Kriminalitas

Kisah Satu Keluarga Asal Jakarta Kompak Jadi Copet, Beraksi Sampai Luar Negeri

Usai kepergok mencopet penonton WSBK di Sirkuit Mandalika, rekam jejak ayah-ibu-anak kriminal yang unik ini terkuak. Polisi bilang mereka komplotan pencopet spesialis event internasional.
Satu Keluarga Asal Jakarta Tertangkap Mencopet di Acara WSBK di Mandalika
Ilustrasi pencopet via Getty Images

DC, LO, dan DA terbang dari Jakarta ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (19/11). Ketiganya terlihat selayaknya penonton biasa sebab memegang tiket resmi kompetisi balap World Superbike Championship (WSBK) yang akan dihelat di Sirkuit Mandalika.

Kenyataannya, ayah-ibu-anak itu datang bukan untuk menyaksikan apa yang ada di lintasan balap, melainkan beraksi di tribun penonton. Bersama lima tetangganya, mereka berkomplot mengincar pengunjung lain yang lengah untuk kemudian dicuri barang berharganya.

Iklan

Meski sudah menyusun rencana sematang mungkin, satu pelaku tertangkap di Gate 3 Sirkuit. DC, LO, dan DA langsung kabur ke Pelabuhan Lembar untuk bersembunyi. Anggota komplotan yang tertangkap mengaku pada aparat bahwa selain dirinya, ada tujuh orang lain yang bekerja sama nyopet selama WSBK. Polisi bergerak cepat, ayah-ibu-anak tertangkap di Lembar. Empat yang lain diringkus di kapal penyeberangan saat hendak melarikan diri menuju Bali. 

“Sejumlah polisi tidak berseragam yang kami tugaskan di Sirkuit Mandalika saat WSBK kemarin berhasil meringkus komplotan pencurian asal Jakarta,” kata Kabid Humas Polda NTB Artanto, Rabu (24/11), dilansir Republika. “Mereka masuk sebagai penonton dengan tiket resmi. Tetapi dari interogasi, mereka murni datang untuk melakukan pencurian.”

Macam serial Money Heist, para pencopet ini berbagi peran. Ada yang mengeksekusi, mengoper-oper barang curian, sampai menjualnya. Target utama komplotan adalah pengunjung perempuan dengan tas yang terbuka. DA, sang anak, dibebani tugas mengalihkan perhatian korban. Aparat menemukan empat buah ponsel sebagai barang bukti.

Pemeriksaan lanjutan menghasilkan informasi penting. Komplotan mengaku sebagai pencuri spesialis event-event besar. Mereka telah melakukan aksinya di Batam, Malaysia, dan Singapura dengan total sampai 50-an kali. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Hari Brata menyebut empat pelaku, termasuk tiga orang yang satu keluarga, dijerat KUHP Pasal 363 tentang pencurian dan diancam lima tahun penjara. Sementara, empat pelaku lain masih dalam proses pendalaman kasus.

Sebulan menuju gelaran WSBK, Hari mengklaim telah mengungkap 189 kasus pencurian dengan 267 tersangka. Pengamanan ini dilakukan sejak 22 Oktober untuk menciptakan kondisi penonton agar merasa aman dan nyaman. Semoga saja kegiatan aktif polisi menangkap para pencuri enggak cuma terjadi karena ada hajatan negara, tapi ya setiap hari seperti yang sudah seharusnya.

Kasus kriminal yang melibatkan satu keluarga sering terjadi di berbagai wilayah. Pada Februari kemarin, polisi menangkap empat pencopet di Surabaya, tiga di antaranya satu keluarga. RD (49) yang mengalami kesulitan keuangan mengajak AR (46) dan OR (26), istri dan anaknya, untuk membantu. “Sebetulnya keluarga enggak tahu. Saya yang ngajak, dia enggak tahu kerjanya apa. Saya paksa terus mereka ikut. Baru nyampe Tugu Pahlawan, saya cerita ke anak istri saya,” kata RD dilansir Detik. Kasus tertangkap ini adalah kali keempat RD dan keluarganya beraksi.

Tarik sedikit ke September 2020, giliran Polda Metro Jaya menangkap tujuh tersangka pencurian motor, lima orang di antaranya merupakan satu keluarga. Dalam sebulan, komplotan mengaku bisa sampai sembilan kali mencuri. Mereka biasanya mencari target parkiran ruko, minimarket, dan kos-kosan yang sepi. Ajaibnya, pelaku mengaku hanya butuh waktu satu menit saja untuk menggondol sepeda motor. Sungguh terlatih.