podcast vice

Sebuah Seni Memberi ‘Nyawa’ Karakter Ala Bimoky

Jika dengar nama Bimoky, kebanyakan orang mungkin gak akan kenal dia siapa. Tapi suara pemuda itu sudah terdengar akrab di telinga tanpa kita sadari.
Lelaki berkacamata mengenakan jaket hijau army
Bimo ‘Bimoky’ Kusumo Yudo, voice actor kenamaan Indonesia, saat datang ke podcast VICE Census Nusantara

Pada saat menonton kartun di layar kaca, atau ketika ada selingan iklan, tidak semua orang ngeh ada profesi keahlian spesifik seperti aktor suara yang berada di belakangnya. Mungkin makin sedikit lagi yang sadar apabila semua orang bisa berlatih dan bekerja menjadi pengisi suara.

Kesadaran ini semakin meningkat di kala pandemi Covid-19, saat banyak voice over (VO), dubber, atau pengisi suara lainnya yang membuat konten di media sosial. Salah satunya Antonius Bimo Kusumo Yudo, atau yang akrab disapa Bimoky.

Iklan

Bimoky sadar betul dia anak yang memiliki privilege dari orang tua, yang keduanya merupakan aktor suara, khususnya sandiwara radio. Kebiasaan ikut bapak bekerja, membuat laki-laki 32 tahun ini semakin akrab dengan dunia sulih suara. Hingga pada 1995, saat ia baru lima tahun, Bimoky berkesempatan mengisi suara untuk iklan.    

“Waktu itu iklan [minyak] telon,” kata Bimoky dalam podcast VICE ‘Census Nusantara’. “Waktu kecil menang lomba karate atau gambar, senangnya tiga hari aja. Kalau suara bisa masuk TV, [ngerasa] kerennya panjang, [terus bilang ke bapak] mau lagi dong.”

Berkiprah di dunia ini terus Bimoky lakoni sampai dewasa. Memiliki orang tua yang juga berada di bidang yang sama membuat proses belajar bisa lebih dekat. Keseriusannya mendalami profesi VO semakin menjadi saat bapak Bimoky memberikan kuasa rekening sewaktu dia kelas 2 SMA, termasuk hasil uang dari pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Menyebarkan kesadaran dan pengetahuan dunia voice over nyatanya tidak selalu berjalan mulus. Saat masih awal-awal rutin membuat konten, banyak yang tidak suka dengan cara Bimoky menyebarkan wawasan tentang industri ini.

“Banyak banget yang nolak cara aku spreading awareness industri ini. Beberapa orang pengin enggak banyak yang tahu [dunia ini], biar kita-kita aja,” kata Bimoky yang juga memiliki tempat pelatihan Voice Institute Indonesia. “Alasannya sesimpel kolam makin gede, pesaingnya makin banyak.”

Iklan

Namun pesan ayah yang tidak boleh pelit ilmu terus melekat. Selama belajar mengisi suara, Bimoky merasa mendapat ilmu dari orang yang tidak pelit. Masa iya dia sekarang jadi orang yang pelit?

Sudah banyak tawaran job yang Bimoky jabanin. Salah satunya terlibat dalam proyek bersama Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Kala itu, ada sebuah gerakan yang langsung disupervisi oleh presiden.

Agar hasil suara semakin mengena, seorang VO perlu memberikan nyawa pada setiap tulisan yang dia baca. Perlu paham maksud, tujuan, situasi, sampai target tulisan menjadi pertimbangan saat take suara.

Masih banyak obrolan tentang dunia voice over dengan Bimoky di podcast ‘Census Nusantara’. Mulai dari cara menembus industri voice over, perbedaan dunia sulih suara dahulu dan sekarang, voice talent daerah, tantangan dari kecerdasan buatan (AI), hingga saran untuk kalian semua yang tergiur nyebur ke dunia ini. Tidak hanya soal profesinya, Bimoky juga berbagi cerita pengalaman menyentuh saat dia berkunjung ke komunitas tuli.

Kalian bisa langsung ke podcast ‘Census Nusantara’ yang dipandu duo host Raka Ibrahim dan Fathia Izzati. Kalian tinggal ketik saja di kolom search Spotify pakai kata kunci ‘Census Nusantara’. Pasti ketemu kok.

Lewat podcast ini, kalian bisa mengenal sosok anak muda menarik dari berbagai kota, dan kami yakin kalian bisa semakin paham betapa kaya dan beragamnya nusantara, dan betapa kreatifnya anak-anak muda di dalamnya. So, jangan lupa follow ‘Census Nusantara’ and listen to it for free only on Spotify.