Kolase foto kaki perempuan dengan latar belakang gambar uang
Kolase oleh Cathry Virginia
Fetish

Dikibulin Teman Kirim Foto Kaki, Aku Coba Jadi Model Sekalian

Rupanya, perjalanan menjadi model foto kaki tidak semulus yang kubayangkan.

Sekitar lima tahun yang lalu, saya tidak sengaja menemukan foto kakiku dimuat di Wikifeet, galeri online berisi foto-foto kaki perempuan. Skor yang saya dapat tidak begitu buruk: 4,5 dari 5 bintang. Namun, saya bingung sekaligus takut karena bukan saya yang mengunggah fotonya.

Sejauh pengetahuanku, saya mengirim foto-foto itu kepada kolega yang membantu temannya mencari bintang iklan sepatu. Dia tahu saya sering jadi model sebagai pekerjaan sampingan. Bayarannya “gede”, begitu katanya. Merek sepatu yang ia sebut sudah terkenal. Kami juga lumayan akrab, jadi saya percaya-percaya saja dengannya. 

Iklan

Saya harus berfoto dengan kaki telanjang dan pakai sepatu untuk keperluan audisi. Foto-fotonya cukup dikirim ke dia, biar nanti dia yang mengirimnya ke teman. Saya menuruti permintaan laki-laki itu, tanpa rasa curiga sama sekali. Saya dengan polosnya mengirim foto yang diikuti pesan, “Konyol banget gak sih…”

Tawaran lain muncul tak lama setelah saya gagal audisi, masih dari orang yang sama. Persyaratan audisi kala itu berbeda dari tawaran sebelumnya. “Kamu cukup membalurkan losion saat kita FaceTime-an,” katanya. Di situlah saya merasa ada yang janggal. Kenapa harus membalurkan losion? Saat ditanya kejelasannya, dia beralasan buat jaga-jaga kalau ada iklan baru.

Saya belum tahu apa-apa tentang fetish kaki saat itu. Saya benar-benar mengkhawatirkan kolegaku. Saya curiga dia ditipu temannya. Tanpa saya sadari, sayalah yang sudah dibodohi. 

Dia kembali menghubungiku pada 2021. Kali ini, “temannya” menawarkan bayaran £6.000 (setara Rp116 juta) untuk satu rekaman video FaceTime bersama kolegaku. Kami perlu berakting mengikuti contoh video yang sudah ada. Dalam video itu, seorang laki-laki tampak kegirangan menonton perempuan menggerakkan jari kaki di depan lensa kamera. Katanya, supaya dia bisa lebih “bersemangat”, tangannya akan meraba selangkangan selama kami telponan di FaceTime.

Alih-alih mengiakan tawaran itu, saya memberondong sederet pertanyaan kepadanya. Foto kiriman saya selama ini sudah diapakan olehnya? Apakah dia menjualnya? Dia terus berkilah, dan berusaha meyakinkanku fotonya beneran buat audisi. Karena tidak mempan, saya pun mendesaknya kasih bukti saya akan menerima £6.000 untuk satu video. “Aduh, kamu salah paham. Bayaran segitu bukan buat satu video saja,” tukasnya sebelum mengganti topik pembicaraan.

Iklan

Dia masih belum menyerah, malah tambah ngotot. Dia berjanji kali ini saya pasti lolos audisi kalau rajin latihan. Saya makin yakin semua hanya akal-akalannya saja. “Temannya” tidak pernah menghubungiku langsung, bahkan setelah saya menantang kolega agar urusannya diserahkan langsung ke perempuan itu.

Dia cuma membalas begini: “Aku sudah ngomong ke dia, dan ternyata dia butuh video yang condong ke arah semi footjob [tindakan yang meningkatkan rangsangan seksual menggunakan kaki]. Dia pengin tiga dari enam videonya dilakukan secara langsung. Kayaknya saya cari orang lain saja… Kamu gapapa, kan?”

Bah! Kalaupun saya menyanggupi, belum tentu saya dapat uangnya. Wong dia nipu, kok. Saya juga antara percaya gak percaya orang bisa kaya raya lewat foto kaki.

“Saya jualan foto kaki untuk menambah uang jajan, biar gaji dari kantor tidak keganggu,” ungkap kreator konten dengan nama panggung Summer Solesis. “Saya bisa mendapat pemasukan $500 (Rp7,5 juta) per bulan dari jualan foto.”

Dalam kurun enam bulan, akun Instagram perempuan 26 tahun itu bisa mengumpulkan 24.000 pengikut berkat foto-foto kakinya. Dia sekarang lebih aktif mengiklankan konten eksklusifnya di OnlyFans lewat Reddit dan Twitter, sebab akun Instagram-nya terblokir.

“Saya awalnya sebatas penasaran saat buka akun OnlyFans. Masa sih kita bisa dapat duit dari jualan foto? Ternyata memang bisa,” lanjutnya.

