FYI.

This story is over 5 years old.

Pelecehan Seksual

Karyawan Google di Seluruh Dunia Memprotes Skandal Pelecehan Seksual di Kantor Mereka

Karyawan menuntut kebijakan yang lebih gamblang dan konkret dari manajemen, setelah laporan New York Times membongkar perlindungan terhadap tiga petinggi Google yang melakukan pelecehan.
Karyawan Google di berbagai negara menggelar unjuk rasa atas skandal pelecehan seksual para petinggi.
Foto oleh VICE News

Karyawan Google di seluruh dunia menggelar walk out dari tempat kerja pada Kamis (1/10) lalu dalam rangka memprotes kebijakan Google yang dianggap tidak melindungi karyawan perempuan. Unjuk rasa digelar setelah artikel surat kabar the New York Times melaporkan selama lebih dari 10 tahun, Google telah melindungi tiga eksekutif yang dituduh pelecehan seksual.

Times melaporkan bahwa Google telah mengasih Andy Rubin, pencipta software Android, tawaran pengunduran diri sebesar US$90 juta pada 2014 — meskipun Rubin sudah diminta untuk mengundurkan diri setelah sebuah investigasi membuktikan Rubin pernah memaksa seorang pekerja perempuan di Google untuk melakukan seks oral padanya.

Iklan

"Saat Google menutupi pelecehan, lingkungan kerja membuat karyawan merasa tidak aman melaporkan pelecehan," ujar Liz Fong-Jones, insinyur Google, kepada Times setelah cerita ini tayang. "Mereka merasa tidak akan ada yang akan terjadi perbaikan, atau lebih parah, bahwa laki-laki akan digaji lebih tinggi, sementara perempuan akan disingkirkan."

Setiap kantor akan melakukan walk out pada pukul 11:10 waktu lokal. Karyawan di berbagai negara seperti Singapura, Tokyo, Zurich, London, Berlin, dan Dublin turut melakukan walk out, menurut sebuah akun Twitter bernama “Googlewalkout” yang melacak protes tersebut.

Staff yang berpartisipasi dalam walkout akan meninggalkan catatan di meja mereka yang meminta Google untuk melakukan pelaporan pelecehan seksual yang lebih terbuka dan menyediakan “proses pelaporan pelecehan seksual yang aman, anonim, jelas, dan inklusif,” BBC melapor. Karyawan Google juga meminta Google untuk mencapai kesetaraan antara gaji laki-laki dan perempuan dan menghentikan penyerahan hak karyawan untuk menuntut Google dengan menangani semua konflik secara internal.

Setelah artikel New York Times tayang, CEO Google Sundar Pichai dan wakil presiden sumber daya manusia Eileen Naughton mengirim email demi meyakinkan karyawannya bahwa Google menangani kasus-kasus pelecehan seksual secara serius. "Kami memastikan bahwa Google adalah tempat kerja di mana Anda bisa merasa nyaman melakukan pekerjaan terbaik Anda dan di mana terdapat konsekuensi serius bagi yang berperilaku tidak pantas," demikian bunyi email internal tersebut.

Menurut email tersebut, Google telah memecat 48 karyawan karena pelecehan seksual dalam dua tahun terakhir. Tidak ada yang menerima tawaran pengunduran diri.

Rubin, 55, mengatakan bahwa dia mengundurkan diri sendiri. "Cerita New York Times itu mengandung ketidaktelitian mengenai pekerjaan saya di Google dan juga membesar-besarkan tawaran yang saya terima," kata Rubin dalam sebuah pernyataan tertulis. "Apalagi, saya tidak pernah memaksa siapa-siapa untuk melakukan seks dengan saya di kamar hotel. Tuduhan ini dilakukan mantan istri saya untuk merusak nama baik saya sembari kita melakukan proses perceraian."

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News