FYI.

This story is over 5 years old.

Travel

Potret Manusia-Manusia Suci dari Varanasi

Hanya di Kota Varanasi, India, kalian bisa menemukan 'sadhus' alias manusia suci jelmaan dewa berkeliaran di jalan-jalan.
Manusia suci di Kota Varanasi India
Semua foto diunggah seizin Lynzy Billing

Di seluruh dunia, barangkali tidak ada kota yang memiliki populasi manusia suci sebanyak Varanasi—kota paling suci bagi penganut agama Hindu di India. Karena itulah kalian akan mudah menemukan sadhu alias manusia suci di jalanan. Spiritualisme terasa di seluruh kota.

Sadhu juga sosok yang penting bagi penganut Hindu. Mereka dianggap sebagai perwakilan dewata di Bumi. Bahkan, beberapa orang menganggap mereka sebagai jelmaan dewa dalam tubuh manusia.

Iklan

Sadhu hidup secara asketik, selalu berkeliling tanpa pernah menetap di satu lokasi khusus. Mereka dihormati karena kemampuan spiritualnya, serta citra welas asih dan suka menolong.

Di sisi lain, mereka juga ditakuti karena kutukannya dianggap bertuah. Jangan sampai membuat sadhus marah jika tak ingin memperoleh nasib buruk.

Foto-foto ini adalah gambaran sosok Sadhus yang banyak ditemui penduduk Varanasi. Bagaimanapun, Sadhu tetap manusia biasa. Saya mendatangi kota ini dan meminta izin untuk memotret banyak sekali orang suci. Jenis potret macam ini, menurut saya, mewakili cara pandang para sadhu atas diri mereka: sederhana, tidak memiliki hasrat duniawi, serta tidak mengedepankan kepribadian tertentu.

Sosok para Sadhu jika diperhatikan lebih lanjut, seakan-akan tidak berada di dunia yang sama seperti kita. Saya sendiri berpikir, apakah mereka sebetulnya kecewa dengan potret yang saya buat (hal ini tidak sempat saya tanyakan pada masing-masing subyek foto saya). Saya membayangkan kekecewaan itu bersumber pada fakta foto membuat tubuh wadag mereka mengabadi, bertentangan dengan ambisi mereka untuk mencapai hakikat hidup sejati yang terpisah dari kefanaan dunia.

Setiap Sadhu hidup dengan laku peribadatan rutin yang ketat. Mereka selalu menggumamkan mantra dan doa-doa. Mereka berpuasa sampai berbulan-bulan. Semua dilakukan demi menguji titik batas tubuh manusia mereka—jika bisa dilampaui, maka mereka resmi terbebas dari belengggu hasrat duniawi.

Iklan

Semua kesulitan yang dihadapi oleh Sadhu mungkin sulit dipahami orang luar. Kenapa mereka bisa percaya jalan spiritual yang berat itu sebagai kebenaran? Namun, di situlah menariknya. Para sadhu adalah manusia-manusia dengan komitmen keagamaan yang radikal, yang membuat agama sebagai sebetul-betulnya jalan hidup.

Saya sendiri merasa tergelitik melihat mereka juga dipuja oleh banyak orang di Kota Varanasi. Apakah pujian itu jadi seperti cobaan bagi mereka? Bagaimanapun, manusia terbatasi oleh hasrat-hasrat remeh, seperti sombong dan angkuh. Para sadhu tentu tahu rasanya menyeimbangkan godaan untuk memanfaatkan pemujaan umat dengan kebutuhan mereka mencari kebenaran melalui laku prihatin.

Bagaimana pula orang-orang suci ini memandang dunia yang semakin rumit di masa sekarang? Pertanyaan macam itu menggelayut di kepala saya. Apakah mereka masih menganggap bahwa manusia lain punya makna bagi kehidupan spiritual mereka sebagai orang suci?

Saya hanya berharap, mereka bisa tetap mempertahankan atau malah diberdayakan oleh segala status sosial yang melekat pada seorang Sadhu. Sebab, iman terbaik—menurut saya yang dhaif—adalah iman yang menggerakkan hati untuk berkarya bagi sesama. Bukan iman yang justru mencerabutmu dari realitas dunia yang fana ini.


Lynzy Billing adalah fotografer profesional yang tinggal di London

Artikel ini pertama kali tayang di i-D