Kesehatan Mental

Makin Banyak Bukti Ilmiah Medsos Berdampak Buruk Buat Kesehatan Mental Remaja

Penelitian terbaru menyatakan tambahan tiap satu jam mantengin layar ponsel untuk main medsos, maka risiko depresi remaja meningkat signifikan.
Makin Banyak Bukti Ilmiah Medsos Mempengaruhi Negatif Kesehatan Mental Remaja
Ilustrasi depresi dari arsip Eddy Chen/HBO. 

Semakin kita mempelajari efek media sosial, semakin kita berusaha mengurangi waktu yang kita habiskan di depan layar ponsel. Bahkan dengan fitur pembatasan waktu di depan layar, jauh terlalu mudah untuk menekan tombol “abaikan pembatasan”. Sudah waktunya kita menganggap isu ini secara lebih serius.

Sebuah penelitian bertajuk “Asosiasi Screen Time Dengan Depresi Pada Masa Remaja,” yang terbit di jurnal JAMA Pediatrics mengaitkan penggunaan media sosial dengan risiko depresi. Studi ini merupakan salah satu penelitian paling komprehensif tentang topik depresi akibat media sosial.

Iklan

Walaupun berbagai penelitian telah mengungkap kesimpulan semakin banyak remaja didiagnosis depresi akibat medsos, hanya beberapa darinya menganalisis hubungan antara screen time (waktu di depan layar) dengan gangguan mental. Dalamsurvei dengan 3.826 murid SMA di Kanada selama empat tahun, para peneliti mendapati setiap jam screen time, baik dihabiskan di medsos, menonton TV, atau pun menelusuri internet, meningkatkan parahnya gejala depresif. Contohnya rasa kesepian, sedih, dan keputusasaan. Dari anak-anak yang disurvei, murid perempuan dan murid status sosial ekonomi rendah mengalami gejala depresi paling parah gara-gara kelamaan mantengin medsos.

Jenis konten yang dikonsumsi melalui layar jelas berperan dalam masalah ini. Studi ini juga mengungkap beberapa penemuan lainnya yang cukup meresahkan. Contohnya, paparan terhadap acara televisi yang menampilkan tubuh ideal menyebabkan ketidakpuasan dengan tubuh sendiri.

Lalu, membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial menyebabkan harga diri rendah (Instagram, hapus saja fitur ‘like’!). Studi ini juga menemukan bahwa orang cenderung mencari konten (dengan bantuan algoritma) yang memperkuatkan kepercayaan-kepercayaan ini.

Studi ini sangat penting karena depresi pada masa remaja dapat menyebabkan pelemahan akademik dan kognitif signifikan, yang memicu keinginan menjajal narkoba, hubungan interpersonal yang buruk, minder, dan bunuh diri.

Pada 2020, isu-isu kesehatan mental, termasuk depresi, diperkirakan akan menjadi penyebab kematian utama bagi anak muda. Sudah waktunya kita menganggap kesehatan mental dan pembatasan screen time sebagai isu penting yang perlu diperhatikan bersama.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D