Penipuan

Kisah Petualangan Sosialita asal Indonesia Jadi Penipu Paling Diburu di Hong Kong

Korban Azura Luna Mangunhardjono ramai-ramai melapor ke polisi lantaran ditipu sampai ratusan ribu dolar. Dia selalu mengaku anak 'crazy rich Indonesian' ke sobat-sobatnya, lalu menjalani gaya hidup mewah.
Kisah Azura Luna Mangunhardjono Sosialita asal Indonesia Jadi Penipu Paling Diburu di Hong Kong
Kolase oleh VICE. Potret Azura Luna dari screenshot akun instagram followyourbliss007 yang sudah dihapus; ilustrasi uang hasil penipuan dari torange.biz/lisensi CC 4.0

Seorang perempuan Indonesia bernama Azura Luna Mangunhardjono dicari banyak orang karena sejumlah dugaan penipuan. Ia didakwa mencuri lebih dari setengah juta dolar AS dari hasil memperdaya orang-orang kaya, pemilik apartemen, hingga pembantu di Hong Kong, Prancis, Amerika Serikat, dan Italia. Artikel panjang yang dirilis South China Morning Post tayang pada 1 Desember lalu banyak menjelaskan siapa wanita ini.

Iklan

Korbannya menduga perempuan ini bernama asli Enjang Widhi Palupi, lahir di Kediri pada 27 Oktober 1978. Ia pindah dari Bali ke Hong Kong pada 2003 bersama suami yang kini sudah mantan bernama Kirk. Entah bagaimana ceritanya, Azura yang mengaku putri keraton di Indonesia tahu-tahu sudah beredar di pergaulan sosialita Hong Kong.

Kepada kenalan-kenalannya, ia mengaku sebagai pekerja sosial yang kerap bepergian keluar negeri dengan jet pribadi. Kehidupan gemerlap ia peroleh karena penghasilannya mencapai US$150 ribu sebulan ditambah warisan ayahnya sebesar US$30 juta. Berbagai foto pamer kekayaan di media sosialnya membuat orang-orang percaya semua bualan itu.

Bualannya terus berkembang setiap ia bertemu orang baru. Jason, lelaki New York mantan pacar Azura, bertemu dengannya pada Oktober 2018 di Hotel Four Seasons Hong Kong dan langsung terpana. Kepadanya Azura mengaku punya 10 persen saham di hotel tempat mereka bertemu karena keluarganya satu dari sepuluh keluarga terkaya di Indonesia. Ibunya adalah pengacara jet set yang pernah membantu pemenangan Bill Clinton sebagai presiden. Ia dibesarkan di di kota besar dunia: Paris, London, dan Bali.

Jason tidak sadar ia ditipu karena Azura memang sangat meyakinkan sebagai orang kaya. Apartemennya di Robinson Road sangat mewah dengan rangkaian bunga dan baby grand piano. Suatu kali Azura bahkan mengklaim memiliki mansion 15 kamar di London.

Iklan

Tapi tak cuma bermodal pameran kemewahan, tipu-tipu berantai Azura juga makin meyakinkan karena ia punya karisma kuat dan bermulut manis. “Kalau kamu menemuinya, kamu akan langsung jatuh cinta. Dia begitu berkarisma. Kalau enggak begitu, bagaimana mungkin ia melakukan apa yang ia lakukan?” ucap Diane, bekas teman lama Azura yang lukisannya dipinjam untuk acara tapi tak pernah kembali.

"Azura seorang profesional murni. Tidak ada orang lain yang lebih hebat yang bisa membuatmu begitu nyaman di dekatnya. Ini beneran," ujar Robert, mantan pacarnya yang harus kehilangan ratusan ribu dolar pada masa-masa menjadi budak cinta.

"Dia bisa melakukan semuanya dengan sangat meyakinkan. Karakternya sangat hidup, sungguh luar biasa, cerita-cerita yang ia susun sangat dalam," kata Jason, gebetan paling baru Azura yang akhirnya sadar kalau Azura punya sejarah melarikan uang.

