyang mendekati pura di bagian tengah kuil, lalu memberikan sesajen pada ratusan tikus di sekitar kaki patung Karni Mata.

Seekor tikus memakan kawanannya sendiri

Peserta ibadah yang paling taat beribadah akan menyesap air dari mangkuk tempat para tikus mandi dan bermain, sebelum memakan remahan sisa tikus. Beberapa umat tidur di dalam kuil, dengan tikus-tikus berkeliaran di atas badan mereka pada malam hari. Para pengantin baru mengunjungi kuil itu sebagai bagian dari upacara pernikahan. Bahkan, ada segelintir orang yang menjadikan kuil itu sebagai rumah.

Semua peribadatan di atas dianggap membawa keberuntungan. Terutama bagi mereka yang bertemu dengan dua tikus albino di kuil tersebut. Untuk memahami hubungan antara keberuntungan dan tikus dalam kebudayaan setempat, kami menjumpai beberapa orang yang ada di kuil.

ARUN PRASATH ILMUWAN BERUSIA 26 TAHUN YANG BEKERJA DI PUSAT RISET ATOM BHABHA DI KOTA MUMBAI

Saat mengunjungi kota Deshnoke dalam rangka menghadiri pernikahan seorang kawan, Prasath menyempatkan mampir ke kuil suci ini untuk pertama kalinya. Dia skeptis dibandingkan pengunjung lain.

Kamu bisa lihat pengunjung asing takut melihat tikus sebanyak itu Saya sama takutnya dengan mereka. Kami tidak mau masuk ke pura untuk berdoa dan makan bersama tikus, meski itulah tujuan banyak orang datang ke sini. Pendeta di sini membiarkan tikus-tikus berlarian di badannya, termasuk kepalanya. Dia tidak terganggu sama sekali.

Iklan

Saya sudah sering mendengar soal tempat ini dan sering melihatnya di film dokumenter. Kami diberitahu bahwa datang ke sini membawa berkah, nanti mimpi-mimpi kami akan terkabul kalau kami melihat tikus putih. Saya dan kawan-kawan tadi bertemu tikus putih itu. Jadi lihat saja nanti apakah harapan saya terkabul. Saya datang ke sini lebih karena tertarik mengamati praktik ibadah yang unik ini—dan menghibur diri.

Menarik, ya, banyak orang bilang tempat ini sakral. Tapi, di pojok sana tuh, ada tikus yang makan sesama tikus. Apanya yang sakral dari itu?

SUNIL GUPTA, 51, STAF PEMASARAN DARI NEW DELHI

Gupta mengunjungi area kuil untuk pekerjaannya. Dia baru kali pertama ke kuil tikus.

Cerita di balik kuil ini dimulai 500 tahun lalu ketika Yamraj, Dewa Kematian, datang mencabut nyawa anak berumur sepuluh tahun yang sangat akrab dengan Karni Devi. Yamraj bilang bahwa hidup anak ini telah usai dan dia perlu membawa jiwanya ke surga, tetapi Karni Devi engga mengizinkannya. "Saya juga punya kekuatan," kata Karni Devi ke Yemraj. Karni Devi lalu menghentikan Yemraj lalu mengubah anak itu menjadi tikus.

Sejak saat itu, seluruh jiwa pengikut Karni Devi, semua orang terdekatnya, tak bisa diambil oleh Yemraj, dan justru bereinkarnasi menjadi tikus. Semua tikus suci di sini adalah pengikut Karni Devi. Jadi, ketika mereka mati, mereka akan bereinkarnasi jadi manusia lagi. Itulah kekuatan dia, dan mengapa kita menyembah tikus-tikus ini.

Iklan

Saya tidak bisa memastikan bagaimana kuil ini memberikan keberuntungan bagi orang-orang. Dalam ajaran Hindu, ketika kita menyembah dewa, secara otomatis nasib kita membaik. Keberuntungan kita bertambah. Orang lain mungkin mengimani agama yang berbeda, tapi ajaran Hindu itu nyata; semua fakta telah dibuktikan secara ilmiah. Habisnya, bagaimana lagi kita bisa menjelaskan kehadiran tikus sebanyak ini di satu tempat?

NARAYN KRISHANT, 45, BEKERJA DI KUIL TIKUS SELAMA 25 TAHUN

Di luar jalur masuk, Krishant menjaga sepatu-sepatu para pengunjung. Dia belum pernah salah taruh sepatu.

Bayangkan, orang-orang dari segala penjuru India datang meminum air dan susu bareng tikus, untuk makan bersama tikus. Saya bisa masuk ke dalam kuil dan menyembah tikus-tikus itu selamanya, untuk dua puluh menit sekarang, dan sepuluh menit nanti. Setiap hari saya bekerja di sini selama enam belas jam, dan dibayar hanya 5,000 rupee [kira-kira 980,000 rupiah] per bulannya. Tapi ini tempat suci, jadi setiap orang terlahir dengan tugasnya masing-masing. Ini sudah menjadi tugas saya.

Di dalam kuil ini, tikus-tikus putih lebih diistimawakan. Sekarang ada dua yang tinggal di kuil. Sebagian orang datang ke sini berkali-kali hanya untuk membelai tikus putih, tapi tak pernah ketemu. Saya bisa melihat saya setiap hari, beruntung banget kan? Tiga tahun yang lalu saya mengalami serangan jantung, tetapi karena saya menyembah Karni Devi tanpa henti, saya hanya izin cuti dua hari. Itu satu-satunya kejadian saya sakit atau tak bisa datang kerja.

Iklan

Kali pertama saya ke sini, saya masih berumur delapan tahun. Saya pikir, Saya tidak perlu pergi kemana-mana lagi, hanya perlu ke kuil ini.

LAKI-LAKI BERUSIA 55 TAHUN INI SELALU BERADA DI KUIL SEPANJANG HARI

Dia bilang menyembah Karni Mata, karena menyediakan segala yang dia butuhkan dalam hidup.

Sejak lahir saya hanya pernah tinggal di sini… Saya tidak punya nama dan saya tidak ingin hal yang aneh-aneh. Saya adalah anak laki-laki Dewi Karni—itulah satu-satunya nama saya. Yang ada di kuil ini bukan tikus melainkan kabbas [yang diubah oleh Yang Maha Kuasa]. Ada cerita besar tentang mereka sebagai kabbas, tapi saya tidak bisa cerita ke kamu karena nanti kamu sudah harus pergi sebelum ceritanya selesai. Kamu beli saja bukunya kalau mau mempelajari cerita kuil ini. Pengunjung asing datang ke sini dan foto-foto dan mendengar sepintas soal budaya dan agama kami. Terus mereka pulang ke tempat asalnya. Apa mereka betul-betul paham?

Saya cuma orang miskin dan saya hidup cuma untuk menyembah Karni Devi. Sang Dewi lah yang memberi saya makan. Saya juga memakai obat-obatan terlarang, tapi paling sering ganja. Sang Dewi telah mengatur segalanya untuk saya. Apapun yang saya inginkan, nanti akan dikabulkan. Bahkan kalau saya mau, Sang Dewi bisa menampakkan dirinya untuk kita. Tapi itu membutuhkan kekuatan yang sangat, amat kuat. Kamu mengerti, kan, saya tidak bisa melakukannya sesuka hati.