FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Di Cina, Bayar Tiket Kereta Tinggal Pakai Alat Pemindai Wajah

Sisi positifnya: kalau tiketmu ketinggalan, kamu cukup setor muka. Sisi buruknya: kehidupan di Tiongkok makin totaliter kayak novel '1984'.
Cina menerapkan teknologi pemindai wajah untuk membayar tiket kereta
Stasiun Kereta Dongzhimen Station, Beijing. Foto oleh Lukas von Rantzau.

Bayangkan skenario seperti ini: kamu berjalan menuju loket pemeriksaan tiket stasiun kereta bawah tanah tapi lupa bawa tiket. Ternyata aman. Tanpa harus menunjukkan tiket ke petugas, kamu cukup setor muka. Kamera akan memindai wajahmu. Secara otomatis ongkos naik kereta dipotong langsung dari akun tabunganmu. Kamu lanngsung melenggang ke dalam stasiun, menuju gerbong yang kamu tempati.

Begitulah kira-kira masa depan yang segera dialami penduduk Tiongkok. Pemerintah Cina mulai mengujicoba pemindai wajah di stasiun kereta bawah tanah, di Shenzhen. Jika dirasa berhasil, alat pemindai wajah ini akan diuji coba di seluruh penjuru Negeri Tirai Bambu.

Iklan

Menurut surat kabar South China Morning Post , pemindai wajah ini dapat memudahkan pemerintah setempat memonitor pergerakan para pelaku kejahatan dan menangkapnya dengan mudah. Harapannya, ini akan membuat kehidupan warga yang taat hukum lebih tenteram.

Klaim tersebut bagus secara teori, tapi tidak dalam praktiknya. Yang pasti, pemasangan pemindai wajah ini sejalan dengan sistem pengawasan penduduk ala novel 1984 soal pemerintah totalitarian, yang kini perlahan-lahan diterapkan di seluruh wilayah Cina.

Sejauh ini, Cina memasang jaringan CCTV di seluruh jalanan perkotaan negaranya. Di Shenzen sendiri, kamera pengawas digunakan untuk mengurangi pejalan yang menyebrang sembarangan. Kamera-kamera ini merekam aksi pelanggar peraturan lalu lintas dan memasang foto mereka di atas lampu merah.

Perangkat lunak pengenal wajah mampu mengidentifikasi nama dan sebagian nomor identitas seorang pelanggar peraturan, lengkap dengan foto mereka. Selain itu, teknologi yang serupa dipasang di kelas-kelas SMA di Hangzhou, guna memastikan para pelajar benar-benar memperhatikan pelajaran yang tengah diberikan guru.

Di Ibu kota Beijing, teknologi pengenal wajah digunakan lebih kreatif. Setelah tisu toilet menghilang dengan cepat di obyek wisata bersejarah, Kuil Langit, teknologi pengawasan digunakan “memaksa” wisatawan berhemat memanfaatkan tisu toilet.

Agar bisa menarik tisu dari gulungannya, pengguna toilet harus rela diambil fotonya oleh mesin yang tersedia. Plus, jika ingin menggunakan lebih banyak tisu, pengguna toilet harus menunggu sembilan menit sebelum kembali diambil fotonya.

Kembali ke Shenzhen, teknologi pengenal wajah memang baru dipasang di satu stasiun. Namun, mengingat kegemaran pemerintah Tiongkok mengawasi setiap sendi kehidupan pribadi warganya, sepertinya tinggal tunggu waktu sampai teknologi serupa diterapkan di seluruh Negeri Tirai Bambu.

Follow Edoardo di Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.