Penipuan

Waspada, Lowongan Kerja Bodong Marak di LinkedIn

Di beberapa negara, penipu menyamar sebagai HRD untuk menguras uang pencari kerja.
linkedin
For: Lorenzo Di Cola/NurPhoto via Getty Images

Penipu berpura-pura menjadi staf HRD dan menyebarkan lowongan kerja palsu kepada pengguna LinkedIn. Calon pelamar wajib menyebutkan rekening bank jika ingin diterima di perusahaan.

Videografer Luigi Benvisto menerima dua pesan LinkedIn dari pengguna yang mengaku bekerja di toko alat olahraga Decathlon dan perusahaan logistik DB Schenker. Dia ditawarkan untuk bekerja di sana.

Kepada Motherboard, Benvisto menunjukkan pesan yang dikirim oleh “perekrut” DB Schenker. “Anda memiliki pengalaman yang luar biasa sebagai Video Editor. Kami berniat mengundang Anda untuk wawancara,” begitu bunyinya.

Iklan

Mereka mengirim PDF berisikan deskripsi pekerjaan setelah ditanya lebih lanjut mengenai lowongan ini. Tapi anehnya, ada poin dalam dokumen yang mengharuskan calon pelamar untuk mengunjungi portal dan mendaftarkan “rekening bank valid untuk sistem penggajian”. Perekrut dari Decathlon juga mengirim PDF yang kurang lebih sama isinya.

“Modus penipuannya dilakukan dengan baik. Insting saya mengatakan ada yang aneh, jadi saya menghubungi staf HRD di LinkedIn untuk memastikan,” Benvisto memberi tahu Motherboard lewat email.

Curiga, dia pun mencari nama staf di LinkedIn. Dia kemudian menanyakan mereka apa benar sedang membuka lowongan. Dalam pesan balasan, mereka menegaskan tidak pernah menawarkan pekerjaan kepadanya.

“Berhati-hatilah dan jangan percaya orang-orang ini,” ujar staf asli DB Schenker, menurut transkrip percakapan yang dibagikan oleh Benvisto.

Juru bicara LinkedIn menjelaskan “lowongan kerja atau profil palsu tergolong pelanggaran. Tim kami menggunakan sejumlah teknik otomatis, ulasan manusia, dan pelaporan pengguna untuk menghapus lowongan pekerjaan dan perusahaan palsu, serta mencegah pembuatannya. Anda bisa melihat perkembangan terbaru kami di Laporan Transparansi.”

“Pengguna bisa menghubungi kami di sini untuk melaporkan perusahaan atau lowongan pekerjaan yang mencurigakan. Kami akan segera menindaknya,” juru bicara LinkedIn menjelaskan dalam email.

Pasar tenaga kerja dunia terguncang Covid-19. Di Indonesia sendiri, jumlah pengangguran tembus sembilan juta orang tahun lalu dan masih terus meningkat. Para penipu memanfaatkan ini untuk menguras orang-orang yang bahkan sudah kesulitan akibat tidak punya pekerjaan.

Pekan lalu, presenter televisi Nidhi Razdan di India mengekspos seseorang yang mengaku sebagai perwakilan Universitas Harvard. Orang itu menawarkan posisi Associate Professor Jurnalistik kepadanya. Beberapa bulan setelah menerima tawaran itu, dia menghubungi Universitas Harvard dan menyadari lowongan kerja itu palsu.

Ini bukan kasus penipuan pertama yang berkedok lowongan pekerjaan. Sudah banyak calon pelamar di Tanah Air yang dipanggil wawancara hanya untuk dikuras uangnya. Namun, ini pertama kalinya lowongan kerja bodong disebar di platform profesional LinkedIn.