FYI.

This story is over 5 years old.

Kasus Aneh

Makanannya Diembat Teman Kos, Perempuan Taiwan Lapor Polisi dan Pakai Tes DNA Segala

Mahasiswa ngekos bareng emang sering berantem kayak gini karena pada kikir. Tapi ya ga perlu tes DNA sampai habis Rp7,2 juta juga sih.
ilustrasi teman kos tukang ngembat makanan
Ilustrasi teman kos tukang ngembat makanan

Kecuali kamu seumur hidup ngendon di gua, sejak bayi sampai dewasa dididik pakai sistem homeschooling, enggak pernah ngontrak rumah bareng teman biar hemat, atau terlahir sebagai salah satu anggota keluarga ningrat, kalian pasti pernah berseteru sama teman kos yang tanpa izin ngembat makananmu di kulkas atau dapur. Minimal, si tukang ngembat makanan gitu selalu punya inisiatif menghabiskan sisa martabak yang kamu simpan buat sarapan atau—ini lebih nyebelin lagi sih—menenggak susu yang kamu simpan dan mengembalikan kemasan yang kosong ke kulkas.

Iklan

Biasanya, kita menghadapi teman-teman kos brengsek macam ini dengan dua cara; 1) menempelkan pesan pasif agresif di dapur atau kulkas, dan 2) langsung mengomeli teman kos yang kita sangka sebagai pelakunya—meski kamu bisa salah orang, yang penting toh pesannya sudah tersebar: kamu enggak sudi makananmu digasak tanpa izin.

Hanya saja, menurut seorang mahasiswi di Taiwan, kedua cara itu kurang manjur. Buktinya, dalam insiden pekan lalu itu, dia sampai melaporkan kasus pencurian sebotol yogurt miliknya dan mendesak polisi untuk menggelar investigasi.

Seperti yang diberitakan TVBS, pelapor yang enggan disebutkan namanya itu seorang mahasiswi di Chinese Culture University, Ibu Kota Taipei. Perempuan ini ngekos bersama lima perempuan lainnya. Sebulan lalu, dia masuk dapur kosannya dan menemukan salah satu botol yogurtnya di tempat sampah. Isinya raib entah ke kerongkongan siapa. Geram, dia mengambil botol kosong tersebut—yang harganya enggak lebih dari Rp30 ribu—dari tempat sampah kemudian mendamprat teman-temannya, memaksa siapapun mengakui perbuatanya.

Saat semua teman satu kosannya mengaku "Bukan gue yang ngambil kok," perempuan itu makin naik pitam. Dia memutuskan aparat hukum harus turun tangan mencari siapa yang ngembat yogurtnya. Dia lantas pergi ke kantor polisi terdekat, melaporkan kasus itu sebagai pencurian, dan mendesak mereka agar segera menggelar penyelidikan raibnya salah satu isi botol yogurt miliknya. Kami tak tahu bagaimana aturan hukum yang berlaku di sana, tapi menurut kabar pihak berwenang Taiwan serius menyelidiki tuntutan mahasiswi ini.

Iklan

Setelah sadar tak bisa mencari sidik jari dari botol yogurt, aparat meminta pelapor dan lima kawan kosannya datang ke kantor polisi terdekat untuk mendapatkan sampel DNA dari semua mahasiswi di kos. Seusai melakukan tes DNA yang menelan biaya sebesar Rp7,2 juta, polisi akhirnya bisa menangkap pelaku pencurian Yogurt yang kini tengah menghadapi dakwaan pencurian.

Sementara itu, warga Taiwan yang tentunya taat membayar pajak mempertanyakan kenapa negara harus mengongkosi tes DNA mahal untuk kasus seremeh ini. Plus, kenapa polisi mau saja manut permintaan mahasiswi pelit yang marah besar cuma gara-gara yogurt. "Ini sih namanya buang-buang tenaga aparat," kata salah satu warga pada media online Apple Daily. "Kalau jadi polisinya, saya mending membelikan si mbak ganti satu botol yogurt saja. Beres perkara. Ongkos pengerahan aparat dan materi dalam penyelidikan ini kelewatan sih."

Ternyata, kritik juga datang dari sesama korps kepolisian Taiwan. Seorang polisi yang menolak disebutkan namanya mengibaratkan tindakan kepolisian Taipei yang menuruti laporan remeh itu, "bagaikan membakar rumah untuk membasmi kecoa."

Kita boleh sepakat bahwa mencuri makanan orang lain adalah perbuatan menyebalkan. Tapi, kami berharap selagi perempuan kikir ini mengurus kasusnya di kantor polisi, teman-temannya bisa menenggak habis semua sisa yogurt miliknya di kosan.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES