Hiburan

Berikut Pengakuan Orang-Orang yang Tak Tertarik Nonton Serial 'Friends'

Medsos dihebohkan reuni pemeran 'Friends'. Tentu ada yang ga kena hype-nya. Salah satu alasan mereka ogah nonton ‘Friends’: karena “karakternya membosankan”.
Pemeran Sitkom Friends berencana reuni gegerkan medsos
Foto: Warner Bros. Television/Getty Images

Para pemeran sitkom legendaris Friends akhirnya reunian. Mereka akan tampil dalam episode spesial Friends: The Reunion yang dijadwalkan tayang pada 27 Mei. Program acara ini juga menghadirkan banyak sekali bintang tamu istimewa, mulai dari David Beckham, Justin Bieber, BTS, Lady Gaga sampai Malala Yousafzai.

Iklan

Serial TV 90-an ini populer dari generasi ke generasi. Hampir semua orang menyukainya, tak peduli mereka Gen X, milenial atau Gen-Z. Pada 2019, Friends menjadi salah satu acara yang paling banyak ditonton di Netflix. Penonton menghabiskan 54,3 juta jam untuk menonton sitkom tersebut.

Referensi dan meme Friends menghiasi timeline dan hidup kita setiap saat. Kalimat ikonik seperti “How you doin’?” sering dilontarkan dalam obrolan sehari-hari. Berbagai merch aneh, seperti anting berbentuk Chandler Bing, bahkan bertebaran di luar sana. Siapa saja akan langsung mengenali soundtrack-nya hanya dengan mendengar nada pembuka.

Melihat kesuksesan ini, rasanya mustahil ada yang belum pernah menonton Friends sama sekali. Bagaimana bisa mereka tak tergiur menyaksikannya, padahal sering banget ditayangkan di televisi? Apa yang membuat mereka enggak tertarik dengan warisan budaya pop satu ini? Pernahkah mereka menyesal ketinggalan acara yang ramai dibicarakan? Berikut pengakuan mereka.

Saya bosan melihatnya terus-terusan di TV

“Saya kurang suka acara komedi. Sewaktu saya muda dulu, acaranya diputar di TV sepanjang waktu. Saya enggak pernah kepikiran untuk memahami acara ini. Saya jadi malas menontonnya karena terlalu sering tayang di TV. Bahkan sekarang, acaranya ada di layanan streaming mana pun. Saya tetap [enggak tertarik] seperti dulu.” - Manik K, 29 tahun

Saya benci efek orang tertawa

“Saya tahu acara tersebut difilmkan di depan penonton dan enggak ada efek tawa seperti yang dimiliki acara lain. Tapi tetap saja… Saya membenci efek gelak tawa. Suara orang tertawa terbahak-bahak membuat saya jengkel. Saya jadi menunggu-nunggu suaranya muncul di setiap baris ucapan, mengira leluconnya sudah ada. Antisipasi inilah yang bikin saya malas. Saya enggak suka acara legendaris macam Seinfeld, The IT Crowd, atau The Big Bang Theory karena alasan ini.” - Anish Hegde, 32 tahun

Acaranya cuma tentang enam orang teman yang hobi ngewe

“Teman-teman dan sepupu saya penggemar berat Friends, tapi saya enggak pernah tertarik untuk menontonnya. Menurut saya, acara ini cuma tentang enam orang teman yang hobi ngeseks.” - Satviki Sanjay, 20 tahun

Kebanyakan season

“Kaum milenial di Tiongkok menonton Friends untuk belajar bahasa Inggris dan budaya Amerika. Saya besar di Hong Kong dan acara ini enggak populer di lingkaran pertemanan saya, meski Friends sering ditayangkan di saluran TV berbahasa Inggris terbesar di kota itu. Saya bisa tahu Jennifer Aniston karena wajahnya sering muncul. Alasan lain yaitu karena saya terbiasa memulai sesuatu dari awal, bukan dari tengah-tengah. Karena itu jugalah saya enggak pernah nonton film Star Wars sama sekali. Saya tahu Friends banyak banget musimnya, jadi kayaknya saya enggak akan bisa mengikuti dari awal! Saya benar-benar buta tentang acara ini.” - Alan Wong

Iklan

Banyak isi acara yang menyinggung

“Saya tadinya ingin menonton serial ini saat masih kuliah, tapi dengar-dengar acaranya dipenuhi pandangan keliru dan transfobik. Makanya saya kayak, ‘Enggak, deh. Makasih. Saya enggak akan menontonnya.’ Karakternya tipikal sitkom Amerika yang kurang saya suka. Ketika saya enggak mengerti referensinya dalam obrolan, orang-orang akan bilang ‘Ya ampun, kok bisa kamu enggak tahu Friends.’ Meme membantu saya memahami sedikit acaranya, tapi tetap enggak akan menontonnya.” - Shinjini Chatterjee, 21 tahun

Karakternya membosankan dan enggak inklusif

“Ceritanya enggak relevan bagi saya. Ini hanyalah sitkom Amerika yang karakternya berkulit putih, membosankan, enggak inklusif dan hidup dalam privilese. Dengan kabar reunian ini, saya merasa satu-satunya yang belum menonton acara itu. Teman-teman saya terobsesi dengan acara itu, tapi kayaknya selera saya berbeda. Ketika ada meme dan referensi tentang acara tersebut, saya merasa tersisih karena enggak memahami konteksnya. Tapi enggak apa-apa. Saya enggak akan kalah keren cuma karena tidak menontonnya. Akan tetapi, orang yang terus membahas reunian atau menyindirnya terlalu berlebihan bagi saya.” - Aditya Tiwari, 23

Follow Jaishree di Twitter dan Instagram.