FYI.

This story is over 5 years old.

Dunia Kerja

Pakar Menjelaskan Tips Bertahan Dalam Pekerjaan Menyedihkan

Akuilah, banyak dari pembaca VICE yang melakukan pekerjaan berat tapi resign enggak semudah diucapkan. Nah, kami bantu kalian agar lebih mudah melewati siksaan pekerjaan menyebalkan.
Foto ilustrasi via Shutterstock

Apapun alasannya, sekarang kamu terjebak dalam pekerjaan yang kamu benci dan situasinya tidak memungkinkan untuk kamu berhenti begitu saja. Ya, manajemen yang tidak efektif, kolega tidak kompeten, tugas-tugas yang menumpuk dan tidak menantang, dan perjalanan panjang dari rumah ke kantor, pada akhirnya akan menggerogoti semangat kita.

Tetapi, tagihan-tagihan harus dilunasi. Atau, mungkin kamu (atau pasanganmu) bergantung pada asuransi kesehatan yang disediakan kantormu. Atau mungkin kota tempat kamu tinggal tidak menyediakan banyak pekerjaan, jadi meski pekerjaanmu saat ini membuatmu jengah, kamu merasa perlu mempertahankannya.

Iklan

Meski demikian, hanya karena kamu merasa stagnan, bukan berarti kamu tak punya pilihan atau harapan. Kami meminta pelatih, penyiar podcast, dan veteran industri perekrutan untuk memberi saran kepada seseorang yang sangat amat membenci pekerjaannya.

Cobalah Lebih Reflektif dan Proaktif

Saya akan menanyakan diri sendiri tiga pertanyaan ini:

  • Mengapa saya membenci pekerjaan ini? Apakah peran saya, kolega saya, bos saya, perjalanan jauh dari rumah ke kantor, tugas-tugas yang menumpuk, dll? Menetapkan apa penyebab kejengkelanmu membantumu supaya situasi yang sama tak terulang di masa depan.
  • Sumber daya apa saja yang saya butuhkan untuk mencari pekerjaan baru? Apakah saya perlu mempekerjakan penulis CV, pelatih karir, meluaskan jejaring, dll?
  • Bagaimana saya bisa mengatasi situasi ini? Perubahan seperti apa yang bisa saya ciptakan agar hari-hari kerja saya menjadi lebih ringan?


Tonton dokumenter VICE mengenai profesi yang kini sangat dicari di Cina, yaitu jadi pengawal perempuan kalangan elit:


Jangan membuat kesalahan ini: kabur dari satu pekerjaan dengan menerima pekerjaan lain. Coba pikirkan matang-matang apakah pekerjaan baru itu akan membawamu lebih dekat ke tujuanmu. Gagasan soal pekerjaan telah berubah selama beberapa tahun terakhir, dan pekerjaan yang lima atau sepuluh tahun lalu tidak ada, kini menjadi peluang karir yang menjanjikan. Cari tahu apa yang kamu suka lalu ambil tindakan. — Neely Raffellini, penggagas 9 to 5 Project , situsweb yang membantu perempuan mendapatkan perangkat yang mereka perlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan.

Iklan

Terus Kembangkan Dirimu

Alih-alih memperbarui CV seenak hati atau asal-asalan mendaftar pada pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak akan meningkatkan kesejahteraanmu, lebih baik luangkan waktu untuk mengembangkan diri. Berpartisipasi dalam kelas yang selalu ingin kamu coba. Nonton bioskop sendirian seminggu sekali. Telepon temanmu yang selama ini ngajak ketemu tapi selalu kamu batalkan. Luangkan waktu dengan orang-orang yang kamu sayangi. Lakukan sesuatu yang membawa keriaan, sesuatu yang merangsang rasa ingin tahu, kasih sayang, dan energi.

Saat kita terjebak di dalam sebuah lubang, kamu akan terbantu saat melakukan hal baru dan menemukan kembali semangat yang sempat padam. Ingat, ya, kamu pernah melalui masa-masa berat di masa lalu. Sekarang kamu melakukan pekerjaan sebaik mungkin, dan dengan sedikit tekad, kejujuran, dan strategi, kamu juga akan melewati masa-masa sulit ini. — Alex Durand , Pelatih Tujuan dan Perubahan

Tutupi Rekam Jejakmu

Sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk membenci pekerjaanmu! Sekarang ada lebih banyak sumber daya daripada sebelumnya. Jadi, perbarui CV-mu. Kalau situasimu saat ini tidak bisa ditangani lagi, langsung cari-cari lowongan pekerjaan lain. Coba cari pekerjaan lewat pencarian Google, Indeed, ZipRecruiter, dan LinkedIn. Cari perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang dan jangan lupa riset soal perusahaan itu sebelum kamu mengirimkan lamaran. Lihat ulasan-ulasan Glassdoor supaya kamu bisa dapat gambaran rasanya bekerja di perusahaan tersebut.

Iklan

Kalau pencarian lowongan bukan pilihan yang kamu punya saat ini, coba ngobrol dengan atasanmu soal keluhan-keluhanmu. Kalau kamu adalah pegawai yang mereka hargai, atasanmu mungkin tidak akan keberatan membantumu dalam jangka waktu pendek untuk menemukan posisi yang lebih cocok di perusahaan itu.

Kalau alasan kamu jengah dengan pekerjaan adalah atasanmu, coba cari pekerjaan sampingan di luar kantor, dan rahasiakan hal ini. Jadwalkan wawancara saat rehat makan siang atau pagi hari sebelum kamu ke kantor, atau sore hari setelah pulang kantor. Ingat, jangan pernah meninggalkan CV-mu di printer kantor, ya. — Chris Russell, Managing Director RecTech Media dan pembawa acara RecTech: the Recruiting Technology Podcast

Kalau Semua Cara Gagal, Jangan Baper dan Terus Jajal Peluang

Kalau kamu tidak tahu posisimu, bergeraklah. Kamu kan bukan pohon. Saya suka nasihat ini karena, seringkali, seseorang punya kuasa untuk keluar dari situasi buruk. Mungkin kamu tidak bisa langsung melihat perubahannya, tapi kamu harus proaktif. Jadi, kalau kamu benci pekerjaanmu, mulai buat rencana untuk mendapatkan pekerjaan baru, tapi ingat bahwa sebagian masalah di kantor bisa diselesaikan dengan sedikit usaha. Mungkin tidak mudah untuk menemukan pekerjaan baru, tapi kamu sebaiknya mencoba.

Lebih mudah untuk menemukan pekerjaan baru saat kamu masih bekerja di perusahaan lain, jadi kalau memungkinkan, pertahankanlah pekerjaanmu saat ini sampai kamu mendapatkan pekerjaan baru. Satu-satunya pengecualian pada aturan ini adalah jika pekerjaanmu membuatmu sakit. Kalau sudah begitu, kirim surat pengunduran diri secepatnya. Kesehatan adalah nomor satu. — Dawn Rosenberg McKay , spesialis karir yang menulis soal perencanaan karir untuk About.com

Follow Anna Goldfarb di Twitter.