FYI.

This story is over 5 years old.

Can't Handle the Truth

Pedihnya Kena Hoax Menikah Gratis Diongkosi Donatur Kuwait

Kolom pengepul hoax dari VICE Indonesia kembali lagi setelah liburan. Kabar bohong utama pekan ini menampilkan bahaya riil hoax bagi anak muda di Tanah Air (yang kebelet kawin).
Ilustrasi nikah gratis oleh Ilham Kurniawan.

Selamat datang di Can't Handle the Truth, kolom VICE Indonesia merangkum hoax dan berita palsu paling ramai dibicarakan pengguna Internet selama sepekan.

Satu pengumuman penting perlu dikabarkan di awal kolom ini setelah kami rehat tiga pekan: jumlah hoax berkurang selama akhir ramadan dan libur panjang lebaran (sama seperti kemacetan Jakarta yang sempat susut sepekan lebih). Kuantitas dan intensitas persebaran berita palsu, foto propaganda editan, dan hoax menurun drastis sepanjang akhir Juni hingga pertengahan bulan ini. Beneran hebat euy efek Lebaran bagi kesehatan jiwa—setidaknya jiwa penduduk Jakarta. Bagi tim VICE Indonesia yang tugasnya mencari hoax, kabar ini perlu disambut gembira. Cuma, kami kurang tahu perasaan mereka yang demen sama hoax. Jangan-jangan produsen berita palsu malah merasa tertantang kembali berkreasi setelah lebaran, bisa berabe.

Iklan

Sayangnya juga, broadcast geje dari grup whatsapp alumni atau keluarga kalian masih ada. Cek saja contoh-contohnya dari akun twitter Grup Whatsapp Keluarga yang sangat kami rekomendasikan, bila kalian sedang butuh pelipur stres akibat rentetan kabar buruk pesohor bunuh diri.

Barangkali, pemicu hoax berkurang, adalah adanya berita-berita akurat dari media massa yang sudah jauh lebih absurd daripada broadcast om-om kalian grup WA. Mau contoh? Lihat saja kasus polisi menahan pria yang bercanda soal mutilasi martabak di Mamuju, Sulawesi Barat.

Berita yang sekilas kayak bohongan tadi ternyata betul-betul terjadi. Kalau realita saja seaneh ini, ngapain orang masih bikin hoax.

Anyway, jumlah berkurang bukan berarti hoax sepenuhnya hilang. Rumor terkait politik dan konspirasi antipemerintah masih menjadi bahan baku menarik bagi produsen hoax. Terutama setelah Pilkada DKI Jakarta yang brutal berakhir.

Pola hoax masa kini setidaknya bisa dibagi menjadi dua: kabar bohong yang mendadak muncul out of nowhere dan informasi palsu merespons pemberitaan media yang dianggap tak mencerminkan fakta. Jenis disebut belakangan itu, bagi tim Can't Handle the Truth, lebih berbahaya. Kenapa? Sebab yang nyebarin biasanya berkukuh hoax itu adalah kebenaran (yang tidak diungkap media mainstream pendukung Zionis). Mengingat tahun depan adalah momen pilkada serentak dan persiapan menuju pilpres, siap-siap saja nih akan lebih banyak kawan medsos kalian yang berbagi berita palsu, tapi sewot pas diingatkan kalau informasinya keliru. Pasti makan hati.

Iklan

Supaya kalian bisa berlatih sabar menghadapi manusia-manusia macam itu, nih kami bagikan tiga hoax paling absurd dan meresahkan sepanjang dua pekan terakhir. Dua terkait politik, sementara satu lagi jenis hoax paling berbahaya; broadcast bohong soal pernikahan gratis yang menebar harapan palsu bagi banyak anak muda.

Jokowi edarkan email ke Direksi BUMN minta dukungan buat Pilpres 2019

Kalian tahu ga apa alamat email Presiden Joko Widodo? Menurut sebuah capture foto email yang beredar awal bulan ini, alamat surel orang nomor satu di Indonesia itu adalah jokowiriana@gmail.com.

