Obituari

Rekam Jejak Kedekatan Mendiang Konglomerat Ciputra dan Penguasa Orde Baru

Ciputra adalah jenis konglomerat yang kini semakin jarang ada di Indonesia. Kendati dekat dengan kekuasaan, raja properti itu punya peran memperkuat ekosistem demokrasi di Tanah Air.
Rekam Jejak Kedekatan Mendiang Konglomerat Ciputra dan Penguasa Orde Baru
Mendiang Ir. Ciputra (tengah) saat mengunjungi proyek pembangunan properti anak usahanya di India pada 2004 lalu. Foto oleh DESHAKALYAN CHOWDHURY/AFP

Ciputra, orang terkaya nomor 27 se-Indonesia, meninggal dunia di Singapura dini hari tadi (27/11) karena sakit. Kebenaran kabar ini dikonfirmasi Direktur PT Ciputra Development Tulus Santoso bahwa pendiri Ciputra Group tersebut wafat pukul 01.05 waktu setempat. Jenazah disemayamkan pagi tadi di rumah keluarga di Jakarta Selatan.

“Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini. Jadwal pemakaman akan diberitahukan lebih lanjut setelah jenazah tiba di Jakarta,” bunyi pernyataan resmi Ciputra Group dilansir Tempo. Ciputra sendiri merupakan salah satu pendiri majalah Tempo.

Iklan

Meski dikenal luas sebagai pengusaha, Ciputra memulai karier sebagai arsitek di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PD Pembangunan Jaya. Salah satu karyanya yang dikenal sampai saat ini adalah tempat rekreasi Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara. Saat itu, ia melempar ide taman rekreasi ke Gubernur DKI Ali Sadikin terkait pembutan taman rekreasi di Jakarta Utara. Ali lantas menyetujui ide itu dan menugaskan Ciputra untuk membuat Taman Impian Jaya Ancol menjadi Disneyland-nya Indonesia.

Ciputra Group didirikan Ciputra dan keluarganya pada 1981. Bermula dari bisnis properti, Ciputra melakukan ekspansi bisnisnya ke sebelas industri lain: pengembang kota, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, pusat rekreasi, fasilitas olahraga, telekomunikasi, kesehatan, broker properti, media, dan e-commerce. Pada awal 2019, kekayaan keluarga Ciputra ditaksir mencapai Rp15,4 triliun.

Di bidang pendidikan, ada Universitas Ciputra sebagai lembaga akademis pertama yang fokus mencetak pengusaha-pengusaha masa depan. Di bidang kesehatan, Ciputra sudah memiliki lima rumah sakit. Selain mendirikan Tempo, Ciputra juga tercatat memiliki kepemilikan saham di PT Tempo Inti Media Tbk, harian Bisnis Indonesia, tabloid Bintang, situs Aura.co.id, dan situs Teen.co.id. Ciputra Life juga sudah beroperasi sejak Februari 2017 sebagai perusahaan asuransi.

Semasa merintis usahanya sejak zaman Orde Baru, Ciputra dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kekuasaan Presiden Soeharto. Pada buku Korupsi Kepresidenan (2006) oleh George Junus Aditjondro, tersebut nama Ciputra beberapa kali sebagai orang yang juga kecipratan gurita bisnis keluarga presiden.

Iklan

Pada dekade ’90-an, Ciputra mendapatkan berbagai bisnis proyek real estate di Indonesia dan Vietnam. Proyek Hotel Horison di Hanoi milik Ciputra digarapnya bersama Robby Sumampouw, pengusaha yang memasok kebutuhan tentara Soeharto di Timor Leste dan menguasai bisnis di dalam wilayah tersebut seorang diri selama dua dekade. Robby juga memiliki hubungan erat dengan mantan panglima ABRI Jenderal Benny Moerdani, serta terlibat proyek monopoli cengkeh bersama Tommy Soeharto.

Kedekatan Ciputra dengan partai berkuasa, Golkar, juga tampak lewat Eric Samola. Pengacara asal Sulawesi Selatan itu adalah orang dekat Ciputra yang punya banyak saham di berbagai perusahaan Ciputra. Eric pernah menjabat sebagai bendahara umum DPP Golkar.

Pada 1992, Ciputra bersama Sudwikatmono, sepupu Soeharto, tercatat membuat usaha patungan bernama PT Damai Indah Padang Golf yang mengelola dua lapangan golf elite (keanggotaannya dibanderol Rp145 juta per orang) di Jakarta. Lokasi pertama berada di sebelah kota terencana mewah Bumi Serpong Damai di Tangerang. Lokasi kedua ada di Pantai Indah Kapuk, berjarak 20 menit dari Bandara Soekarno-Hatta. Dalam menjalankan perusahaan ini, Ciputra menjabat sebagai presiden direktur, sedangkan Sudwikatmono menjadi presiden komisaris perusahaan.

Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan Ciputra adalah salah satu pionir di bidang pengembangan real estate di Indonesia.

"Kontribusi beliau lewat Ciputra Group pada pembangunan perumahan dan real estate cukup monumental. Yang saya ingat adalah semangat beliau soal mendidik orang-orang muda lewat Universitas Ciputra, dan perhatian beliau soal pengembangan wirausaha di kalangan pengusaha UMKM," ujar Sofyan kepada Tempo.

Dengan rekam jejak sebagai raja properti Indonesia, bisa jadi lho perumahan di sebelah kampungnya Si Doel dulu juga punya Ciputra.