Kesehatan Mental

Sedang Benci Banget Sama Seseorang? Lakukan Ini Supaya Kamu Tidak Kelewatan

Dengan mempraktikkan kesadaran ini, kamu dapat menghadapi berbagai situasi secara lebih baik, termasuk saat bertemu orang yang smenyebalkan.
kesadaran diri, self-awareness
Foto: Thirdman via Pexels

Kita semua pernah berurusan dengan orang rese. Entah itu tetangga yang tiada henti membanggakan anaknya, teman yang mendominasi pembicaraan, maupun rekan satu kantor yang doyan ngobrol di jam kerja.

Kamu berusaha sekuat tenaga menahan diri agar tidak sewot. Namun, ada kalanya kamu lepas kendali karena ulah mereka benar-benar menjengkelkan. Kamu melontarkan ucapan kurang mengenakkan, yang kamu sesali belakangan.

Iklan

Pada saat-saat inilah “self-awareness” amat dibutuhkan. 

Self-awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan seseorang memahami pikiran, perilaku dan perasaan pribadi, serta dampaknya terhadap orang lain. Kamu dapat melewati berbagai situasi dengan cara yang lebih baik, dan tetap bertindak dengan kepala dingin. Kemampuan ini juga membantumu menghadapi orang menyebalkan karena kamu telah terlatih mengatur emosi.

“Dengan adanya kesadaran diri, orang mampu menguasai situasi karena mereka sadar akan reaksi atau respons diri sendiri. Mereka juga memahami apa yang mungkin dirasakan orang lain,” ujar Emmanuel Hernani, terapis yang berspesialisasi dalam peningkatan kesadaran diri, kebebasan dan pengarahan diri.

Sayangnya, mempraktikkan kesadaran diri gampang-gampang susah. Itulah sebabnya VICE meminta saran para pakar mengenai cara terbaik meningkatkan kesadaran diri, serta hal-hal yang bisa dilakukan supaya tidak mudah tersulut emosi.

Sadarilah situasi buruk tak terelakkan dalam hidup

Kita cenderung merasa kesal ketika orang bersikap tidak seperti yang kita harapkan, atau saat menghadapi situasi yang tidak diinginkan.

“Jika kamu mencoba memahami alasanmu sebal dengan orang lain, kamu akan tersadar bahwa kamu merasa begitu karena ekspektasi yang kamu berikan terhadap orang lain tidak terpenuhi. Mereka tidak memperlakukan atau berbicara seperti yang kamu harapkan. Jika kamu menggali lebih dalam, semua ekspektasi tersebut awalnya dari dirimu sendiri,” terang life coach Miguel Bermundo di Manila.

Iklan

“Kamu harus menerima kenyataan tak semua orang memperlakukanmu seperti yang kamu inginkan,” lanjutnya. “Pilihlah orang-orang yang menurutmu dapat diandalkan dalam hal tertentu.”

Akui emosi yang kamu rasakan, tapi jangan biarkan perasaan itu mengendalikanmu

Sangat mudah bagi kita untuk lepas kendali. Kamu mungkin gusar dengan pegawai sales yang gigih memasarkan produk jualannya kepadamu, atau komentar rekan kerja menyinggung perasaanmu. Namun, kamu perlu memahami perasaan sebelum bereaksi. Tujuannya agar kamu tidak lepas kendali.

“Begitu kamu memahami apa yang dirasakan, kamu tak lagi dibutakan oleh emosi,” guru yoga Anna Manalastas memberi tahu VICE.

“Kesadaran diri mengembalikan perhatian pada dirimu sendiri, dan kamu dapat menguasai situasinya karena kamu sadar hanya dirimu yang mampu melakukan itu. Kamu tak bisa menuntut orang untuk selalu bersikap baik kepadamu,” tuturnya, lalu menambahkan terkadang niat orang sebetulnya baik. Hanya saja mereka salah menyampaikannya.

Bermundo menekankan pentingnya mengelola reaksi. Kita bisa tetap santai apabila memahami perasaan yang kita miliki.

Latihan pernapasan

Jangan pernah sepelekan kemampuan bernapas panjang dan dalam. Manalastas bahkan menyebut teknik pernapasan sebagai “cara termudah menenangkan diri”, sedangkan Hernani melihatnya sebagai cara terbaik mengatur emosi. Pasalnya, pola pernapasan akan berubah ketika kita merasa takut atau gelisah.

Iklan

“Emosi baru bisa dikendalikan apabila pola pernapasan kita stabil. Kamu tentunya harus membuat beberapa pola untuk itu. Kamu bisa menarik napas sambil menghitung sampai tiga, enam atau sembilan—terserah yang kamu inginkan,” Hernani menjelaskan. “Dewasa ini, kita suka lupa bernapas dengan baik dan bereaksi terhadap situasi yang ada. Kita gampang panik, gelisah dan kesal karena tidak bisa menghadapi situasinya.”

Latih kesadaran diri melalui olahraga fisik

Kesadaran diri harus dipraktikkan secara lahir dan batin. Apa yang kita rasakan dapat tercermin dalam bahasa tubuh, begitu juga sebaliknya.

“Kamu harus menyadari rasa jengkel serta perwujudan lain dari perasaan itu,” kata Hernani. “Kamu [mungkin] mengetukkan kaki atau memeras tangan saat gelisah.”

Bukan tanpa alasan latihan fisik yang mengutamakan pernapasan dan gerakan sering disebut dapat meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan diri. Seperti yoga, misalnya.

“Latihan fisik mengingatkan kita, ada hubungan yang sangat mendalam dan tak terbantahkan antara tubuh dan pikiran kita,” jelas Manalastas. “Kamu akan menciptakan ruang secara fisik [dan mental] dengan cara menenangkan tubuh.”

Pentingnya melakukan refleksi diri

Refleksi diri sangat dibutuhkan dalam mempraktikan kesadaran diri. Bermundo menyarankan agar kita melakukan dua tahapan introspeksi: primer dan sekunder. Kita sebatas merenungkan situasi yang terjadi dalam tahap primer, sedangkan tahap sekunder mengharuskan kita memikirkan cara diri memandang situasi tersebut.

“Tak banyak orang berusaha memahami cara berpikirnya sendiri. Kenapa mereka bereaksi seperti itu? Kenapa mereka kesal? Pertanyaan semacam itu dapat membantu refleksi sekunder,” terangnya.

Iklan

Namun, Hernani memperingatkan pikiran kurang menyenangkan yang dapat muncul darinya. Itulah mengapa orang selalu berusaha menghindari keharusan refleksi diri. Jika kasusnya seperti ini, Hernani menganjurkan untuk meminta bantuan orang lain, seperti teman atau bahkan terapis.

Ambil tindakan yang sesuai

“Konteks sangatlah penting dalam mengambil tindakan,” ujar Bermundo. Dengan memahami cara kerja otak, kamu akan mendapat gambaran jelas apa yang sebaiknya kamu lakukan dalam situasi tertentu. Menurut Bermundo, kamu bisa memilih antara mengabaikan, menghindari, menanggapi dan melawan situasi yang dihadapi.

“Biasanya orang lebih nyaman menjadi diri sendiri apabila kamu tidak keras kepada mereka.”

Follow Nikki Natividad di Instagram.