Iklan

Pertanyaan lain yang muncul di kepalaku, mengapa orang bisa terangsang hanya dengan melihat foto kaki? Menurut Ness Cooper, seksolog klinis yang mendalami BDSM, ada orang-orang yang melihat bentuk kaki agak mirip alat kelamin. “Bentuknya menyerupai lingga, sedangkan kulit yang terlihat menonjol di kaki mirip lipatan vulva,” ujar Cooper. “Atau, bisa juga karena saraf-saraf di kaki dapat menstimulasi rasa nikmat.”

Menariknya lagi, orang-orang yang mempunyai fetish kaki bukan hanya terangsang melihat kaki mulus. Ada pula yang merasakan kenikmatan dari kaki bau dan berkeringat. “Kaki mulus dapat menggambarkan aura kewanitaan yang tinggi, sedangkan kaki bau erat kaitannya dengan ‘humiliation [kink, atau bergairah jika dihina]’,” terangnya. Inti fetish ini yaitu mendewakan si pemilik kaki.

Saya makin penasaran, dong. Mungkin sudah saatnya saya menyelami dunia fetish ini, apalagi skor keindahan kaki saya di Wikifeet nyaris sempurna. Kalau kolega saya bisa menikmati foto kakiku gratisan, kenapa gak dijual aja sekalian? Saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Saya tertarik memanfaatkan sisi unik fetish kaki, khususnya menginjak benda hingga hancur. Usai membuat akun OnlyFans dengan nama “Solemate”, saya mengikuti jejak Summer Solesis. Saya mengiklankan foto kaki di Twitter dan Reddit. Semua fotonya menampilkan saya sedang menginjak makanan.

Iklan

Saya juga membuat akun Instagram, tapi cuma seumur jagung. Akunnya dihapus gara-gara pesan yang kuterima dari seseorang. Pria itu mengetuk DM lima menit setelah saya mengunggah foto bertagar spesifik. Dia menawarkan diri untuk “mencium telapak kaki” dan menggosokkan wajahnya pada kakiku. Akun saya terblokir setelah dia menyatakan ingin “duduk di bawah kursi” yang saya duduki.

Twitter tampaknya satu-satunya tempat yang ramai peminat. Saya didekati beberapa pengguna yang sepertinya laki-laki. Kurang dari sejam setelah buka akun Twitter, ada yang bersedia menjadi sugar daddy, tapi dia minta saya bayar DP buat memastikan saya bakalan setia. Tak sedikit pula yang cuma pengin mengajak ngobrol jorok, dan tidak tertarik berlangganan foto kaki.

Saya bingung harus gimana lagi menemukan pelanggan. Kenapa peruntunganku tidak sebagus Summer Solesis? Apa sih triknya supaya orang tertarik membeli foto kakiku?

“Saya paling sering menerima permintaan video telapak kaki kotor dan penghinaan,” tuturnya. “Beberapa kali saya menjual ‘mystery box’ seharga $500 (Rp7,5 juta). Kotak itu biasanya berisi potongan kuku, alat penghalus kaki yang masih ada bekas kulit mati, sepatu yang sudah tidak kupakai, atau bekas roti yang sudah kuinjak.”

Saya gak enakan meminta uang pada orang lain, tapi saya juga mau foto kakinya laku. Makanya, bermodalkan caption genit yang seadanya, saya mencoba mengiklankan kaki kotor. 

Iklan

Sudah ada yang tertarik “menghukumku” atau “menjilat kakiku” yang kotor. Tapi begitu saya minta bayaran, mereka malah kabur. Mengikuti kemauan orang juga bukannya untung, malah buntung. Tak sepeser pun saya dapatkan dari jualan foto kaki.

Saya salut dengan semua model kaki di luar sana yang tabah menjalani profesi ini. Rupanya, jualan foto kaki tidak semulus klaim-klaim yang ada. Upaya menciptakan konten yang menarik, serta membangun basis pelanggan yang royal, pastinya memakan waktu dan tenaga yang sangat besar. Belum lagi bila mereka harus berurusan dengan penipu dan orang-orang yang punya niat jahat.

Saya mengakhiri eksperimen ini enam bulan kemudian. Saya tidak berbakat menjadi model foto kaki. Akan tetapi, meski ujung-ujungnya saya menyerah, pengalaman ini memberi pelajaran kalau kita harus jujur soal konten yang kita buat. Tak peduli dari mana kamu mendapat fotonya, kamu wajib meminta izin pemilik foto itu. Kamu wajib menyampaikan niatmu sejujur-jujurnya.

Begitu pula halnya dengan orang-orang yang memiliki fetish kaki. Ada uang, ada barang. Jangan bisanya cuma mengharapkan foto gratisan dari orang lain. Para model kaki melayani keinginanmu, jadi jasanya harus dihargai setimpal. Setelah kamu mendapatkan apa yang kamu mau, gunakanlah sebaik-baiknya. Jangan disebarluaskan tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Follow Elizabeth McCafferty di Twitter.