Narkoba

Cedera Paling Parah yang Bisa Dialami Anak Muda Gara-Gara Konsumsi Narkoba

“Aku membanting badan ke lantai berulang kali mengikuti irama ‘Nice for What’-nya Drake,” begitulah pengakuan seorang pemuda yang mabuk kokain.
Ilustrasi gigi patah dengan latar belakang foto kokain
Ilustrasi kokain: Paul Bock / Alamy Stock Photo; Ilustrasi gigi patah: David Cordner / Alamy Stock Photo

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.

Narkoba mungkin akan menciptakan sensasi bahagia yang luar biasa bagi pemakainya, tapi zat terlarang bisa sangat berbahaya. Tak hanya merusak fungsi tubuh begitu kecanduan, narkoba juga mampu membuatmu melakukan hal-hal bodoh. Sejumlah orang bahkan sampai mencelakai dirinya sendiri saat di bawah pengaruh obat-obatan.

Berikut kompilasi cerita anak muda yang mengalami luka parah sehabis mengonsumsi narkoba. VICE tak membenarkan perbuatan mereka.

Iklan

Jessie

Aku menenggak ekstasi dengan vodka saat nge-rave di sebuah terowongan. Tiba-tiba saja, aku menghantam tanah dengan keras sampai langit-langit mulut retak dan gigi patah hingga ke akar. Aku berangkat kerja seperti biasa keesokan paginya, belum menyadari apa yang terjadi dan enggak sempat becermin sebelum pergi. Setibanya di kedai kopi tempatku bekerja, rekan-rekan menyuruhku ke dapur untuk cuci piring karena kondisiku sangat buruk. Mereka kemudian menemukanku sedang muntah-muntah, dan akhirnya manajer mengantarkanku ke rumah sakit.

Akar giginya mati, jadi aku hanya bisa menerima kenyataan jika mulutku terasa sakit dan gigiku menghitam suatu saat nanti. Dokter gigi langganan syok berat saat melihat keadaanku. Setelah semua yang aku lakukan untuk memperoleh gigi rapi — dua kali operasi dan pakai behel selama bertahun-tahun — aku merusaknya begitu saja dalam satu malam.

Gavin

Punggungku remuk gara-gara keasyikan death drop mengikuti lagu “Nice for What”-nya Drake. Aku enggak suka lagunya dan enggak pernah melakukan death drop sebelumnya, tapi entah kenapa terdorong menyempurnakan gerakanku pas bagian “watch the breakdown”. Aku baru saja menghabiskan setengah kantong kokain waktu itu.

Aku berulang kali menjatuhkan badan ke lantai rumah teman, dan meneriaki dia untuk memutar ulang lagunya di YouTube sampai aku jatuh pada momen yang pas. Badanku sakit semua keesokan harinya, tapi aku mengira rasa nyeri itu adalah efek kokain. Aku enggak sadar telah membanting punggung berulang kali.

Iklan

Tom

Pada suatu malam di akhir pekan, aku dan teman-teman meninggalkan kelab dalam keadaan mabuk dan giting berat. Kami jalan kaki. Di tengah perjalanan, perhatian kami tertuju pada tong sampah restoran dan memutuskan untuk mengecek isinya. Kami menemukan banyak sekali roti dan donat di situ, lalu membawanya pulang sambil terseok-seok. Aku tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita teman sampai menabrak tembok dan membenturkan kepala.

Telingaku berdenging. Aku terduduk setengah sadar di jalanan sampai jeritan teman meresap ke kepala. Aku baru sadar habis jatuh ketika melihat roti berserakan. Aku berdiri dan kami pulang ke rumah, tapi teman bilang kepalaku bocor. Dia akhirnya memanggil ambulans karena panik. Aku mendapat delapan jahitan dan bekas lukanya masih ada sekarang.

Maya

Aku menghadiri pesta ulang tahun teman, dan acaranya relatif normal karena ada anggota keluarga. Aku susah lepas dari narkoba waktu itu, jadi aku berulang kali menyelinap ke kamar kecil untuk pakai ketamin. Ketika sore tiba, aku dan pacar — yang juga pemakai — ikutan lomba gendong. Pacar terpeleset saat sedang lari, dan aku terguling sampai tulang selangka dan tangan kiri membentur lantai.

Aku beralasan baik-baik saja karena enggak mau jadi pusat perhatian, dan bersikap seolah-olah enggak pernah jatuh sampai akhir acara. Aku baru menyadari betapa sakitnya badanku ketika efek ketamin sudah hilang dan ingin merebahkan tubuh. Butuh 15 menit sampai aku bisa berbaring dari posisi duduk. Keesokan paginya, aku nangis kejer di depan ibu dan dia membawaku ke rumah sakit. Tulang selangka dan tangan kiriku terkilir, jadi mesti digips selama sebulan.

Danny

Aku jatuh terjerembab ke lantai diskotek karena kebanyakan mengonsumsi ketamin dan cider. Gigiku patah sampai menembus bibir. Di dalam ambulans, aku cuma bisa duduk sambil mencabut gigi yang sudah goyang. Walaupun hanya tergesek sedikit, gigiku harus dicopot karena sudah mati. Alhasil, aku mesti implan gigi padahal aku baru 23 tahun.