FYI.

This story is over 5 years old.

Covering Climate Now

Maaf Tukang Mabuk, Konsumsi Alkohol Bisa Berdampak Buruk Bagi Lingkungan

Cari tahu juga jenis alkohol dengan dampak negatif paling besar bagi Planet Bumi, berdasar keterangan pakar yang kami hubungi.
Penulis artikel ini, menyesali sekian gelas wiski yang dihabiskannya semalam karena berkontribusi merusak lingkungan. Foto oleh: Jake Lewis/VICE  

Kolom "Perusak Kebahagiaan" adalah rubrik VICE mengulas berbagai hal yang kamu sukai secara menyebalkan dan provokatif. Sebab, kolom ini akan membicarakan efek hobimu itu yang berdampak buruk buat Planet Bumi. Selamat membaca!


Ngebahas apa kita kali ini?
C2H5OH atau etanol. Istilah gampangnya: alkohol. Definisi "alkohol" itu apa ya?
Minuman botol yang harganya bisa selangit. Minuman ini memabukkan, sehingga orang bisa berbuat konyol karena enggak sadar. Alkohol bisa didaur ulang?
Sayangnya enggak.

Iklan

Seberapa buruk dampak konsumsi alkohol terhadap lingkungan?

Kepribadian saya bisa berubah tergantung cara saya minum, apa jenis alkoholnya, dan di mana minumnya. Jujur, alkohol enggak bagus karena bisa merusak pencitraan. Saya juga jadi penasaran belakangan ini. Selain buruk bagi diri sendiri, apa alkohol juga enggak bagus untuk lingkungan?

"Kalau ingin tahu dampak berbagai jenis alkohol terhadap lingkungan, kita perlu mempertimbangkan terlebih dulu dampaknya bagi pertanian bahan-bahan utamanya: Barley (Jelai) untuk bir, anggur untuk wine, tebu untuk rum, apel untuk cider, agave untuk tequila, dan lain sebagainya," kata Tom Cumberlege, selaku Wakil Direktur Yayasan Pro Lingkungan Carbon Trust. "Agar bisa mendapatkan tumbuhan-tumbuhan itu, kita perlu pupuk, air dan sistem irigasi. Setelah itu, hutang ditebang demi punya lahan baru untuk menanamnya. Kita juga mesti mempertimbangkan proses panen, pengolahan dan pengangkutannya."

Tom kemudian menambahkan: "Proses pembuatan minuman keras juga bermasalah. Misalnya, proses peragian bir dan penyulingan vodka membutuhkan energi yang besar, terutama energi panas."

Proses pengemasan, penyimpanan dan pendinginan minuman beralkohol adalah bagian terburuk. "Semua mata rantai pembuatan alkohol, dari pembuangan kemasan, pengangkutan, penyimpanan dan pendinginan alkohol menjadi penyebab terbesar kerusakan lingkungan," katanya.


Tonton acara bincang-bincang VICE kala rapper lokal Laze bertemu Afrikan Boy, salah satu bintang kancah grime di UK—sambil masak mi instan favorit semua orang:

Iklan

Faktanya, uji coba yang dilakukan oleh Carbon Trust dan Carlsberg berhasil menyimpulkan kemasan saja sudah menyumbang 40 persen dari total jejak karbon rata-rata produksi bir. Jumlahnya dua kali lipat dari yang dikaitkan dengan pertanian, sebesar 17 persen, yang kemudian diikuti oleh emisi dari pabrik dan distribusi, masing-masing sebesar 14 persen; pendinginan 9 persen; dan proses malting dan pengolahan biji-bijian sebesar 6 persen.

"Semakin tinggi kandungan alkoholnya, maka semakin tinggi pula jejak karbonnya per liter. Bir lebih rendah dari wine, dan wine lebih rendah dari spirits," ujar Tom. "Pembuatan jenis alkohol tertentu juga sangat berkaitan dengan masalah limbah yang sangat spesifik. Misalnya, proses pembuatan bubur agave untuk tequila menghasilkan limbah, vinazas, dalam jumlah besar. Limbahnya bersifat asam dan dapat mencemari tanah dan air jika dibuang sembarangan."

Nah, itu artinya orang-orang yang suka tulis "gue penyuka bir dan wiski" di bio Tindernya bangga banget merusak Bumi.

Adakah Solusi Supaya Konsumsi Alkohol Enggak Merusak Lingkungan?

"Banyak [perusahaan minuman alkohol global] berambisi menggunakan energi dan metode pendinginan ramah lingkungan, mengurangi penggunaan air, dan bekerja sama dengan pemasok bahan-bahan utama agar proses produksinya lebih efisien. Mereka juga akan lebih beradaptasi dengan perubahan iklim," ungkap Tom. "Ini kabar baik. Alkohol yang kamu minum bisa didaur ulang dan kamu tidak perlu melakukan apa-apa."

Iklan

Tapi, enggak ada salahnya lho kalau kamu pengin mendaur ulang apa yang bisa didaur ulang.

"Botol kaca yang dapat dikembalikan adalah pilihan tepat. Sayangnya, hal ini belum bisa dilakukan sekarang. Meskipun begitu, kalau kita konsisten pakai teknik penanaman yang lebih ramah lingkungan, pakai energi bersih untuk proses pembuatan dan pengangkutan, meningkatkan kegiatan daur ulang dan memakai kembali kemasan, serta menggunakan pendingin yang potensi pencemarannya rendah, maka kita bisa mengurangi dampak kerusakan lingkungan dari alkohol," tutup Tom.

Tuh dengerin. Jadi, demen mabok boleh-boleh saja. Tapi tetap peduli lingkungan ya.

Follow penulis yang nyebelin ini lewat akun @tom_usher_

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.