Kasus unik

Komodo Birahi Sempat Bikin Panik Warga NTT

Komodo ini nyasar ke toilet sebuah rumah di Kampung Tanjung, Nusa Tenggara Timur. Kata pakar, si komo nekat masuk ke pemukiman manusia karena sedang mencari calon istri.
Komodo Birahi Sempat Bikin Panik Warga NTT
Ini cuma ilustrasi, bukan gambaran kejadian yang sebenarnya di Manggarai. Foto kiri adalah biawak masuk rumah warga di Malaysia, dari akun Twitter @Astra_Galaksi; Sementara foto kiri komodo di habitat aslinya via Reuters.

Maksud hati mencari cinta, apa daya malah nyasar ke rumah warga. Mungkin itulah ungkapan tepat untuk menggambarkan nasib seekor komodo di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untung komodonya enggak manjat pagar segala kayak biawak di Malaysia yang jadi konten meme “pakeeet!” ini.

Pada Jumat, 28 Juni 2019, sekitar pukul 15.00 WITA, seorang warga melapor kepada aparat karena menemukan seekor komodo dengan perilaku agresif masuk ke salah sebuah bangunan toilet. Laporan ini membuat gaduh kampung sekaligus memberikan notifikasi kepada banyak pihak: di antaranya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT Seksi Konservasi Wilayah III, aparat Pemkab Manggarai Timur, serta Yayasan Komodo Survival Program. Mereka semua segera merespons laporan dan bergegas ke TKP menyelamatkan si komodo.

Iklan

Petugas berhasil mengamankan komodo dengan mengikat mulut dan badannya meskipun harus jungkir balik dahulu dalam arti yang sebenarnya. Setelah merasa aman, komodo akhirnya dipindahkan. Beruntung, situasi segera terkendali sebelum ada yang jadi korban.

Banyak kasus anomali tingkah laku hewan semacam ini disebabkan oleh hilangnya habitat atau kadang, muncul insting memangsa ternak milik warga. Namun, hasil analisis BBKSDA mengatakan komodo ini nyasar dengan alasan yang lebih so sweet: ia sedang dalam proses penjelajahan mencari pasangan agar tidak sendirian dalam menyongsong musim kawin. Iya, ternyata komodonya bucin alias butuh cinta.

“Musim kawinnya antara bulan Juni sampai Agustus. Kondisi biawak komodo masih agresif saat diamankan,” ujar Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara kepada Liputan6.

Komodo tersebut dibawa ke Pusat Informasi Komodo untuk diselidiki datanya oleh petugas BBKSDA didampingi Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olah Raga Kabupaten Manggarai Timur. Dari sana diketahui bahwa komodo dalam keadaan sehat dengan panjang 2,25 meter, berat 33,8 kilogram, serta umurnya memasuki fase dewasa. Setelah pengambilan data selesai, komodo dilepaskan kembali di kawasan Pantai Watu Pajung.

"Pertimbangannya di Watu Pajung merupakan habitat aslinya, dekat dengan pos pemantauan/pengamanan untuk memudahkan monitoring oleh petugas dan dekat dengan sumber makanan," ungkap Timbul. Pelepasliaran ini wajib dilakukan, mengingat komodo adalah satwa yang dilindungi.

Iklan

Melihat fenomena ini, saya rasa nasib si komodo bucin bisa dikatakan sangat beruntung. Di samping belum melukai dan dilukai manusia, komodo juga ditemukan dalam keadaan sehat walalfiat. Faktor dikenalnya komodo sebagai satwa langka dan dilindungi saya asumsikan sedikit banyak membantu ia tidak sampai keduluan dihakimi massa.

Berbeda dengan nasib lumba-lumba, hewan dilindungi lainnya, yang sering ditemukan terdampar di pantai dalam keadaan sudah mati. Di Kabupaten Sikka misalnya, masih di NTT, ada bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Doreng pada 27 Juni lalu. Sialnya, sebelum ada petugas BBKSDA yang menganalisis dari mana asalnya dan mengapa ia bisa mati, warga bernama Simpi Karisdunan keburu menemukannya dan spontan memberi tahu warga lain. Nahas, kemudian ada oknum yang memotong daging lumba-lumba dan membagikannya kepada masyarakat sekitar.

Timbul Batubara mengakui, memang diperlukan lebih banyak sosialisasi UU Nomor 5 Tahun 1990 lagi kepada masyarakat bahwa biota perairan seperti penyu, paus, lumba-lumba, dan hiu termasuk hewan dilindungi. Implikasinya, setiap orang dilarang mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa terlindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.

Selain nasib nahas yang dialami binatang, ada juga kemalangan lain menimpa manusia manakala menemukan satwa liar dalam keadaan kurang beruntung. Di Banyumas, empat orang warga diserang, gara-gara bertemu babi hutan yang mengamuk memasuki halaman belakang rumah. Babi hutan tersebut langsung menyeruduk empat orang warga dan membuat seorang nenek berusia 70 tahun meninggal. Sampai saat ini, si babi hutan masih dalam perburuan.