Opini

Antitesis YouTuber Ngehe: Konten Diam Berjam-jam Depan Kamera Ngetren di Indonesia

Akun 'Sobat Miskin Official' viral usai mengunggah video diam dua jam. Sama-sama bodoh, mending youtuber ga ngapa-ngapain gini daripada nge-prank. Tapi di mancanegara, udah banyak konten macam ini.
YouTuber Indonesia Viral Bikin Konten Duduk Diam Dua Jam Sobat Miskin Official
Ilustrasi diam via Pxfuels; ilustrasi vlogging via Pexels

Pikirkan posisi duduk ternyaman, latih ekspresi muka seakan sedang menahan buang air, dan kamera/ponsel berbaterai penuh. Kira-kira tiga hal itu aja yang dibutuhkan sebagai cara menjadi YouTuber genre berdiam diri, genre video absurd yang ramai belakangan.

Lagian, siapa sangka kalau video enggak ngapa-ngapain berjam-jam ternyata bisa laku? Gara-gara video dari kanal Sobat Miskin Official viral, kita tersadar bahwa ada kelompok masyarakat Indonesia yang demen liatin video orang berdiam diri selama hampir 2,5 jam.

Iklan

Video ini dapat sorotan luas kala akun @depresionistaa menyebarkannya di Twitter. Diunggah pada 10 Juli 2020, video udah ditonton hampir 250 ribu kali per 24 Juli. Artinya, video tanpa maksud itu diputar 17 ribu kali sehari! Bayangin, kalau punya akses, kemampuan orang Indonesia dalam menggunakan internet memang memukau.

Di Indonesia, konten video paling tanpa usaha sedunia ini bukan pertama kali dilakukan oleh Sobat Miskin Official. Pada 22 April, udah ada video serupa diunggah akun NapLive yang enggak ngapa-ngapain selama tiga jam, yang telah ditonton hampir 350 ribu kali.

Lalu, pada 5 Mei, akun RM Zone juga merekam dirinya menunggu waktu buka puasa sambil meluk jam dan liatin kamera selama dua jam, yang telah ditonton hampir 8 ribu kali.

Sesudah viralnya video berdiam diri ini, banyak kreator yang juga ikut-ikutan. Misalnya, akun Koko Sherman dan tempew. Indah sekali bukan hidup di masa sekarang? Dibanding menjadi produktif, semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling enggak ngapa-ngapain.

Tapi, kalau ngomongin konten genre ini, Indonesia jelas bukan yang pertama. Pada 25 Desember 2013 alias tujuh tahun lalu, akun Rens Cools udah pernah mengunggah video rekaman dirinya berdiam diri duduk di kursi sampai delapan jam. Buset, kok bisa enggak ketiduran sih? 

Lalu, ada akun Benjamin Bennett yang merekam dirinya duduk sambil tersenyum dalam video berdurasi empat jam. Mungkin Benjamin bisa dibilang jadi kreator paling konsisten di ranah ini.

Iklan

Sebab, doi udah mengunggah 309 video duduk-senyum berdurasi rata-rata empat jam di YouTube, terakhir baru dia lakukan pada 11 Mei 2020. Ini baru namanya dedikasi.

Kalau ngeliatin konten “tanpa usaha” gini aja laku, pikiran langsung berkecamuk. Ini sebenarnya masuk kategori konten bodoh atau konten cerdas sih? Ngeliat banyak YouTuber usaha maksimal untuk tetap relevan dengan bikin konten prank, pamer barang, dan cinta-cintaan cringe, genre kayak gini jelas ngajarin kalau Anda enggak harus kebanyakan gaya buat bikin konten menjual.

Apakah sebentar lagi akan lahir komunitas YouTuber genre ini? Mungkin saja, kebayang dong kalau mereka ngadain pertemuan terus isinya cuma diem-dieman bareng-bareng sambil direkam.

Terus, apakah memang bakal laku? Ya enggak tahu, yang jelas, viralnya video model begini jadi pertanda bahwa tidak ada jenis konten yang tidak bisa dinikmati orang Indonesia. Selama ada kuota internet, bukan hanya video berdiam diri, video intro “Akad” selama sepuluh jam saja laku didengar! Setengah juta kali pula!

Perkembangan konsep video enggak ngapa-ngapain disinyalir bakal ada banyak variasinya di masa depan. Satu yang langsung ketemu, kanal Napking mengunggah video duduk diam mendengarkan Deddy Corbuzier ngomong “tolol!” selama dua jam, akhir April lalu.

Di masa depan, tentu tidak menutup kemungkinan akan muncul variasi lain. Misalkan, kreator enggak ngapa-ngapain bisa kolaborasi sama kreator pembuat intro “Akad” sepuluh jam untuk membuat konten tidak ngapa-ngapain sambil dengerin “Akad” sepuluh jam. Sempurna.

Terakhir, kalian sebagai penonton juga harus lebih bijak. Daripada nontonin YouTuber yang doyan bikin tayangan insensitif dan merugikan khalayak, mending kita bikin kreator yang empat jam diem di depan kamera ini jadi terkenal.

Kapan lagi kita bisa menciptakan dunia ideal saat yang literally enggak ngapa-ngapain malah dapat uang?