LGBTQ

Tiongkok Sensor Dumbledore dalam Film 'Fantastic Beast', Dianggap Terlalu Gay

“Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore” menjadi korban terbaru sensor pemerintah Tiongkok. Dialog berdurasi enam detik dipotong, dianggap mempromosikan homoseksualitas.
Jude Law dalam penayangan perdana Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore di London
Jude Law memerankan sosok muda kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore, dalam seri “Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore”. (Mike Marsland / WireImage)

Tiongkok terkenal memiliki ketentuan sensor yang sangat ketat—salah satu yang paling ketat di dunia. Hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh pemerintah, bahkan hiburan yang dinikmati publik sekali pun. 

Di masa lalu, lembaga sensor Tiongkok telah memangkas berbagai adegan dalam film dan tontonan karena dianggap mempromosikan nilai-nilai budaya Barat yang tak sesuai dengan norma tradisional masyarakat. Itu sebabnya tak mengherankan jika dialog berdurasi enam detik, yang menunjukkan Albus Dumbledore (diperankan oleh Jude Law) gay, dihapus dari Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore.

Iklan

Hollywood Reporter melansir pekan lalu, dalam dialog yang tak lulus sensor Tiongkok, karakter kepala sekolah Hogwarts dalam film Harry Potter mengenang masa lalunya dengan Gellert Grindelwald (Mads Mikkelsen), sang musuh bebuyutan. Dia terdengar mengatakan, “I was in love with you” dan “the summer Gellert and I fell in love”.

Studio Warner Bros. telah mengonfirmasi penyensoran itu, mengatakan ada “keadaan yang mengharuskan pemotongan adegan bernuansa demi menanggapi secara sensitif berbagai faktor dalam pasar,” dikutip Hollywood Reporter.

Namun, menariknya, meski para penggemar Harry Potter telah melihat tanda-tanda Dumbledore gay, J. K. Rowling tidak pernah menyatakan demikian. Sebaliknya, sang penulis sering mendiskusikan seksualitas karakter tersebut tanpa pernah menggambarkannya. Dia baru mengumumkan orientasi seksual Dumbledore pada 2007, setelah buku terakhirnya dirilis.

“Saya kesal dengan J. K. Rowling yang mengacaukan isi buku setelah merampungkan kisah pamungkasnya,” tulis Lev Grossman, pengarang seri fantasi “The Magicians”, saat mengkritik penulis penuh skandal itu dalam majalah Time. “Kalau memang dia ingin Dumbledore berorientasi seksual gay [...] kenapa dia tidak menulisnya seperti itu sejak awal?”

Rowling tampaknya tidak mengindahkan kritik tersebut, mengingat dia tak pernah menunjukkan karakternya memang gay dalam “The Crimes of Grindelwald”. Seri itu sama sekali tidak mengonfirmasi orientasi seksual Dumbledore. Dia beralasan karakternya akan berkembang lebih jauh—tapi bukti menunjukkan perkembangan itu tidak dilihat sebagai hal penting dalam seri “Fantastic Beasts”, apalagi para pencipta dengan seenaknya menghapus bagian krusial dari latar belakang Dumbledore, yakni statusnya sebagai kelompok terpinggirkan.

Namun, tetap saja, penyensoran Tiongkok akan semakin menghilangkan salah satu bagian penting dalam hidup Dumbledore. 

Ini menjadi kesekian kalinya lembaga sensor negara yang otoriter memotong adegan LGBTQIA+. Pada saat penayangan film Bohemian Rhapsody 2019 lalu, pemerintah memotong seluruh adegan seputar homoseksualitas, HIV dan narkoba yang tak bisa dipisahkan dari perjalanan hidup Freddie Mercury. Masih di tahun yang sama, stasiun televisi nasional wajib mengaburkan penampilan laki-laki yang terlihat feminin.