1575543553902-Screen-Shot-2019-12-05-at-175846

Entah kenapa bisa kebetulan, sebuah kasus penipuan internasional yang terkuak Juli lalu, melibatkan Indonesia dan seorang perempuan Asia (yang bisa jadi perempuan Indonesia juga), juga bisa sukses karena modus mulut manis dan lihai bicara. Karisma yang mirip-mirip juga diakui korban penipuan seorang perempuan di Jakarta Timur yang Oktober lalu berhasil menggelapkan 62 mobil senilai Rp2,5 miliar dalam 2 bulan saja.

Jason, Diane, dan Robert terhubung karena nama Azura muncul di website Ripoff Report, situs pengaduan dan investigasi swasta yang mau menerima laporan anonim. Para korban Azura kemudian membuat grup WhatsApp yang didedikasikan untuk menyelidiki penipuan Azura. Kumpulan informasi dari berbagai sumber mengindikasikan Azura benar-benar penipu profesional kelas dunia. Saya akan sebutkan beberapa di antaranya.

Iklan

Azura pernah menipu Robert untuk membantu pemakaman ayahnya (yang seharusnya sudah meninggal saat Azura kanak-kanak) pada 2017 sebesar US$150 ribu. Robert juga diminta berdonasi US$30 ribu demi sebuah kegiatan amal. Beberapa bulan setelahnya, Robert memastikan aliran dana tersebut dengan menghubungi si institusi amal. Nyatanya, institusi tersebut mengaku mereka enggak pernah dapat uang dari orang yang bernama Azura atau Robert.



Di akun LinkedIn miliknya, Azura mengaku sebagai lulusan psikologi dari Dartmouth College di New Hampshire, Amerika Serikat. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Cambridge University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan jurusan—ini gokil sih— Aerospace Engineering. Dari sini, wartawan SCMP Suzanne Harrison menghubungi juru bicara Dartmouth Diana Lawrence untuk konfirmasi dan tentu saja, Diana menyanggah eksistensi nama Azura sebagai alumni.

“Tidak ada alumni di Dartmouth dengan nama Azura Mangunhardjono,” ujar Diana kepada SCMP.

Meski belum bisa memastikan benar, MIT juga mengatakan hal serupa, “Sebenarnya belum pasti juga karena seseorang bisa masuk MIT pakai nama yang berbeda untuk program tertentu. Tapi, saya sudah memeriksa kantor administrasi MIT dan tidak menemukan rekam jejak orang tersebut,” ujar Abby Abazorius dari MIT.

Selama bermukim di Hong Kong, Azura memicu berbagai masalah. Perusahaan pemilik apartemen yang disewa Azura, Wellfine Properties, mengaku kliennya belum membayar sewa tinggal sebesar HK$460 ribu (Rp825 juta).

Iklan

Ada pula organisasi lelang di Hong Kong yang melaporkan Azura ke polisi karena ia membeli barang lelang sebesar HK$170 ribu (Rp305 juta) namun sampai sekarang tidak dibayar-bayar. Laporan seseorang di Ripoff menyebutkan Azura bepergian dari hotel ke hotel di Italia tanpa membayar sewa.

Selain yang besar-besar, utang kecil-kecilannya juga banyak. Seorang teman mengaku meminjamkan US$25.800 kepada Azura untuk beli wine. Pembantu Azura juga mengaku gajinya sebesar HK$76 ribu belum dibayar selama 8 tahun. Bahkan, pembersih karpet dan perawat bunga apartemennya mengaku Azura berutang kepada mereka.

Azura mestinya sudah jadi DPO Interpol jika rekor penipuannya bernilai jutaan dolar AS begini. Namun, tak ada informasi apakah kini ia menjadi buronan polisi Hong Kong sekalipun. September lalu, Harrison bahkan sempat bertemu Azura yang sedang pulang sebentar ke Hong Kong. Dalam wawancaranya, Azura cuma memberikan bantahan demi bantahan.

Pada 2014 film Blue Jasmine membuat aktris Cate Blanchett meraih Oscar untuk kategori aktris utama terbaik. Menilai ceritanya yang rada mirip, mending Azura buruan menyerahkan diri deh. Siapa tahu ada produser yang tertarik memfilmkan kisahnya. Sukur-sukur nanti bisa sesukses filmnya DiCaprio.