Yuk Cari Inspirasi Biar Nyenyak Dari Berbagai Ritual Tidur Paling Aneh Sedunia
Foto ilustrasi tidur nyenyak via Alamy 

FYI.

This story is over 5 years old.

Resep Tidur Nyenyak

Susah Tidur? Yuk Cari Inspirasi Biar Nyenyak Dari Berbagai Ritual Tidur Paling Aneh Sedunia

Kalian bisa meniru wolesnya penduduk Afghanistan dan Bostwana yang tidur di mana saja, atau meniru ritual di Guatemala yakni bobok sambil membawa boneka di balik bantal.

Kalian merasa lelah pas bangun tidur dan ingin hari berlalu cepat supaya kalian bisa meneruskan tidur? Jangan khawatir. Kamu enggak sendirian.

Menurut penelitian dari lembaga Aviva, 66 persen penduduk dewasa di banyak negara maju mengalami gangguan tidur. Seperempat penduduk dewasa kota besar dunia cuma tidur lima jam dalam sehari. Malah, kementerian kesehatan dari berbagai negara sudah memasukkan gangguan tidur sebagai "masalah kesehatan publik."

Iklan

Gangguan tidur adalah epidemi zaman modern. Manusia di abad-abad yang lalu tak mengalami persoalan serupa. Dalam bukunya Back and Bed, Bart Haex mengungkapkan fakta semasa masyarakat pra modern, penduduk Eropa biasa tidur sepanjang malam. Mereka bangun pada interval-interval tertentu, sebelum kembali merem. Hingga kini, kebiaasaan tidur manusia berbeda-beda di seluruh penjuru dunia, tergatung budaya, agama dan tradisi yang sudah sekian lama dijalankan.

"Suku pemburu-peramu di Bostwana tidur hanya jika merasa sudah waktunya. Dan waktu tidur mereka relatif, alias terserah masing-masing orang. Artinya, kalau pukul 8 pagi mereka sudah merasa capek, ya tidur."

Kami menemui Dr Jessamy Hibberd, penulis This Book Can Make You Sleep, untuk menjajaki berbagai macam kebiasaan tidur, dari yang mudah dipahami secara logis hingga yang paling aneh di berbagai negara. Kami minta Hibberd menganalisis tradisi itu. Dia sekaligus membantu kita mendapatkan tidur yang lebih berkualitas, bahkan kalau syaratnya harus menggeret kasur ke kantor.


Ritual Tidur Cina dan Jepang: Di Sela Jam Kerja

World-Sleep-Day-1-of-8

Foto oleh: Hiroo Yamagata, via Flickr

Cina dan Jepang dikenal sebagai dua negara dengan rerata jam kerja panjang dan melelahkan. Di kedua negara ini, konep “work-life balance” adalah fantasi belaka. Jangan ditanya sepanjang apa pekerja di sana bisa terlelap di malam hari.

Pekerja yang kepergok tidur saat bekerja jadi pemandangan wajar di kedua negara ini. Bukannya dicemooh karena tidur saat kerja, mereka akan dianggap berdedikasi dan gigih menjalankan pekerjaan. Makanya, banyak kantor di Jepang dan Cina punya ruang khusus untuk tidur di kantor, agar pekerja bisa merem sejenak di siang hari.

Iklan

Semenyenangkan apapun kedengerannya, menaruh kepala di meja dan merem beberapa menit bukan keputusan yang bijaksana, setidaknya menurut Dr. Hibberd. "Saya rasa tidak adanya batasan antara kerja dan kehidupan pribadi, dan melihat apa yang terjadi di Jepang dan Cina, menunjukkan penduduk dua negara itu lebih mementingkan pekerjaan dari kehidupan pribadi dari tidur dan merawat diri. Meski kamu diperbolehkan tidur saat bekerja, camkan bahwa kita harus menyisihkan waktu supaya tidur dengan lelap di malam hari. Memisahkan tidur dan pekerjaan akan membuat kita jauh lebih produktif," katanya.


Guatemala: Bawa Boneka ke Kamar

World-Sleep-Day-4-of-8

Foto ilustrasi via Wikimedia Commons

Penduduk Guatemala tidur sambil membawa boneka yang konon menyerap keresahan agar mereka bisa nyenyak di malah hari. Tradisi ini sudah dijalankan sejak era Kerajaan Maya. Boneka-boneka kecil yang dibawa ke kamar itu disimpan di balik bantal. Menurut kepercayaan warga Guatemala, sepanjang malam boneka-boneka tersebut menangkap semua pikiran negatif yang menghantui pemiliknya.

Kepercayaan ini mungkin bikin orang lain merinding. Namun, Dr Hibberd tak melihat ada yang salah dengan praktik ini. "Malam hari memang waktu ketika bermacam keresahan muncul karena otak kita punya waktu untuk memikirkannya. Ini faktor yang membuat kita terjaga dan sulit tidur. Boneka penyerap keresahan macam ini adalah cara praktis memberi nama keresahan yang kita rasakan dan mengenyahkannya."

Terimakasih penduduk Guatemala, sekarang kami punya alasan buat beli dan majang model kit Gundam di kamar!

Iklan

Norwegia: Tidur Saat Suhu di Bawah 0 Derajat

World-Sleep-Day-7-of-8

Foto ilustrasi via Pixabay

Jika sedang jalan-jalan ke Norwegia, tak usah kaget dan teriak-teriak—apalagi lapor polisi—bila kalian menemukan bayi yang dibiarkan tidur di luar ruangan, dengan suhu yang beku dan tak dijaga orang dewasa. Bukannya tega, tapi sudah begitu adatnya memang.

