Kontrasepsi

Efek Ekonomi Lesu: Harga Kondom Kondom Kemahalan dan Jadi Tak Laku di Argentina

Sejumlah besar orang Argentina lebih memilih bercinta tidak pakai kondom karena harganya yang makin tak masuk akal.
Efek Ekonomi Lesu: Harga Kondom Kondom Kemahalan dan Jadi Tak Laku di Argentina
Sumber ilustrasi kondom via pixabay.

Puluhan ribu orang Argentina lebih memilih berhubungan seks tanpa pengaman karena harga kondom dan pil kontrasepsi yang melonjak belakangan ini.

Dilansir Reuters pada Kamis lalu, apoteker dan produsen kondom di Argentina mengabarkan penjualan kondom dan alat kontrasepsi turun dikarenakan naiknya mata uang Peso dan inflasi.

Seorang apoteker di pinggiran kota Buenos Aires mengatakan, "banyak pembeli langsung melengos habis tanya harganya."

Iklan

Tingkat inflasi tahunan di Argentina mencapai 54,5 persen dan peso Argentina telah kehilangan dua pertiga nilainya terhadap dolar sejak awal 2018. Secara keseluruhan, ekonomi negara diperkirakan menyusut lebih dari 2,5 persen pada 2019. Stasiun televisi Aljazeera melaporkan 35 persen orang Argentina hidup dalam kemiskinan, sementara lebih dari setengah anak-anak hidup di bawah garis kemiskinan.

Di tengah kesengsaraan finansial itu, Reuters menjelaskan penjualan kondom turun 8 persen dibandingkan tahun lalu. Felipe Kopelowicz selaku presiden Kopelco, produsen kondom Tulipán dan Gentleman, memberi tahu Reuters bahan impor yang dibutuhkan dalam produksi kondom membuat harganya naik 36 persen tahun ini. Dalam waktu bersamaan, penjualan pil KB dilaporkan turun 6 persen.

"Ada sekitar 144.000 perempuan yang berhenti minum pil kontrasepsi setiap bulannya," kata Isabel Reinoso, presiden Konfederasi Farmasi Argentina, kepada Reuters.

Seks tanpa pengaman tentu berbahaya, karena bisa menyebabkan kehamilan tak terduga dan menyebarkan penyakit menular seksual. Akan tetapi, hal ini umum terjadi di negara yang perekonomiannya buruk.

Kolapsnya perekonomian Venezuela pada 2014 membuat kondom semakin jarang ditemukan, dan pada Februari 2015, 36 bungkus Trojan berharga $755 (Rp10 juta). Laporan Time pada 2013 menunjukkan masalah anggaran mengakibatkan remaja jarang menggunakan kondom, bersamaan dengan sekolah yang mengurangi sumber daya pendidikan dan ditutupnya klinik kesehatan.

"Orang-orang tetap berhubungan seks meski kesulitan ekonomi," kata pejabat kesehatan Oregon, Patrick Luedtke, saat itu. "Mana sumber dayanya?"

Rumah sakit Argentina sebenarnya bagi-bagi kondom gratis, tapi jarang ada warga sana yang tahu.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.