kesehatan

Di Masa Depan, Ada Gelang yang Bisa Beri Tanda Kapan Kita Sudah Kelewat Mabuk

Mengenakan gelang yang bisa mengukur tingkat mabuk memang memalukan, tapi lebih memalukan mana sama muntah di jalanan? Ini temuan yang sangat berguna buat tukang minum.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Di Masa Depan, Ada Gelang yang Bisa Beri Tanda Kapan Kita Sudah Kelewat Mabuk
Foto oleh Garage Island Crew via Stocksy.

Sebentar lagi, kalian tak perlu berkaca untuk melihat seberapa mabuknya dirimu. Para ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign baru saja menguji gelang atau jam buatan mereka yang bisa mengukur kadar alkohol dalam tubuh seseorang. Perangkatnya terbukti mampu menentukan seberapa mabuk pemakainya. Menurut penelitian yang diterbitkan pada 30 Agustus dalam jurnal Alcoholism: Clinical & Experimental Research, gadget semacam ini dapat membantu orang memutuskan untuk berhenti minum dan tidak menyetir ketika mabuk.

Iklan

Sensor gelang akan mengumpulkan data konsentrasi alkohol transdermal (TAC), atau jumlah etanol yang dikeluarkan tubuh melalui keringat. Datanya kemudian dikirim ke aplikasi lewat Bluetooth dan diintegrasikan ke Apple Watch. Kalian hanya perlu menukar talinya dengan yang memiliki sensor. Infonya ditampilkan dalam bentuk grafik yang bisa naik turun, tergantung pada seberapa banyak alkohol dalam tubuh.

Namun, perangkat ini masih memiliki kelemahan yang mesti ditingkatkan. Meskipun sensornya bisa memberi tahu pemakainya semakin mabuk, TAC bukanlah indikasi mabuk yang paling kuat dan konkret. Para ilmuwan berusaha memecahkan apakah data yang dikumpulkan dari keringat bisa diwujudkan menjadi kadar alkohol darah (BAC).

Cara terbaik mengukur seberapa banyak alkohol dalam tubuh yaitu dengan melihat BAC melalui breathalyzer, tes urin, atau tes darah. TAC tidak secara sempurna mencerminkan kadar BAC, tetapi bukti terdahulu menunjukkan kedua hal itu sejalan. Berhubung tes alkohol melalui kulit bersifat kontinu dan tidak seinvasif tes urin atau darah, banyak pakar berpendapat tes alkohol transdermal dapat digunakan sebagai pelengkap tes analisis BAC yang layak, dan pada akhirnya menjadi alternatif tes breathalyzer.

Selain itu, ada faktor eksternal yang dapat menghambat keefektifan sensor kulit dalam mengukur keadaan mabuk, termasuk seberapa sering pengguna gelang keringatan, suhu ruangan, dan kelembaban. Tak hanya itu saja, jeda waktu antara minuman terakhir dan dikeluarkannya etanol juga bisa berpengaruh. Pemindaian gelangnya rata-rata 24 menit lebih lambat dari tes breathalyzer.

Meskipun demikian, para ilmuwan optimis dengan sensor ini. “Pertanyaannya adalah, bisakah kami memproses informasi dengan cara yang lebih akurat untuk mengindikasi BAC?” kata penulis Catharine Fairbairn, assistant professor bergelar PhD psikologi di Universitas Illinois, kepada VICE. Fairbairn mengakui tantangannya, tetapi yakin bisa mengatasinya—selama peneliti dapat menemukan cara menangani semua faktor eksternal saat memproses TAC ke BAC.

Mengingat orang semakin suka mabuk-mabukan dalam beberapa tahun terakhir, menyetir di bawah pengaruh alkohol menjadi masalah serius. Oleh karena itu, mengenakan perangkat yang praktis tentu terdengar menjanjikan. Masalahnya, apakah kalian bisa ingat pakai kalau sudah kelewat mabuk?

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.