Lagu Legendaris

Lagu Legendaris 'Thong Song'-nya Sisqo Berjasa Bikin Laris Celana Dalam Victoria's Secret

Berkat popularitas lagu itu di awal 2000-an, konon perempuan berbagai negara jadi kepengin pakai thong.
Bettina Makalintal
Brooklyn, US
Lagu Legendaris 'Thong Song'-nya Sisqo Berjasa Bikin Laris Celana Dalam Victoria's Secret
Foto Sisqo memamerkan Thong oleh Frank Micelotta/ImageDirect 

Victoria's Secret adalah kekaisaran yang nyaris runtuh. Dulu memang brand ini penguasa jagat pakaian dalam mewah untuk perempuan. Tapi, data terkini menunjukkan kekuasaan mereka memudar. Penjualan global Victoria's Secret selama satu dekade terakhir anjlok, disusul dengan pembatalan fashion show mereka untuk koleksi 2019 mendadak tanpa alasan jelas.

Sebelum mengalami paceklik tahun ini, Victoria's Secret adalah pemimpin pasar untuk pakaian dalam yang unik dan harganya premium. Peminat fashion mengenal produk khas mereka, seperti bra yang dihiasi permata, korset dengan warna-warna mencolok, serta berbagai jenis thong.

Iklan

Bagi kalian yang awam, thong berbeda dari g-string, walau fungsinya sama-sama celana dalam perempuan.

Thong adalah celana dalam yang punya penghubung berupa sepotong kain menghubungkan karet pada bagian belakang celana dalam dengan bagian depan. Sehingga, di bagian belakang bokong, celana masih sedikit terlihat (dan pemakainya merasa nyaman). Sebaliknya, g-string dihubungkan dengan tali tipis saja, masuk ke dalam lubang pantat, sehingga area bokong seakan-akan telanjang—karena tujuannya agar perempuan yang memakainya nampak lebih seksi.

Thong mulai populer pada akhir 1990-an. Popularitas celana dalam ini membantu penguatan brand Victoria's Secret. Siapa sangka, sosok yang berjasa mempopulerkannya adalah penyanyi R&B mesum dari Amerika Serikat. Kita harus ingat, pada 1998, sebuah lagu memuncaki tangga lagu pop berbagai negara. Lagu itu berjudul "Thong Song", dinyanyikan oleh Sisqo. Saking populernya, lagu itu mungkin sudah seperti "Despacito" buat generasi sekarang. Reff-nya yang tolol tapi nagih itu, "tha thong thong thong thong", dinyanyikan balita sampai orang dewasa berbagai negara.

Konsep thong sebenarnya sudah ada sejak tahun 42 ribu sebelum Masehi, menurut artikel Racked. Tapi, thong baru benar-benar menanjak penjualannya di akhir 90-an. Lagu Sisqo, menurut sang penyanyi, mendorong peningkatan penjualan thong, bahkan membuat brand Victoria's Secret jadi merek pakaian dalam skala global.

Iklan

Setidaknya, itu yang diyakini oleh sang penyanyi R&B itu, ketika diwawancarai Majalah Complex. Potongan wawancara itu dipublikasikan oleh Def Jam.

"Ketika aku mulai menyadari kalau laguku sangat populer, aku penasaran pengin tahu apakah orang jadi tertarik beli thong. Aku jadi kepikiran mampir ke salah satu gerai Victoria's Secret dekat rumah. Belum juga ide itu terealisasi, perwakilan Victoria's Secret sudah menghubungiku duluan. Mereka bilang penjualan thong melonjak 80 persen.

Berkaca pada cerita ini, mungkin Victoria's Secret memang belum akan tamat riwayatnya. Penjualan mereka lesu kalau hanya berpatokan sama ritel fisik. Mereka cuma butuh momentum agar pakaian dalam unik kembali dilirik perempuan. Seperti dilansir Vox, manajemen Victoria's Secret juga menyadarinya. Mereka akan fokus sama pemasaran digital. Siapa tahu, mereka butuh lagu serupa "Thong Song" agar produknya laku.

Malah, kami kepikiran. Kenapa Victoria's Secret tidak berkolaborasi sama Sisqo saja sekalian? Menandai dua dekade usia "Thong Song" gitu. Toh kolaborasi brand pakaian dan musisi kan sudah sering dilakukan.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey