Adat Bali

Selain 'Begpacker', Gubernur Bali Kini Ancam Pulangkan Turis Lecehkan Adat

Pulau Dewata dikejutkan skandal selebgram Ceko yang pakai air suci di Ubud untuk cebok. Sabina Dolezalova minta maaf setelah dihukum adat, tapi I Wayan Koster masih belum terima.
Selain 'Begpacker', Gubernur Bali Kini Ancam Pulangkan Turis Lecehkan Adat Wisatawan Ceko Cebok Pakai Air Suci Sabina Dolezalova
Kolase oleh VICE. Ilustrasi pura dari Wikimedia Commons; aksi selebgram Ceko cebok pakai air suci dari screenshot video Instagram.

Sabina Dolezalova dan Zdenek Slouka, dua warga negara Republik Ceko yang sedang berwisata di Bali, dihukum adat setelah unggahan Instagram Stories kontroversial Sabina viral. Video yang diunggah 10 Agustus lalu tersebut merekam Zdenek menyiramkan air suci dari Pura Beji di kawasan Monkey Forest, Ubud, ke bokong Sabina. Kejadian ini langsung mengundang kecaman warganet, terutama masyarakat Bali, karena dua wisatawan asing ini dianggap melecehkan tempat suci.

Iklan

Kecaman mengalir deras karena sejatinya air di pura tersebut disucikan oleh masyarakat Hindu sehingga tidak bisa digunakan sembarangan. Air suci hanya diperuntukkan untuk keperluan upacara adat, doa kesehatan, dan ritual suci lain. Pemberitahuan tentang air suci ini juga sudah dipasang di papan penanda tempat wisata. Menyadari tindakan bodohnya tersebar di mana-mana, keesokan harinya (11/8) Sabina dan Zdenek mendatangi rapat adat prajuru Desa Adat Padangtegal yang merupakan pengelola Pura Beji untuk meminta maaf. Terjadi mediasi yang melibatkan banyak sekali pihak: pelaku, kepolisian, imigrasi, konsul kehormatan Republik Ceko, dan pemangku adat desa. Arya Wedakarna, anggita DPD RI dari Provinsi Bali yang ikut dalam proses mediasi, mengatakan kedua turis disepakati harus menjalani hukuman adat. Penyelesaian secara kekeluargaan ditulis dalam selembar kertas bermaterai enam ribu.

"Berita sudah menyebar banyak komponen di Bali, baik umat Hindu dan komponen budaya yang merasa keberatan dari postingan bule terkait air suci di pura. Hasil kesepakatan mereka dikenakan sanksi adat," ujar Arya kepada Kompas.

Sanksi adat yang diberikan, kedua turis tersebut akan terlibat dalam upacara dan pembersihan pura, serta meminta maaf langsung secara adat. Upacara akan diadakan pada 15 Agustus, tepat pada malam purnama. Selain itu mereka juga diwajibkan berpartisipasi dan membantu sebagian biaya upacara yang diadakan di Pura Beji.

Iklan

“Mereka harus ikut tata cara karena mereka yang harus meminta maaf kepada para dewa. Jadi tiga orang: dua wisatawan dan satu perekam harus hadir ikut kebudayaan. Cara-cara sesuai tradisi,” ujar Arya lagi. Sebenarnya ada peluang kedua turis dikenai pasal pidana UU ITE dan UU Imigrasi,namun Arya mengatakan mereka ingin menjaga kehamornisan hubungan bilateral dengan Republik Ceko.

Selain permintaan maaf langsung, Sabina dan Zdenek wajib mengunggah sebuah video permintaan maaf atas tindakan bodohnya lewat Instagram Arya. Mereka membela diri, mengaku tidak didampingi pemandu wisata sehingga belum tahu air tersebut disucikan.

Meski bisa dibilang masalah sudah selesai, beberapa elemen masyarakat masih kurang puas dengan permintaan maaf dan hukum adat yang diterima kedua turis. Salah satunya Gubernur Bali I Wayan Koster. Selasa lalu (13/8) Koster meminta Kantor Imigrasi memulangkan turis asing yang melecehkan tempat suci di Bali.

"Dengan dikompromikan begitu saja, lantas disuruh guru piduka atau apa, minta maaf, di situ selesai. Tapi, buat saya ini belum selesai. Untuk ke depan, kalau ada wisatawan yang seperti itu lagi, harus pulangin saja, sudah tidak tertib datang ke Bali. Kami akan warning begitu,” kata Koster, dikutip Jawa Pos. Koster menilai kejadian serupa berpeluang terjadi lagi dan ia akan menyusun regulasi untuk mengantisipasi dan mengawasi tindak penodaan tempat suci di masa mendatang.

Psikolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Hening Widyastuti menilai, kejadian-kejadian turis kurang ajar sering terjadi karena orang Indonesia terlalu lunak. "Dari tuan rumah sendiri, dalam artian pemerintah Bali, (pemerintah) pusat, dan pariwisata, dengan alasan agar banyak wisatawan asing dan domestik, akhirnya (tuan rumah) memiliki program sedemikian rupa dengan berbagai fasilitas pariwisata terjangkau dan dampaknya menjadi lunak," ucap Hening kepada Kompas.

Mungkin kalau terjadi sekali dua kali lagi kasus kayak gini, pemerintah Bali bakal keras ya, Bu. Seperti pada fenomena bule ngemis ongkos jalan-jalan di Bali yang Juli kemarin akhirnya disikapi tegas oleh Kantor Imigrasi Bali: Siapa pun bule yang ketahuan jadi begpacker, bakal dibalikin ke kedutaan negaranya masing-masing.