Sains

Lelaki Apes di Irak Jadi Manusia Pertama Tewas Ketiban Meteor

Kejadiannya di Irak Abad 19, peristiwa langka itu sempat sampai ke telinga Sultan Ottoman. Ilmuwan menemukan bukti kejadian ini nyata. Peluang manusia kejatuhan meteor ternyata kecil sekali.
Lelaki Irak tewas kejatuhan meteor kasus pertama di dunia
Kawah lokasi jatuhnya meteor zaman purba di Arizona, AS. Foto: Kevin Walsh 

Para ilmuwan menemukan laporan tertua tentang kematian manusia akibat terhantam meteor yang terjadi 22 Agustus 1888 di kawasan Sulaymaniyah, Irak.

Mereka mengetahui peristiwa sangat langka tersebut dari arsip yang belum lama dibuat versi digitalnya oleh pemerintah Turki. Temuan ini kemudian diuraikan dalam studi terbitan Meteoritics & Planetary Science yang dipimpin oleh ahli fisika Ozan Ünsalan dari Universitas Ege, Turki.

Iklan

"Sejauh pengetahuan kami, ini bukti pertama menunjukkan jatuhnya meteor pernah menewaskan manusia," demikian kutipan kesimpulan penelitian tersebut. "Temuan ini menduga kemungkinan adanya catatan sejarah lain menggambarkan peristiwa kematian atau cedera lain yang disebabkan oleh meteorit."

1588269108565-2-terribleluck

Peta daerah 1915, dengan detail tambahan yang menunjukkan airburst awal (tanda warna kuning) dan dugaan lokasi tewasnya korban. Gambar: Unsalan dkk, Meteoritics and Planetary Science, 2020

Planet kita rutin dihantam benda luar angkasa, dan beberapa peristiwanya berdampak besar bagi kehidupan di Bumi. Uniknya, meski ledakan meteor bisa berbahaya saat menghantam tanah, kemungkinan meteor jatuh menewaskan manusia sangat rendah. Peluangnya satu banding sekian puluh juta. Bahkan, tidak pernah tercatat ada kejadian fatal semacam ini sebelumnya.

Sebagaimana dipaparkan tim Ünsalan, ada beberapa laporan terkait korban meteor sebelumnya. Seorang lelaki di India dikabarkan tewas pada 2016 karena kejatuhan meteorit, tetapi NASA meragukan penjelasannya. Ada juga rumor kematian akibat peristiwa meteor yang terjadi di Siberia pada 1908. Peristiwa yang dikenal sebagai Ledakan Tunguska ini menumbangkan sekitar 80 juta pohon, tapi tak ada bukti kuat membuktikan ada warga lokal tewas dalam peristiwa tersebut.

Kurangnya bukti bukan berarti belum pernah ada manusia mati atau cedera dihantam benda luar angkasa. Pada 1954, perempuan Alabama bernama Ann E. Hodges mengaku terluka oleh meteorit yang membobol atap rumahnya. Saat itu, dia sedang tidur siang di sofa. "Hodges Meteorite" benar-benar materi dari luar angkasa, dan kini dipajang di Museum Sejarah Alam Alabama.

Iklan

Faktanya, hingga saat ini, belum pernah ada laporan korban tewas akibat hujan meteor. Tim Ünsalan kini berhasil mengisi kekosongan sejarah dengan dokumen digital yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Arsip Negara Kepresidenan Republik Turki.

Mereka menemukan tiga surat dari pejabat setempat yang melaporkan peristiwa tersebut hingga sampai ke Abdul Hamid II, Sultan Kekaisaran Ottoman pada masa itu.

1588269083409-1-terribleluck

Salinan versi digital surat pertama yang dikirim oleh mantan Gubernur Sulaymaniyah Mustafa Faik Mustafa Pasha ke Ahmed Munir Pasha, yang kemudian mengirimkannya ke Sultan. Gambar: Unsalan, Bayath dan Jenniskens.

Semua suratnya melaporkan hal serupa. Cahaya sangat terang penuh asap terlihat dari desa “Dilaver”, yang terletak di timur Sulaymaniyah.

Terjemahan surat berbunyi, “Meteorit jatuh bagaikan hujan kira-kira selama 10 menit” dan merusak tumbuhan secara luas. Dokumennya kemudian menjelaskan seorang lelaki di desa Ҫişane tewas dalam hujan meteor, sedangkan lainnya lumpuh karena hantaman benda luar angkasa. Nama para korban tidak disebut dalam dokumen.

Dari surat itu, terungkap bahwa sampel meteorit dikirim ke Istana Sultan untuk dipelajari lebih lanjut. Namun sayangnya, tanggapan Sultan belum ditemukan dalam arsip. Ünsalan dan rekan berharap bisa menemukan tanggapan pemerintah terhadap peristiwa itu jika arsipnya semakin banyak diubah ke dalam bentuk digital.

"Walaupun masih ada banyak dokumen di arsip nasional kami, temuan bersejarah pertama ini dapat mengawali penelitian lebih lanjut dalam bidang tersebut," begitu kesimpulan para peneliti.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard