Konflik Rusia-Ukraina

Kemlu Rusia Mengklaim Militernya Tak Akan Memakai Senjata Nuklir dalam Konflik

Ketika Vladimir Putin berulang kali mengancam tak segan pakai nuklir andai terdesak selama konflik dengan Ukraina, juru bicara kementerian luar negeri Rusia berkata sebaliknya.
Maria Zakharova juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova saat memberikan keterangan pers soal kebijakan luar negeri di Moskow pada 25 Februari 2022. Foto: Kementerian Luar Negeri Rusia/Tass via Getty Images

Kekhawatiran terjadinya perang nuklir kian meningkat seiring memburuknya konflik antara Ukraina dan Rusia. Namun, Rusia telah menepis kabar tersebut, menyatakan kekhawatirannya tak berdasar.

“Skenario apokaliptik ini takkan pernah terjadi dengan dalih apa pun dalam kondisi apa pun,” tandas juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova saat dihubungi stasiun radio Kolombia W Radio perihal kemungkinan Rusia memencet “tombol nuklir”.

Iklan

“Anda mengelirukan negara kami dengan negara lain. Kami telah menegaskan bahwa Federasi Rusia tidak pernah membahas tentang penggunaan senjata nuklir. Anda mungkin mengelirukan kami dengan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Kantor berita pemerintah Rusia RIA juga melaporkan hasil wawancara tersebut dan mencantumkan pernyataan Zakharova tentang “tombol nuklir”.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah dua kali menebar ancaman dan mengatakan siap menyerang negara mana pun yang ikut campur dalam perangnya di Ukraina dengan senjata nuklir.

Sepanjang wawancara, Zakharova menggunakan narasi yang diciptakan pemerintah, bahwa Ukraina menyerang rakyatnya sendiri di bagian timur negara itu. Dia lebih lanjut menuding NATO bertanggung jawab atas memburuknya situasi di Ukraina. Menurutnya, organisasi tersebut mempersenjatai Ukraina dan melancarkan latihan yang memprovokasi dan mengancam keamanan Rusia.

Pada Minggu (27/2) waktu setempat, Putin memerintahkan pasukan nuklir siaga tinggi sebagai tanggapan atas tindakan agresif NATO. “Bukan hanya Barat yang mengambil tindakan ekonomi kejam terhadap kami, para pemimpin negara-negara anggota NATO juga membuat pernyataan agresif tentang negara kami,” katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi. “Itulah sebabnya saya memberikan tugas khusus kepada pasukan nuklir Rusia.”

Ketika menyatakan perang pada 23 Februari, Putin memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak ikut campur dalam konfliknya dengan Ukraina. Ada konsekuensi berat “yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah”, demikian ancamannya. Para ahli menduga yang dimaksud adalah perang nuklir.

Menanggapi pernyataan Putin, Amerika Serikat telah berulang kali mengisyaratkan takkan menaikkan tingkat siaga nuklir negaranya, ogah terlibat dalam perang melawan Rusia, atau memberlakukan larangan terbang di Ukraina.