FYI.

This story is over 5 years old.

Fenomena Alam

Tonton Rekaman Awan Kutub Indah yang Bikin Kamu Terpana

Video dan foto awan mesosferik ini diambil oleh balon milik NASA yang terbang selama lima hari di atas kawasan Arktik.
Sumber gambar: KairoK

Bersiaplah menikmati pemandangan atmosfer Bumi yang memanjakan mata. Pada Juli 2018, NASA merilis rekaman awan biru terang dari titik yang sangat tinggi dari permukaan bumi. Awan yang lazimnya dikenal dengan sebutan polar mesospheric cloud (PMC) terbentuk di atas kawasan kutub pada musim panas dan tersusun dari kristal es yang memadat di sekitar fragmen meteor di baguian atas atmosfer bumi.

Pada tanggal 19 Juli lalu, NASA melepas video dan foto yang diambil oleh Balon Misi PMC Turbo, yang diterbangkan dari Esrange, Swedia pada tanggal 8 Juli lalu. Balon tersebut membumbung hingga ketinggian lebih dari 80 kml sampai ke stratosfer dan melayang di atas lingkaran Arktika selama lima hari. Selama kurun waktu yang singkat tersebut, balon tersebut sempat mengambil enam juta foto PMC berresolusi tinggi sebelum akhirnya mendarat Western Nunavut, Kanada.

Iklan

Rekaman video yang dirilis NASA menyertakan ucapan perpisahan yang mangharukan dari seorang peneliti NASA (sayang wajahnya tak tertangkap kamera) terhadap wahana udara tersebut. "Sampai ketemu lagi di Kanada," ujar peneliti itu.

Kala itu, para peneliti dalam msisi PMC Turbo berniat menerbangkan balon serupa di atas kawasan Antartika jika misi pertama meraka berjalan sesuai rencana. Nah, setelah kita tahu misi pertama balon misi PMC Turbo berlangsung tanpa halangan, bolehlah kita berharap untuk melihat foto-foto PMC di atas Antartika akhir tahun ini.

Seakan fakta bahwa awan-awan berwarna dibentuk dari kristal es dan puing-puing batu alien dari luar bumi, PMC terbentuk sebuah fenomena bernama gelombang gravitasi atmosferik. Meski namanya nyaris mirip, gelombang ini berbeda jauh dari gelombang gravitasi, yang merupakan distorsi kosmik dari pembentukan ruang dan waktu.

Gelombang gravitasi muncul ketika sebuah medium cair, misalnya air atau massa air, tergeser dari titik ekuilibriumnya gara-gara interaksi dengan lanskap di sekitarnya dan pengaruh eksternal lainnya.

Balon misi tim peneliti PMC turbo mengamati bagaimana gelombang gravitasi mentransfer energi dari atmosfer bawah ke PMC. Hasil riset ini sangat berguna untuk memahami segala macam turbulensi—lebih tepatnya segala macam turbulensi pada medium apapun dan di mana pun di Bumu ini, bukan cuma turbulensi yang bikin penumpang pesawat terbang panas dingin.

"Untuk pertama kalinya kami bisa memvisualisasikan aliran energi dari gelombang gravitasi yang lebih besar menuju ketidaksetimbangan dan turbulensi di atmosfer bagian atas," kata Dave Fritts, peneliti utama di PMC Turbo mission, dalam sebuah pernyataan resmi. "Pada ketinggian seperti ini, kita benar-benar bisa melihat gelombang gravitas terbelah, seperti ombak di tepi pantai, dan menurun menuju turbulensi."

"Dari apa yang kami temuan sejauh ini, kami berharap bisa mendapatkan dataset yang luar biasa dari misi ini," ungkap Fritts. "Kamera yang kami gunakan kemungkinan berhasil merekam sejumlah kejadian yang menarik dan kami berhadap bisa memberikan penjelasan baru yang memuaskan terhadap dinamika kompleks ini."

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard