media sosial

Ulama di Bangladesh Umumkan Fatwa Haram Pakai Emoji Tertawa di Facebook

Lewat video, Ahmadullah haramkan netizen muslim pakai emoji tertawa Facebook karena sering dipakai menghina orang lain. Tragisnya, banyak yang menertawakan video itu pakai emoji.
Shamani Joshi
Mumbai, IN
Ulama Bangladesh Keluarkan Fatwa Emoji Tertawa Facebook
Foto ilustrasi emoji tertawa Facebook dari Getty Images

Jika digambarkan dalam bentuk emoji, setahun terakhir jelas tidak cocok dengan emoji tertawa. Gen Z bahkan menyebut emoji tertawa “cheugy” alias sudah ketinggalan zaman. Dan kini, ulama yang memiliki jutaan pengikut di media sosial ingin mengharamkannya juga.

Iklan

Ulama Bangladesh Ahmadullah telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan emoji “Haha” untuk mengejek orang lain di Facebook. 

Pemuka agama itu menjelaskan alasannya dalam video berdurasi tiga menit yang telah ditonton 863.000 kali di Facebook. Dia menyatakan haram hukumnya bagi umat Muslim menggunakan emoji tertawa untuk menghina orang di internet.

“Tidak ada salahnya jika menggunakan emoji haha untuk senang-senang dan niatnya sesuai dengan orang yang memposting konten,” katanya dalam video. “Tapi jika reaksinya dimaksudkan untuk mentertawakan postingan atau komentar orang, maka itu dilarang dalam Islam.”

Ahmadullah menambahkan, siapa saja harus menahan diri untuk tidak menggunakan emoji yang dapat menyinggung orang Islam, yang “mungkin merespons [reaksinya] dengan bahasa buruk yang tak terduga.” Namun, tidak dijelaskan seperti apa respons atau “bahasa buruk” yang dia maksud.

Dia lalu mengklarifikasi pernyataannya dalam sebuah komentar, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti, “Islam tidak melarang hiburan. Tapi hiburan kalian tidak boleh menjadi penyebab penderitaan orang lain.”

Ahmadullah lebih lanjut mengatakan, “Orang yang kalian tertawakan bisa jadi lebih baik di mata Allah SWT. Mereka mungkin berada di jalur yang salah saat ini, tapi bisa saja mereka kembali ke jalan yang benar dan kalian wafat di jalan yang salah!”

Iklan

Walaupun pernyataan Ahmadullah patut dipertanyakan, kita harus mengakui dunia maya sangat toksik dewasa ini.

Faktanya, studi terbaru dari Cambridge University menemukan postingan negatif dua kali lebih mungkin untuk dikomentari daripada yang positif dan menerima banyak reaksi emoji tertawa. Temuan ini didapat setelah menganalisis 2,7 juta twit dan postingan Facebook dari akun resmi media dan politikus AS selama lima tahun terakhir.

Mungkin karena itulah pengikut Ahmadullah mendukung pesan yang disampaikan sang ulama. Bahwa dia hanya ingin menciptakan lingkungan online yang lebih positif. Beberapa pengikutnya bersikeras tidak sengaja menggunakan emoji “haha” di masa lalu, dan berjanji takkan mengulanginya lagi.

Ironisnya, video Ahmadullah memperoleh lebih dari 1.200 reaksi orang tertawa.

Ahmadullah merupakan satu dari sekian banyak ulama yang tenar menyebarkan dakwah di internet. Dia sering tampil di televisi untuk memberi komentar tentang agama dan masalah sosial, dan memiliki total lebih dari tiga juta pengikut di Facebook dan YouTube.

Pemuka agama Islam terkenal mengeluarkan fatwa yang mengharamkan tren modern. Pada 2017, MUI menerbitkan fatwa bahaya hoaks, menyusul penyebaran berita palsu yang memicu ketegangan etnis dan agama. Setahun sebelumnya, Majelis Fatwa Nasional Malaysia menyatakan umat Muslim dilarang merokok vape.

Follow Shamani di Instagram dan Twitter.