Orang tua di Norwegia biasa meninggalkan bayi molor di teras luar rumah, bahkan ketika cuaca di bawah -5 derajat celsius. Lucunya, Dr Hibberd merestui kebiasaan ini. Begini alasannya: "Tidur yang nyenyak enaknya memang dilakukan dalam temperatur rendah. Sebaliknya manusia ketika kepanasan lebih berpeluang terbangun."


Suku Inuit di Alaska, Kanada, Siberia, Greenland: Berpelukan dalam balok es

World-Sleep-Day-6-of-8

Foto pembangunan Igloo via Wikimedia Commons

Tidur nyenyak di malam hari adalah tanggung jawab seluruh anggota keluarga dalam masyarakat Suku Inuit. Tidur dalam Igloo, rumah es yang terkenal itu, berarti mengikhlaskan tubuh dipeluk dari segala sisi karena prinsipnya sederhana: makin banyak tubuh, makin hangat, makin baik.

Apa yang dilakukan suku Inuit sebenarnya lumrah. Toh, sebagian dari kita umum kebelet mencari pasangan di musim penghujan dan kedua kebiasaan ini punya landasan ilmiah. Faktanya, punya teman berbagi tempat tidur sangat berfaedah untuk kita.

"Tidur beramai-ramai meningkatkan rasa aman, memperkokoh hubungan dan, menurut sejumlah peneltian, menurunkan kadar cortisol," kata Dr Hibberd.


Britania Raya: Minum Teh lalu Tidur Bugil

World-Sleep-Day-5-of-8

Foto via Pxhere

Menurut The National Sleep Foundation, hampir separuh penduduk Inggris menikmati secangkir teh sebelum tidur dan terlelap dalam keadaan bugil. Bagi mereka memiliki kandung kemih kuat dan tahan hidup hanya dilindungi selimut, hal ini sangat dianjurkan.

Iklan

"Melakoni ritual sebelum tidur, seperti minum teh, dapat membantu memberi sinyal kepada tubuh waktunya beristirahat sudah tiba."

Ritual juga berfungsi sebagai pemicu agar kita berpikir tentang tidur karena kamu membangun asosiasi antara minum teh dan tidur," kata Dr Hibberd. Dia juga menganjurkan tidur telanjang karena "pakaian menghalangi proses termoregulasi alami tubuh."


Botswana: Tidak kenal konsep tidur hanya saat malam

World-Sleep-Day-2-of-8

Foto ilustrasi via Pixabay

Penduduk Botswana tak selalu tidur setelah matahari tenggelam. Suku Kung, kelompok pemburu-peramu di sana, hanya tidur jika merasa sudah waktunya. Dan waktu tidur mereka itu relatif alias terserah masing-masing orang. Artinya, kalau pukul 8 pagi mereka sudah merasa capek, ya tidur. Pun, jika mata mereka sudah berat padahal waktu masih menunjukkan pukul 7 malam, tak ada yang menghalangi mereka memejamkan mata.

Tak ada aturan kapan seseorang harus bangun juga. Artinya, kontrol kapan dan lamanya seseorag tidur itu dipegang tiap-tiap orang.

Jadi, orang Botswana tak butuh alarm dan jam tidur yang tetap lagi. Apakah cara itu baik untuk kita tiru? Dr Hibberd menjawab “ya dan tidak.”

Hibberd berkukuh manusia perlu mendengarkan isyarat tidur dari tubuh. Sebab, idealnya kita mengikuti jam biologis tubuh juga. "Suasana yang gelap memicu pelepasan hormon melatonin yang mengirimkan sinyal ke otak bahwa jam tidur sudah tiba dan kita harus menciptakan jendal tidur—alias target jam optimal untuk tidur," ujarnya.

Iklan

Afghanistan: Tidur tak harus di kamar

World-Sleep-Day-3-of-8

Foto ilustrasi via Wikimedia Commons

Konsep "kamar tidur" sudah sejak lama dicampakkan di Afghanistan. Di sana, tiap anggota sebuah keluarga bisa tidur di mana saja, selama masih dalam rumah. Acapkali, mereka tidur di satu ruangan bersama. Begitu malam datang, penduduk Afghanistan menggelar alas tidurnya di sisi rumah manapun yang mereka pilih.

Mengenai hal ini Dr Hibberd menganggapnya bukan hal besar.

"Selama tidurmu berkualitas , kamu tak perlu aturan apapun soal lokasi tidur. Namun, seandainya kamu punya masalah tidur, langkah yang baik diambil adalah membangun asosiasi antara tidur, tempat tidur dan kamar tidur. Jadi, begitu kamu masuk kamar, yang kamu pikirkan adalah tidur."

Sebelum melempar alarm ke tempat sampah dan memutuskan untuk tidur secara permanen di i di pekarangan atau di poskamling mengikuti tradisi di Afghanistan, Hibberd menyarankan kalian agar mendengarkan tubuh. "Catat berapa jam kita tidur pulas dan apa yang membantumu terlelap."

Gampangnya, berbagai ritual tidur di banyak negara itu seharusnya bisa menginspirasimu agar lebih mudah tidur. Semoga membantu!


Anastasia Miari adalah penulis perjalanan dan kuliner lepas. Miari bermukim di London dan Athena. Pantau terus kegiatannya di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di Amuse