FYI.

This story is over 5 years old.

makhluk luar angkasa

Para Peneliti Memperingatkan Alien Bisa Saja Meretas Kita dari Luar Angkasa

Bisa tidak ya makhluk luar angkasa menaklukkan bumi?
foto: shutterstock

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard Sekarang tahun 2050 dan planet bumi baru saja mendapat pesan antar bintang untuk pertama kalinya dari intelijen luar angkasa. Momen ini membuat gempar dunia, dan media berlomba-lomba untuk memberitakannya. Semua orang sulit percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Para ilmuwan, linguis dan ahli matematika dunia berusaha mati-matian untuk memecahkan maksud di balik pesan tersebut. Tidak disangka-sangka yang terjadi setelah kode tersebut berhasil dipecahkan adalah malapetaka bagi bumi. Semua kendaraan otonom bertabrakan, data komputer dienkripsi secara besar-besaran, semua jaringan listrik mati, dan tidak ada satu orang pun yang bisa belanja online menggunakan Bitcoin yang sudah menjadi mata uang global.

Iklan

Tampaknya memang seperti cerita-cerita di film, tetapi baru-baru ini dua ahli astrofisika telah mempertanyakan kemungkinan peretasan yang dilakukan dari luar angkasa dalam sebuah jurnal penelitian tanpa telaah sejawat yang diunggah ke arXiv. Meskipun para peneliti memperingatkan ancaman pesan alien yang berbahaya, mereka akhirnya berpendapat bahwa ada manfaat yang signifikan dari pencarian tersebut.

Aktivitas utama Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) terbagi menjadi dua: mendengarkan sinyal dari luar angkasa dan memancarkan sinyal ke luar angkasa. Upaya transmisi (secara kolektif dikenal sebagai Messaging Extraterrestrial Intelligences atau METI) telah dikritik oleh kalangan SETI sebagai kegiatan yang sia-sia dan ancaman yang bisa membahayakan bumi. Alasannya karena kita tidak mengetahui apakah alien akan menanggapinya dengan baik, dan bisa saja menciptakan masalah ke bumi.

Michael Hippke dan John Learned, ahli astrofisika dari Sonneberg Observatory dan University of Hawaii, menyatakan bahwa mendengarkan pesan dari luar angkasa bisa menyebabkan kehancuran di bumi.

Skenario 1: Bumi menerima pesan ancaman yang berbunyi “Kami akan membuat matahari mengalami supernova besok.” Meskipun kita tidak mengetahui apakah alien bisa mengirim pesan seperti ini, tetapi yang pasti pesan ini akan membuat panik manusia.

Skenario 2: Alien mengirimkan kode berbahaya yang tersebar di internet untuk mendatangkan malapetaka, seperti serangan notPetya tahun lalu. Skenario ini kontroversial. Astronom senior dari SETI, Seth Shostak, berpendapat bahwa kode alien tidak mungkin dapat dieksekusi secara otomatis di komputer karena sinyal yang masuk akan diproses di observatorium. Namun, penulis jurnal penelitian tersebut membantah dan mengatakan bahwa ada skenario di mana kode tersebut akan dieksekusi setelah diterima. Misalnya, jika data dalam pesan dikompres untuk meningkatkan tingkat transmisi, maka tidak mungkin tahap dekompresi dilakukan secara manual tanpa komputer.

Iklan

Kelemahannya, pesan tersebut bisa mengandung kode berbahaya yang bisa menginfeksi komputer yang menafsirkan pesan. Pada awal 2000an, seorang peneliti SETI mengusulkan decoding messages pada komputer air-gapped untuk alasan ini.


Baca artikel VICE lain yang membahas tema serupa:

Hippke dan Learned berpendapat bahwa pelindungannya lemah. Komputer bisa saja diisolasi jika pesan hanya diterima di satu lokasi, tetapi ada kemungkinan besar hal itu bisa diterima di beberapa observatorium, atau bahkan diambil oleh astronom radio yang masih amatir dan tidak dilengkapi perangkat lunak untuk mengkarantina pesan tersebut.

Hippke dan Learned pun memberikan skenario lain. Alien mengirimkan pesan dengan header yang berbunyi “Kami adalah temanmu. Kami sudah menyertakan perpustakaan galaksi. Bentuknya berupa kecerdasan buatan yang bisa memahami bahasamu dengan cepat dan akan menjawab segala pertanyaanmu. Sebelumnya, kamu harus memasukkan kode dengan mengikuti petunjuk berikut…” Di skenario ini, peneliti membayangkan cara terbaik untuk mengisolasi komputer yaitu dengan membuangnya ke luar angkasa dan memasang bahan peledak agar eksperimen mereka bisa dihentikan kapan saja.

Masalahnya, beberapa peneliti AI percaya bahwa mengisolasi teknologi AI yang sudah maju sangat tidak mungkin karena bisa membuat manusia tertarik untuk melepaskannya ke alam bebas. Dalam kasus teknologi AI luar angkasa, mesin yang diisolasi bisa saja memiliki cara yang bisa menyembuhkan kanker dengan imbalan peningkatan daya komputasi sebesar 10 persen.

Meskipun wajar saja bagi kita untuk melakukan barter dengan teknologi AI alien, peneliti membayangkan apa konsekuensinya apabila alat penyembuh kanker terlibat dalam penciptaan nanobot dari cetak biru (blueprint) yang disediakan oleh AI. Peneliti membayangkan bagaimana kalau ternyata cetak biru tersebut berbahaya? Awalnya manusia ingin membangun nanobot penyembuh kanker, tetapi ternyata mereka diprogram untuk menghancurkan bumi.

Skenario-skenario yang diberikan peneliti memang terkesan berlebihan, tetapi sebaiknya tidak diabaikan karena siapa tahu kita mampu mendapatkan pesan dari intelijen luar angkasa suatu saat nanti. Selain itu, ini tidak bisa menjadi alasan bagi kita untuk tidak membuka pesan masuk.

“Sanggahan utama kami yaitu pesan dari ETI tidak dapat didekontaminasi dengan pasti. Secara keseluruhan, kami percaya bahwa risikonya sangat kecil, dan potensi manfaatnya sangat besar, jadi kami sangat menganjurkan untuk membaca pesan masuk,” Hippke dan Learned menyimpulkan.