Wah bersahaja banget. Sekelas presiden ternyata pakai email gratisan dari google. Yakali. Tentu saja semua itu ngawur.

Apalagi alamat email itu dipasang dalam surat mengatasnamakan Jokowi. Surat dalam Bahasa Inggris itu dikesankan beredar di kalangan direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu (konon) penerimanya adalah Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan, Andi Gani Nena Wea, yang bergerak di bidang infrastruktur.

Melalui surat tersebut, "Pak Jokowi" menulis dalam Bahasa Inggris memakai grammar kacau balau, memohon dukungan para direksi perusahaan plat merah untuk menghadapi Pilpres dua tahun mendatang. "I would like to use this medium to reach out to your humble self and solicit for your support and loyalty." Presiden tak lupa minta emailnya dibalas sesegera mungkin. Asekk udah kayak pacar posesif!

Iklan

Juru Bicara Presiden, Johan Budi S.P, bergegas membantah adanya surat semacam itu. "Presiden tidak memiliki akun email baik resmi maupun pribadi dengan nama jokowiriana@gmail.com," ujarnya. "Surat tersebut dipastikan hoax."

You don't say Pak Johan Budi….

Tanpa ada pernyataan dari Istana Negara sekalipun, sangat sulit menahan ketawa melihat tampilan surat tersebut. Habis, suratnya berusaha keras mengesankan diri asli. Tapi gimana bisa kita menganggapnya serius, sementara lambang Garuda di kop-nya saja kayak crop-cropan Microsoft Word. Lalu, di akhir email, "presiden" memberikan nomor 'watsapp' (beneran kayak gitu penulisannya dalam surat) pribadinya.

Saya berusaha mengirim pesan ke nomor tersebut, tapi sampai sekarang tidak ada balasan. Rasanya asyik juga seandainya nomor itu aktif dan mau meladeni saya chatting. Saya bisa pura-pura ngobrol sama presiden palsu.

Konspirasi penusukan Hermansyah

Mari beranjak ke berita palsu lainnya pekan ini yang kurang lucu. Pemicunya insiden penusukan yang dialami Hermansyah, pakar telematika. Di acara bincang-bincang televisi Indonesia Lawyer Club, Hermansyah bilang chat mesum Habib Rizieq kemungkinan cuma rekayasa. kemungkinan besar cuma editan. Tak berapa lama sesudah syuting, Hermansyah ditusuk beberapa orang di Tol Jakarta-Bogor pada 9 Juli lalu.

Polisi bergerak cepat meringkus tiga pria yang terlibat dalam penusukan dan pengeroyokan Hermansyah. Belakangan terkuak motifnya bukan konspirasi politik atau alasan seram-seram sejenis. Perkara ini terjadi gara-gara pelaku emosi senggolan mobil dengan kendaraan Hermansyah di jalan tol. Persoalan jadi runyam karena pelaku adalah rombongan debt collector yang membawa senjata tajam (juga tampaknya bukan jenis manusia penyabar ketika ribut di pinggir jalan).

Iklan

Berita begini biasanya dianggap remeh dan berakhir jadi kolom kecil di halaman desk metropolitan. Tapi karena yang kena sosok sedang disorot publik, hasilnya beredar bejibun teori konspirasi. Pendukung Rizieq tak menyia-nyiakan kesempatan menyerang pemerintah yang dianggap menzalimi pemuka agama kesayangan mereka lewat insiden Hermansyah. Caranya? Apalagi kalau bukan menyebar hoax-hoax yang jauh dari akurat.

Hoax paling ramai beredar awalnya adalah kabar Hermansyah tewas. Lukanya memang parah, tapi dia ternyata masih hidup dan kondisinya stabil beberapa saat setelah kejadian. Hoax lain yang tak kalah seram adalah Hermansyah tangannya putus. Padahal, dari laporan media massa sehari setelah kejadian, semua anggota badan sang pakar IT masih lengkap. Berbagai kabar seram tadi diimbuhi konspirasi kalau Hermansyah diserang oleh agen pemerintah yang tak senang pada kesaksiannya karena membela Rizieq.

