Sisa-sisa tengkorak yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Semua foto oleh Aurélien Buttin
Fotografi

Tiada Tempat Istirahat Damai Bagi Jiwa yang Berpulang

Sebuah taman pemakaman di Paraguay lebih sering dikunjungi penjarah daripada peziarah.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Belgium.

Suatu malam, saat ngobrol bareng warga lokal yang kutemui di sebuah bar, aku mendapat informasi ada taman pemakaman yang sangat indah di kota mereka. Kala itu, aku sedang cari rekomendasi tempat-tempat yang bisa kudatangi selama berlibur di Asunción, ibu kota Paraguay

Iklan

Tergugah rasa penasaranku mendengar usulan mereka. Tanpa ba-bi-bu, aku main ke kuburan berusia 150 tahun itu keesokan harinya.

La Recoleta memang berbeda dari taman pemakaman biasanya. Aku serasa memasuki hutan beton mistis begitu sampai di sana. Jalan setapak diapit bangunan bertingkat yang setiap celahnya terisi peti mati. Kamu bisa melongok bagian dalamnya jika berani.

Tampak depan mausoleum berdinding keramik merah jambu

Foto: Aurélien Buttin

Bulu kudukku berdiri semakin dalam aku melangkahkan kaki. Bukan karena jasad-jasadnya tidak dikebumikan, melainkan banyak peti mati sudah koyak seperti dibuka paksa. Sisa-sisa bongkahan kayu yang hangus terbakar berserakan di beberapa lokasi, di dekatnya aku melihat ada tulang dan potongan jenazah yang menghitam.

Dua peti mati yang terbakar

Foto: Aurélien Buttin

Aku buru-buru menghampiri dua penjaga makam dan bertanya mengapa peti matinya banyak yang rusak. Seorang penjaga, berusia sekitar 30-an, mengungkapkan penjarahan marak terjadi di sana. Menurutnya, pencuri biasa beraksi selepas pukul 6 sore, ketika La Recoleta sudah tutup. Mereka akan memanjat gedung, lalu memecahkan pintu dan jendela penghalang. Tak jarang pula pencuri masak dan bermalam di sana.

“Perhiasan jenazah yang paling sering dijarah. Tapi kadang ada juga yang nyolong plakat perunggu,” lanjut pria itu. Selain perhiasan, ada yang mencuri salib, vas hias, gagang pintu berlapis logam hingga pintunya. Ia dan temannya menceritakan semua ini dengan tampang putus asa sekaligus geli.

Bangunan bertingkat tempat menaruh peti mati

Foto: Aurélien Buttin

Dilansir berita lokal tahun 2019, taman pemakaman ini sebetulnya dijaga 22 satpam yang bertugas di 13 pintu masuk. Hanya saja pengawasannya longgar saking luasnya lahan pemakaman. Lalu pada Januari 2023, wali kota Asuncíon menaikkan biaya pemakaman dua kali lipat dengan dalih untuk meningkatkan sistem keamanan dan merenovasi La Recoleta. Nyatanya belum ada perubahan apa-apa saat aku berkunjung Oktober lalu.

Iklan

Terlepas dari tingginya kasus penjarahan makam, warga setempat tampaknya tak urung menyemayamkan orang tersayang di La Recoleta. Banyak yang mengirim mendiang ke peristirahatan terakhir dengan peralatan seadanya. Harapan mereka petinya aman dari pencuri.

Selama belum ada itikad baik dari pemkot, penghuni makam La Recoleta takkan bisa beristirahat dalam damai.

Simak foto-fotonya berikut ini:

Peti mati di dalam ruang makam yang jendelanya sudah pecah

Foto: Aurélien Buttin

Peti mati diselimuti kain putih. Terdapat pigura di depan peti.

Foto: Aurélien Buttin

Peti mati yang bagian atasnya bolong, mengekspos tengkorak di dalamnya.

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam bertingkat

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam bertingkat

Foto: Aurélien Buttin

Tulang berserakan di sebuah ruangan

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam yang dililiti akar pohon

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam bertingkat. Mayoritas jendela dan pintunya sudah rusak.

Foto: Aurélien Buttin

Sisa-sisa jasad yang hangus terbakar

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam bertingkat

Foto: Aurélien Buttin

Peti mati bayi dengan berbagai pajangan boneka.

Foto: Aurélien Buttin

Potret hitam putih tergeletak di jalan

Foto: Aurélien Buttin

Bangunan makam bertingkat

Foto: Aurélien Buttin