kesehatan

Cowok-Cowok, Berhentilah Tak Pede Sama Ukuran Penismu

Ukuran bukan masalah. Beneran. Ada penelitian yang rela bertanya soal isu ini ke ribuan perempuan.
Rachel Pick
New York, US
Cowok-Cowok, Berhentilah Tak Pede Sama Ukuran Penismu
Sumber foto ilustrasi:  therealbridgetpalmer/Flickr

Sebagian besar perempuan terbukti enggak mikirin ukuran penis ketika berhubungan sama lelaki. Jadi, sebenarnya apa yang diinginkan perempuan dari sebuah penis?

Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Swiss, perempuan enggak berharap yang aneh-aneh dari perkakasnya lelaki.

Sebanyak 105 responden perempuan dari usia 16 sampai 45 tahun diminta menilai penampilan 20 penis yang berbeda. Mereka lalu menggolongkan delapan kategori estetis penis itu dalam urutan bertingkat sesuai preferensi masing-masing.

Iklan

"Penis yang bersih" (tidak kutilan misalnya), tergolong paling penting di mata perempuan diikuti kerapian rambut kemaluan. Kategori-kategori lainnya—mulai dari ketebalan, panjang, dan penampilan buah zakar—tidak tergolong penting di mata responden.

Penelitian di Swiss ini dilakukan lebih untuk memahami cara perempuan merespons alat kelamin yang telah menjalani operasi memperbaiki cacat lahir hypospadias. Saluran kencing penderita cacat kelamin ini terletak di bagian belakang penis, dekat frenulum yang sensitif.

Hypospadias mempengaruhi 1 dari setiap 300 bayi baru lahir. Cacat ini sebetulnya gampang diperbaiki melalui operasi kosmetik. Separuh penis yang jadi contoh dalam penelitian tersebut telah menjalani operasi perbaikan hypospadias, yang menyebabkan penampilan meatus (pembukaan saluran kencing) sedikit abnormal.

Nyatanya, penampilan dan lokasi meatus bagi perempuan yang jadi responden dianggap “ paling tidak penting." Makanya, bagi lelaki kebanyakan, termasuk yang pernah menjalani operasi hypospadias, jangan khawatir. Sayangilah dirimu!

Tentu saja penelitian tersebut ada kekurangannya. Lengkungan penis tidak menjadi kategori penilaian responden, padahal harusnya perkara ini cukup penting ditanyakan. Selain itu, semua penis yang jadi topik penilaian responden sudah disunat.

Mengecualikan penis yang tidak disunat membuat studi ini terasa kurang universal. Kekurangan lain adalah tidak ada data mengenai kewarganegaraan atau orientasi seksual para peserta. Tentu saja ini semua faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi standar kecantikan responden.

Setidaknya, penelitian sederhana ini mengkonfirmasi satu hal yang sudah diketahui semua orang. Besar tidaknya penis bukan jadi hal krusial buat perempuan. Yang penting adalah kamu tahu cara memakainya.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard