FYI.

This story is over 5 years old.

Penelitian ilmiah

Ilmuwan Tiongkok yang Mengklaim Berhasil Mengedit Gen Bayi Manusia Dikabarkan Hilang

Media Tiongkok lokal berkata ilmuwan kontroversial ini kini “ditahan di rumah” oleh sebuah Universitas di Shenzhen yang menyangkal klaim tersebut.
Peneliti He mengklaim dirinya berhasil mengedit gen manusia
He Jiankui. Foto: Wikimedia Commons

Ilmuwan asal Tiongkok He Jiankui mengherankan seluruh dunia setelah mengklaim telah merekayasa bayi pertama dengan gen yang diedit. Sekarang He telah menghilang, menurut media lokal.

Kabar kehilangan He dilaporkan tabloid Tiongkok Apple Daily serta koran Ming Pao akhir pekan ini. Mereka mengklaim He ditahan di rumahnya oleh mantan majikannya, Universitas Ilmu dan Teknologi Selatan (SUSTC) di Shenzhen, dari mana profesor ini cuti tanpa dibayar sejak Februari 2018.

Iklan

Tapi pada Senin, juru bicara SUSTC menyangkal tuduhan tersebut kepada koran berbasis di Hong Kong South China Morning Post.

“Sekarang tidak ada yang informasinya akurat, hanya sumber resmi yang akurat,” ujar juru bicara SUSTC. “Kami tidak bisa menjawab pertanyaan mengenai soal ini sekarang, tapi jika kami memperoleh informasi, kami akan mengupdatenya melalui saluran resmi kami.”

Pihak-pihak Tiongkok belum mengomentari keadaan He secara umum.

Dugaan hilangnya He sangat lemah dan menjadi semakin rumit saat mempertimbangkan warga-warga Tiongkok kalangan atas lainnya, seperti aktris Fan Bingbing, yang pernah menghilang dari publik setelah menarik perhatian, kemungkinan disebabkan tindakan hukuman yang dilakukan pemerintah Tiongkok.

Pada Kamis, wakil menteri ilmu dan teknologi Xu Nanping mengatakan China Central Television bahwa He “melanggar hukum dan regulasi Tiongkok secara terbuka.”

Kepopuleran He meningkat setelah dia mengklaim telah memanipulasi DNA anak perempuan kembar pada November—pencapaian yang diraih dengan alat pengeditan gen CRISPR, yang menurut He membuat anak-anak tersebut rentan terhadap HIV, cacar, dan kolera.

Akuratnya klaim He, yang belum melalui proses penelahaan sejawat, masih diinvestigasi. Masih sedikit yang diketahui tentang individu-individu yang berpartisipasi dalam percobaan ini—tujuh pasangan yang terdiri dari ayah positif HIV dan ibu negatif HIV. Beberapa ahli genetika khawatir bahwa pasangan-pasangan tersebut tidak memahami implikasi penelitian ini.