FYI.

This story is over 5 years old.

siklus kehidupan

6 Hal Praktis yang Harus Dilakukan Setelah Orang yang Kita Cintai Tutup Usia

Urusan administratif —seperti membayar tagihan, mengurusi rumah duka dan mencari akun bank mendiang— bisa bikin kepala muter tujuh keliling.
jsmith/Getty Images

Begitu salah satu orang yang kita sayangi meninggal dunia, hal terakhir yang ingin kamu pikirkan adalah masalah administrasi. Memberitakan kematian dan mengumpulkan teman-teman serta kerabat mendiang, menghadapi rasa duka dan mencukupi kebutuhan emosional kita sendiri adalah hal-hal yang harus dilakukan sekian hari—atau minggu—setelah orang yang dekat dengan kita meninggal.

Tak heran bila kemudian urusan-urusan yang sifatnya administratif—seperti membereskan hutang yang ditinggalkan mendiang serta membayar ongkos-ongkos pemakaman, menghubungi rumah duka hingga mencari akun bank—bisa bikin kita kalang kabut, ujar Eva Shaw, penulis buku What to Do When a Loved One Dies. “Hal-hal itu memang selalu datang pada saat yang tak tepat,” katanya. Namun, menjaga logistik agar tetap aman bisa menolong kita meminimalisir masalah yang muncul selang sekian hari atau minggu setelah orang yang kita cintai meninggal dunia.

Iklan

Berikut adalah enam hal praktis yang dapat kita lakukan saat orang terdekat kita tutup usia. Kami menyusunnya berdasarkan perbincangan kami dengan beberapa pakar agar lebih afdol.

Mengurus akta kematian

Saat seorang tutup usia, dokter atau praktisi medis harus menyatakan yang bersangkutan benar-benar sudah meninggal dunia agar proses selanjutnya bisa dilakukan. Jika seseorang menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit, petugas rumah sakit akan memberikan akta kematian. Bila seseorang meninggal di rumah, pihak yang ditinggalkan bisa menghubungi instalasi gawat darurat terdekat. Jenazah akan dibawa ke UGD, dinyatakan meninggal dunia dan dipindahkan ke rumah duka.

Memberitahu kawan dan kerabat mendiang

Kerabat dan kawan terdekat mendiang harus dihubungi segera setelah seseorang meninggal dunia. Setelah itu, kamu bisa mengurusi persiapan pemakaman, kata Shaw. Menulis dan menyebarkan obituari kematian seseorang bisa menjadi katarsis tersendiri sekaligus pekerjaan yang cukup melelahkan, jelas Scott Smith, penulis When Someone Dies: The Practical Guide to the Logistics of Death. Namun, obituari bukanlah hal yang wajib dilakukan dan kita tak perlu menghabiskan uang untuk membayar jasa pemasangan obituari di surat kabar.

Mengatur Pemakaman

Di kamar mayat, kamu bisa memutuskan apakah jenazah akan dikremasi atau dikubur—tentu, ini harus disesuaikan dengan kepercayaan yang dianut mendiang atau pesannya sebelum meninggalkan. Yang penting adalah kamu harus tahu hak-hak dalam situasi ini, kata Smith. Misalnya, petugas kamar mayat bisa saja berusaha menjual jambangan tempat abu jenazah, meski sebenarnya kamu tak memerlukan benda itu. “Mayoritas pelaku industri pemakaman sangat menjunjung tinggi etika, tapi tetap saja ada pemain-pemain nakal di luar sana,” ujar Smith. “Mereka cuma ingin mengeruk untung.”

Iklan

Rumah duka dan kamar mayat juga bisa memberikan akte kematian. Ada baiknya akte ini difotokopi beberapa kali, terang Smith. Kopian akte kematian ini akan diperlukan saat berurusan dengan institusi keuangan. Idealnya, kita menyimpan lima sampai sepuluh salinan akte kematian—jumlahnya bisa meningkat kalau mendiang mewariskan masalah keuangan yang rumit.

Malahan kalau jenazah lekas dikremasi, ongkos pemakaman—mencakup biaya transport jenazah, penguburan dan lain-lain—bisa membengkak. Inilah yang menurut Smith harus sering diingat. Sejumlah ongkos bisa ditanggung negara bila yang meninggal adalah personel militer. Alhasil, menghubungi kesatuan tempat mendiang ditugaskan penting dilakukan untuk mendapatkan hak-hak tersebut.

