Penembakan Massal

Buru Penembak Penumpang Subway di New York, Polisi AS Pasang Bounty Rp718 Juta

Tersangka, diidentifikasi sosok lelaki kulit hitam, menembakkan pistol sambil melempar bom asap ke gerbong kereta bawah tanah di Brooklyn. Akibat aksinya, 23 penumpang cedera.
Pelaku penembakan subway di New York Lukai 23 Orang Masih Buron, NYPD pasang sayembara $50 ribu
Polisi New York mengamankan pintu masuk ke stasiun subway di Brooklyn setelah terjadi penembakan dan pelemparan bom asap pada 12 April 2022. Foto oleh Mostafa Bassim/Anadolu Agency via Getty Images

Kota New York, Amerika Serikat, diguncang kasus penembakan di ruas kereta bawah tanah (subway) yang sedang berhenti di Stasiun Brooklyn pada 12 April 2022, pagi waktu setempat. Insiden itu mencederai 23 penumpang, 10 orang di antaranya mengalami luka tembak.

Pelaku, yang mengenakan topeng antigas, melemparkan bom asap ke salah satu gerbong, memicu kepanikan. Di tengah kungkungan asap, dia menembakkan sekitar 33 peluru secara membabibuta dalam gerbong. Pelaku segera kabur dari lokasi setelah beraksi, dan hingga artikel ini dilansir masih diburu oleh aparat.

Iklan

Kepolisian New York (NYPD) berhasil mengidentifikasi terduga pelaku, ditengarai bernama Frank R. James. Lelaki Afrika-Amerika berusia 62 tahun itu sekarang sedang diburu, karena ditemukan keterkaitan antara mobil van yang dia sewa di Kota Philadelphia, dengan mobil mencurigakan di TKP. Kunci mobil sewaan tersebut ditemukan polisi tertinggal di dekat stasiun kereta bawah tanah, sehingga kecurigaan aparat meningkat. Meski bukti-bukti yang tersedia cukup kuat, polisi belum menetapkan James sebagai tersangka pelaku penembakan.

NYPD turut mengumumkan sayembara senilai US$50 ribu (setara Rp718 juta) bagi siapapun yang bisa memberi informasi terkait terduga insiden penembakan di Brooklyn.

Selain kunci mobil rental, polisi turut mengamankan pistol jenis Glock 9mm yang digunakan untuk menembaki penumpang. Selain itu ditemukan bungkus kembang api, bensin, dan magasin pistol. Dari rekaman CCTV, pelaku terlihat melempar dua bom asap dalam gerbong, sebelum menembaki penumpang secara acak.

Selain 10 orang yang terkena peluru, sebanyak 13 orang lain mengalami cedera akibat kepanikan di tengah kepungan asap. Ada yang terjatuh dan mengalami cedera, ada pula yang harus dilarikan ke RS akibat terlalu banyak menghirup asap. Untuk mereka yang mengalami luka tembak, mayoritas kondisinya kini sudah stabil, dan tidak ada yang nyawanya terancam.  

Hingga artikel ini dilansir, motif pelaku masih menjadi misteri. “Kami belum bisa menemukan ada indikasi motif tertentu yang membuat pelaku penembakan melakukan aksinya,” ujar Komisaris Polisi NYPD Keechant Sewell dalam jumpa pers.

Iklan

Penembakan itu terjadi pada pukul 8.24 pagi, saat kereta bawah tanah sedang cukup padat penumpang. Stasiun 36th Street di Brooklyn terhitung sebagai hub kereta bawah tanah menuju Manhattan yang selalu padat tiap jam berangkat kerja, sehingga insiden tersebut sempat mengacaukan jadwal para komuter.

Keberadaan James juga masih memicu tanda tanya. NYPD sudah menghubungi aparat di Philadelphia dan Wisconsin untu terlibat melakukan pencarian, mengingat lelaki tersebut memiliki alamat rumah di dua negara bagian tersebut.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengutuk insiden penembakan di New York tersebut. Dia mengapresiasi sesama penumpang yang segera bersolidaritas membantu mereka yang tertembak atau cedera akibat panik dikepung asap. “Saya mendoakan mereka yang cedera dan terdampak trauma atas insiden ini agar bisa segera pulih,” ujar Biden. “Saya bisa menjamin aparat tidak akan berhenti sampai bisa menemukan dan menangkap pelaku.”

Follow Greg Walters di Twitter