FYI.

This story is over 5 years old.

Kalian Perlu Tahu

Pengidap Depresi Cenderung Mengunggah Gambar Suram di Instagram

Hasil penelitian terbaru dapat memberi pemahaman baru pada kita mengenai dampak gangguan mental terhadap perilaku seseorang di medsos.
Foto: Chris Danforth

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Feed Instagram yang dikurasi hati-hati bisa menimbulkan kesan seseorang menjalani kehidupan yang glamor dan mewah. Ternyata setelah diteliti lebih jauh, foto yang berwarna kebiruan, gelap, dan tidak banyak memakai filter mengindikasikan pengunggahnya memiliki gangguan mental. Kesimpulan itu disampaikan penelitian yang dirilis di Jurnal EPJ Data Science.

Iklan

Sebanyak 166 orang direkrut untuk penelitian ini, 71 orang di antaranya telah didiagnosa secara klinis mengidap depresi. Para peserta menyerahkan akses ke akun Instagram pribadi mereka pada para peneliti. Total lebih dari 43.000 foto kemudian diperiksa oleh tim.

Para peneliti menggunakan algoritma komputer untuk menganalisa setiap pixel foto tersebut, mencari warna, metadata, serta melakukan pemindaian wajah. Metode observasi ini lantas dipakai sebagai dasar memprediksi pengguna mana yang memiliki depresi dan mana yang tidak. Peneliti hanya fokus pada gambar. Teks, caption, dan komen semuanya diabaikan. Model ini memiliki angka keberhasilan 70 persen mengidentifikasi pengidap depresi—ini angka yang lebih tinggi dibanding telaah medis standar yang rata-rata hanya mencapai angka keberhasilan prediksi 50 persen.

"Kami ingin mengidentifikasi kebiasaan pengguna Instagram yang mungkin mereka tidak sadari," kata Chris Danforth, guru besar ilmu komputer di University of Vermont yang juga menjadi penggagas penelitian ini saat dihubungi Motherboard.

Garis biru mengindikasikan pemanfaatan filter Instagram yang lebih rendah dibanding pengguna tanpa gangguan depresi. Sumber gambar: Reece and Danforth

Algoritma komputer mengidentifikasi beberapa tren di antara pengguna Instagram pengidap depresi. Foto-foto mereka cenderung berwarna lebih biru, gelap, abu-abu, tanpa filter, memiliki lebih banyak komen, dan lebih sedikit likes. Kalaupun menggunakan filter, pengguna Instagram yang mengidap depresi cenderung memilih lensa hitam-putih Inkwell, sementara pengguna lain lebih memilih warna-warna hangat dan cerah ala Valencia (peneliti menciptakan sebuah ilustrasi untuk menunjukkan perbedaannya, bisa kalian lihat dalam infografis di atas).

Iklan

Individu pengidap depresi juga lebih sering mengunggah foto wajah seseorang, tapi memiliki rata-rata muka per foto lebih rendah dari pengguna lain.

Analisa statistik dari korelasi ini menunjukkan hubungan lumayan kuat, namun Danforth belum mau menarik kesimpulan lebih jauh. Dia mengingatkan berhubung penelitian ini hanya dilakukan dengan sample yang kecil dan spesifik, hasilnya tidak boleh langsung dijadikan kesimpulan.

"Setidaknya penelitian kami memberi sedikit petunjuk tentang cara baru untuk menganalisis tanda gangguan kejiwaan," kata Danforth. "Apakah analisis ini bisa diterapkan untuk setiap pengguna Instagram lainnya, kami belum sepenuhnya yakin."

Penelitian ini memperkaya tinjauan karya ilmiah sebelumnya yang memakai media sosial sebagai alat memprediksi kesehatan mental seseorang. Sebuah penelitian tahun lalu berhasil mengidentifikasi Ibu-ibu yang beresiko mengalami depresi pascapersalinan berdasarkan postingan media sosial dengan tingkat akurasi 71 persen. Penelitian lainnya menggunakan metadata seperti jumlah tweet seseorang dalam satu hari untuk mengidentifikasi resiko depresi. Ada juga banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengidap depresi cenderung lebih dekat dengan warna-warna gelap, tidak peka warna dan melihat dunia dalam warna abu-abu.

Danforth mengatakan perlu lebih banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan prediksi-prediksi timnya secara akurat terhadap populasi penduduk yang lebih luas. Apabila hasilnya semakin presisi, metode pemindaian gambar di medsos dapat menjadi alat yang berguna bagi dokter kejiwaan untuk mendapatkan diagnosa yang akurat dan cepat.

Apakah artinya teman-teman kalian yang hobi mengunggah foto hitam putih di Instagram mengidap depresi? Belum tentu. Setidaknya berbekal hasil penelitian Danfort dkk kita bisa mulai petunjuk awal untuk mencari tanda-tanda depresi. Sebab apa yang sesungguhnya dialami para pengguna Instagram, tak bisa kita lihat kesehariannya di luar citra media sosial.