Menghentikan Air, Listrik dan Jaminan Sosial

Segera setelah seseorang menghembuskan nafas terakhirnya, segala benefit yang diberikan oleh sistem jaminan sosial harus dihentikan. “Orang keliru menyangka bahwa ini masalah pengelola jaminan sosial,” ujar Smith. “Tapi hal ini harus dipikirkan sebagai jika tidak diurus, kita bisa kena denda.”

Beberapa hari atau minggu setelah kematian, kerabat mendiang bisa mulai mengurus penghentian kartu kredit dan memforward email penting yang harusnya dilakukan mendiang saat masih hidup. Jika mendiang tinggal di apartemen dan tempatnya tinggal tak akan diisi orang untuk sementara, jangan lupa untuk mematikan listrik dan air.

Mentransfer uang dan membagikan aset

Smith menyarankan agar menyertakan anak sebagai pihak penanda tangan rekening bank, jadi mereka bisa mencairkan uang dengan mudah saat orang tua mereka meninggal. “Jika akun orang tua mereka berisi $3.000 (sekitar Rp42 juta dengan asumsi kurs Rp14 ribu), mereka bisa mengambil uang itu untuk kepentingan pemakaman dan sejumlah hal lainnya,” katanya. Tagihan kartu kredit juga harus segera dibereskan, begitu juga dengan pajak pendapatan sebelum yang bersangkutan meninggal.

Iklan

Biaya tak terduga yang ada hubungannya dengan proses pengurusan pemakaman seseorang bisa mengejutkan jumlahnya. Misalnya, beberapa bank bisa memiliki fitur “dicairkan bila pemilik meninggal,” yang memungkinan dana di dalamnya cair setelah pihak bank melihat akta kematian pemilik akun. Ini adalah fungsi tambahan dari akta kematian: Bank akan meminta akta asli—bukan fotokopian—untuk mencairkan rekening milik seseorang. Tanpa fitur dibayar saat pemilik meninggal atau jika anak tak dijadikan penanda tangan akun, dana dalam sebuah akun bisa beku dan baru bisa dicairkan setelah melewati proses legal tertentu.

Smith juga menekankan pentingnya mengecek nilai pasar dari properti yang ditinggalkan di hari seseorang meninggal. Jika properti tersebut diwariskan, nilai yang diwariskan adalah nilai yang tertera pada hari itu—dan pemilik baru tak diwajibkan membayar pajak pertambahan nilai atas properti yang mereka warisi. “Jika ibumu membeli rumah seharga US$50.000 (setara Rp779 juta), dan kini nilainya menjadi $2 juta (setara Rp28 miliar)," terang Smith, “kamu tak punya kewajiban membayar pajak sebesar $1,9 juta (setara Rp27 miliar)."

Kamu tak memerlukan bantuan pengacara selama mentransfer dana dan memproses aset peninggalan orang yang kamu sayangi. Namun, kehadiran pengacara akan mempermudah prosesnya. “Mengurus hal-hal ini bisa sangat memusingkan,” katanya.

Membersihkan apartemen dan rumah mendiang

“Salah satu yang merepotkan adalah mengurus barang-barang peninggalan mendiang,” kata Shaw. “Ini yang bikin orang kewalahan.” Membuang gelas kopi yang terakhir diminum mendiang dan koran yang terakhir dibaca almarhum sudah berat apalagi menyingkirkan baju-baju dan barang-barang berharga lainnya.

Inilah alasan beberapa para pakar masa-masa berduka merekomendasikan untuk tak melakukan apa-apa sampai satu tahun lamanya, kata Shaws. “Barang-barang warisan yang ada kaitannya dengan ulang tahun, liburan akan susah disingkirkan,” katanya. Jadi, barang-barang inilah yang harus didahulukan.

Proses mengurus surat wasiat dan membereskan akun-akun online bisa berlangsung dengan lamban. Beberapa bulan setelah orang yang kita sayangi meninggal, email dan permintaan akan tetap masuk akun email itu. Yang penting, kita harus siap bahwa proses ini akan berlarut-larut. Namun, ngobrol dengan orang tua kita tentang kehendak terakhir mereka saat masih hidup—untuk memastikan kamu paham betul apa saja yang mereka wasiatkan—atau membuat daftar kerabat dan orang-orang akan diundang ke acara pemakaman orang tuamu bisa membantu meringankan proses ini. “Inilah yang malas dibahas oleh penduduk Amerika Serikat,” tukas Smith. “Padahal ini hal penting yang harus dipersiapkan.”