FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

Dua Gamer Italia Cetak Rekor Main 'Premier League Manager 99' 14 Tahun Nonstop

Akhirnya pada 2017, N.R. and L.C—insial dua gamer gokil itu—berhasil menamatkan game ini, mencapai liga di musim 2999/3000. Njir, main ampe seribu musim.
Foto: N.R. og L.C

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Italy

Maniak sepakbola pada dasarnya manusia berhati baik. Kalaupun ada karakteristik mereka yang bikin keki, paling banter kecenderungan mereka untuk terus mengomentari tim kesayangan mereka. Yang bikin lebih bete lagi, mereka ngoceh tentang hal itu di depan muka tanpa disuruh. Kesannya mereka lebih ngerti kesebwlasan kesayangannya daripa manajer atau bahkan pemilik klub. Untungnya manusia sempat menciptakan game bernama Football Manager. Salah satu fungsi game ini—yang penting bagi kita yang enggak suka-suka amat sepakbola—adalah memberikan kesempatan para fans sepakbola untuk sejenak berpura-pura memiliki kontrol atas pilihan klub, alih-alih cuma ngomel-ngomel tanpa faedah di medsos atau di depan batang hidung kita. Tentu saja, beberapa gamer akhirnya bosen juga main game ini—salah satunya mungkin karena ternyata lebih frustasi mengatur klub kesayangan mereka (meski cuma boong-boongan) daripada sekadar melihat orang lain mengelolanya.

Iklan

Dua orang gamer asal Italia, mereka menyebut dirinya dengan "N.R." dan "L.C.", adalah makhluk langka. Empat belas tahun yang lalu, sepasang teman ini mulai memainkan Premier League Football Manager 99. Sejak saat itu, mereka mengulik game ini saban pulang sekolah, setiap hari. Mereka terus melakukannya dan memajang pencapaian mereka di sebuah laman Facebook, yang kini difollow lebih dari 15.000 orang. Akhirnya, pada bulan Agustus 2017, mereka mengakhiri permainan mereka. Tahun yang tertera dalam game: 3000. Keduanya genap berkepala tiga tahun ini.

Saya ngobrol langsung dengan N.R. tentang bagaimana sebenarnya semesta Football Manager dan seperti rasanya bermain satu saja selama satu setengah dekade. N.R. ingin tetap anonim selama wawancara. Alasannya: nama itu enggak penting-penting amat. Yang penting, katanya, adalah rencana mereaka menaklukan Football Premier.


BACA JUGA: Liputan VICE mengenai persinggungan game dan sepakbola

VICE: Kenapa kamu memilih Premier League Football Manager 99?
N.R: Waktu itu sih, Premier League Football Manager adalah game management paling sederhana dan mengasikkan yang ada di pasar. Kami suka beberapa detail yang salah di game ini—ada beberapa nama player yang salah eja. Ada glitch yang yang selalu muncul. Football Manager 99 enggak berusaha jadi keren seperti game kekinian. Sekali coba, kami tak mau berhenti.

Dalam setahun, berapa banyak waktu yang kalian habiskan untuk proyek gila ini? Misalnya, kalian perlu berapa lama untuk menamatkan satu season?
Butuh 2 tahun untuk menamatkan 100 season pertama. Kami masih sekolah kala pertama kali menjajal game ini, jadi kami menghabiskan waktu semalaman untuk menyusun formasi dan taktik. Seiring bertambahnya usia, kami bisa menyelesaikan season jauh lebih cepat. Tetap saja, kami harus bermain semalaman setelah bekerja dan di hari libur. Beberapa tahun terakhir, kami bisa menamatkan 100 season dalam setahun.

Iklan

Pernah ngajak orang lain untuk main?
Pernah, beberapa kali kami biarkan teman kami main karena mereka minta. Tapi, kami tetap mengawasi mereka. Game ini sangat berarti buat kami—Football Manager 99 adalah sumber kebanggaan dan kebahagian kami.

Selama 14 tahun lalu, pernah kepikiran berhenti enggak?
Pernah. Kami ngelewatin tahun-tahun yang sulit. Setelah melawati beberapa titik tertentu—sekitar tahun 2300 ke atas—kami memasuki apa yang kami sebut "season yang enggak masuk akal", ketika game terasa enggak masuk akal. Game mulai menerapkan sistem pensiu sementara bibit-bibit pemain baru kacrut semua. Kalau kamu tak memiliki barang satu pemain bagus, dipastikan kamu bakal kalah—atau setidaknya dapat skor kacamata. Karena ada ketidakseimbangan antara tim yang punya line-up busuk, skor akhir game-game di season-season spektakuler banget, entah itu 10-0 atau 11-0. Sering kali, satu tim bahkan enggak bisa mengoper bola melewati garis tengah.

Pada 2480, Reggiana punya satu-satunya pemain keren dalam game. Akibatnya, mereka menang 39 pertandingan berturut-turut. Bahkan, untuk beberapa saat, enggak ada sistem pergantian pemain. Jadi, kalau ada yang cedera, pertandingan langsung kelar. Untungnya, seaneh apapun season-season itu, kami tak pernah menyerah.

Ada ga sih gamer lain yang melakukan hal gila serupa seperti kalian?
Kami yakin enggak ada yang melakukan hal serupa dengan Premier League Manager 99. Kami dengar ada orang yang menggunakan band yang lebih baru untuk mensimulasikan 1000 tahun dalam kompetisi sepakbola. Tapi itukan beda dengan apa yang kami lakukan. Kami enggak melakukan simulasi—kami mengalami season demi seasonnya.

Iklan

Di Facebook page mereka, dua gamer ini mengunggah video permainan di musim 2999/3000.

Pernah mengontak developer game ini buat memberitahu proyek kalian main nonstop?
Enggak. Kami terlalu fokus mencapai tahun 3000 sampai kami lupa hal-hal lainnua. Lagian, kami pikir Gremlin, perusahaan pembuat game ini, bangkrut tahun 2000—setahun setelah game ini beredar. (FYI, setelah dibeli oleh Infrogrames pada tahun , Gremlin sebenarnya baru bangkrut pada 2003].

Ada pemain dalam game yang bikin kalian jatuh cinta? Apakah pernah ada statitsik dan hasil yang mengejutkan?
Kami jatuh cinta pada ratusan pemain fikif. Salah satunya bernama Alen Votava, yang bermain sampai usia 62, bersama kedua anaknya Scot and Guy Votava. Elio Bergkamp juga punya arti spesial bagi saya karena namanya sama dengan salah satu dari kami. Yang paling menarik, Perugia jadi tim terbaik milenium ini—menang 83 kejuaran, 45 gelar liga Champion, 37 Copa Italia dan 46 Piala Anglo-Italia. Sebagai perbandingan, Barcelona cuma menang satu trofi Liga Champion.

Ada pesan moral dari seribu musim main game ini?
Kalau dipikir-pikir lagi, kami menyia-nyiakan hidup kami untuk melakukan hal yang enggak ada penting-pentingnya. Tapi, kalau kalian tak menghabiskan waku kalian untuk melakukan hal yang menyenangkan karena apa yang dikatakan orang lain, ujung-ujungnya kamu paling nonton TV. kami bangga kami tak pernah menyerah, kami punya follower yang banyak di Facebook. Banyak yang mengaku kagum dengan apa yang kamu lakukan. Intinya: kamu tak boleh menyeplekan impianmu, senggak penting dan enggak masuk akal apapun.