Semua hoax tadi tampak sungguhan karena dilengkapi foto-foto korban pembacokan, yang sekilas mirip Hermansyah. Juru Bicara Kepolisian Resor Kota Depok, Komisaris Firdaus, segera mengeluarkan bantahan.

"Itu bukan foto korban, hanya untuk memperkeruh suasana," ujarnya ketika menggelar jumpa pers. Polres Depok terlibat dalam penyelidikan karena Hermansyah adalah warga kotamadya tersebut.

Kapolres Jakarta Timur, Komisaris Besar Andry Wibowo, ikut menolak upaya mengaitkan penusukan itu dengan kesaksikan Hermansyah beberapa hari sebelumnya di televisi. Si pakar IT itu duluan yang mengejar mobil para pelaku, karena tidak terima mobilnya disenggol dalam kecepatan tinggi. Bukti-bukti CCTV jalan tol juga menguatkan temuan polisi.

Iklan

"(Pembacokan) tidak akan terjadi kalau mobil pelaku tidak dikejar. Mungkin ini karena (Hermansyah) emosi," kata Andry.

Nikah gratis diongkosi donatur asal Kuwait

Sampailah kita sekarang di hoax yang menyesakkan, beredar awal bulan ini. Bukan karena substansinya meresahkan, melainkan, karena si pembuatnya jahat banget. Hoax macam ini bikin ribuan anak muda kecewa.

Pemicunya adalah adanya informasi nikah gratis massal di Hotel Trans Studio Bandung pada 29 November mendatang. Panitia, mengaku memperoleh tabarru (dana sumbangan) asal Kuwait, bersikap bak kumpulan manusia paling dermawan di muka bumi.

Dalam pesan yang beredar via broadcast wa itu, penyelenggara berjanji menyiapkan mas kawin, biaya nikah, jamuan makan, rias, plus uang saku (gila ga sih, kita yang nikah tapi malah dapat duit) buat pasangan mempelai berbahagia.

Siapa coba yang tidak girang baca kabar macam ini. Anak muda Indonesia terlalu lama terbebani ongkos resepsi pernikahan yang melangit.

Makanya, pasti semua pada girang ketika ada kabar mempelai malah dikasih duit buat nikah. Syaratnya sangat mudah, cukup bawa fotokopi KTP dan KK, serta niat menikah (serta membawa pasangan, jangan pasangan orang lain) ke Masjid kawasan Trans Studio.

Segeralah "kabar baik" itu tersebar ke banyak orang. Tak cuma warga Bandung dan sekitarnya. Penduduk dari provinsi dan pulau lain segera ikutan. Berselang beberapa hari, broadcast serupa menyebar di Surabaya.

Satu saja masalah dari informasi nikah massal tersebut: seperti janji manis lainnya, acara itu bohong belaka. "Itu bukan informasi dari kita dan kita menyayangkan sekarang jadi viral," kata Windi Nugraha Fadillah, pengelola Masjid Trans Studio Bandung saat dikonfirmasi oleh Viva.co.id.

Pengurus masjid jadi kewalahan. Puluhan telepon berdatangan tiap hari, oleh orang-orang yang menyatakan ingin ikut serta dalam acara pernikahan massal tersebut. Windi mengakui masjidnya sempat menggelar pesta nikah gratis pada 2015 didanai donatur asal Kuwait. Namun acara itu berlangsung terbatas, diikuti tak sampai 10 mempelai, dan tidak ada rencana menggelarnya ulang dalam waktu dekat.

"Saya sudah jelaskan acara nikah gratis tidak ada. Saya harap masyarakat tidak langsung menyebarkan dulu," tandasnya.

Maaf anak muda Indonesia, kalau cita-cita kalian menikah dengan biaya minim kandas. Sepertinya kita hanya punya dua pilihan ekstrem yang tersisa kalau ingin ongkos resepsi murah: jangan undang siapapun atau tak usah pedulikan kawan-kawan orang tua kalian (yang biasanya bikin budget katering membengkak). Sayang, dua-duanya bukan pilihan yang mudah, kecuali kalian siap dicoret dari Kartu Keluarga. Hhhh…..