Main Game Sampai Mati

Remaja India Bunuh Diri Gara-Gara Dilarang Main PUBG

Bocah 17 tahun itu bukan satu-satunya yang mengakhiri hidup di India usai dimarahi orang tuanya.
Pallavi Pundir
Jakarta, ID
Remaja India Bunuh Diri Gara-Gara Dilarang Main PUBG
Foto ilustrasi via Maxpixel 

Di India, kekhawatiran tentang dampak aplikasi game PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG kembali muncul ke permukaan setelah bocah 17 tahun dari distrik Jind Haryana bunuh diri pada 7 Juli. Remaja lelaki itu disinyalir gantung diri usai dimarahi ibunya karena main PUBG dan diambil ponselnya.

Media lokal melaporkan anak itu menghabiskan sebagian besar waktunya bermain game populer yang sangat bikin ketagihan, dan “semakin malas belajar” setelah naik ke kelas 10 tahun lalu. Ayah korban mengatakan dia juga sering memarahi putranya yang keasyikan main sampai lupa belajar.

Iklan

“Saya sedang bertugas pada Sabtu malam ketika dia ketahuan main PUBG di kamar, dan ibunya langsung merampas ponselnya. Keesokan paginya, istri saya menemukannya tergantung tak bernyawa di kamar,” terang lelaki yang berprofesi sebagai polisi.

Ini bukan kali pertama ada remaja yang bunuh diri karena dilarang bermain game. Pada April, siswa 16 tahun malah main game di saat seharusnya belajar untuk menghadapi ujian. Anak dari Telangana itu tewas akibat bunuh diri setelah diomeli ibunya.

Dia mengunci pintu kamar, dan kedua orang tuanya mendapati jasad anak mereka tergantung dari kipas langit-langit setelah mendobrak pintunya. Kemudian, bulan lalu, siswa kelas 10 lain dari Guwahati dikabarkan gantung diri karena ponselnya diumpetin sang ibu. Alasannya pun sama seperti yang lain. Ibunya marah-marah pas tahu dia tidak belajar sama sekali.

Sejauh ini, semua kasus tersebut dilaporkan tak ada kaitannya dengan masalah kesehatan mental, tetapi melibatkan anak-anak dari kelompok usia yang sama dan tekanan dari orang tua untuk belajar menjelang ujian kenaikan kelas.

Di India, masalah ini memiliki banyak premi yang melekat pada mereka. Sebelumnya, PUBG sebagian besar dikaitkan dengan konsekuensi kecanduan parah. Pada Mei 2019, remaja 16 tahun dari Madhya Pradesh disinyalir mengalami serangan jantung setelah bermain gawai enam jam non-stop. Berita lain datang dari distrik Bhiwandi, Maharashtra, di mana bocah 15 tahun menikam kakaknya yang memarahi dia gara-gara main PUBG.

Iklan

Aplikasi game ini mulai menuai kontroversi di India sejak awal tahun ini, tepatnya ketika Gujarat menjadi negara bagian pertama yang melarang PUBG. Alhasil, sejumlah anak muda di India ditangkap setelah peraturan baru ini disahkan. Kemudian pada Mei, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan kecanduan video game termasuk penyakit mental. Game ini sudah dilarang di negara-negara seperti Yordania, Cina, dan Nepal karena memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental pengguna.

Perusahaan pengembang PUBG merespons larangan di India dengan mengeluarkan pernyataan pada Maret, yang berbunyi “gamenya murni hanya untuk hiburan dan sebaiknya dinikmati dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.”

“Kami berupaya memahami dasar hukum dari larangan tersebut, dan berharap kami dapat melakukan dialog yang konstruktif dengan pihak berwenang terkait untuk menjelaskan tujuan kami agar mereka bisa mencabut larangannya. Bagi pemain PUBG Mobile, kami berjanji ada di pihak kalian dan akan berusaha sebaik mungkin untuk menemukan solusi yang masuk akal," lanjutnya.

Pada saat bersamaan, aktivis digital seperti Internet Freedom Foundation menyebut larangan ini “tidak jelas” dan “menghalangi anak-anak untuk bersenang-senang”. “Larangan main PUBG didorong oleh kepanikan moral, dan bahaya video game seharusnya dibuktikan secara ilmiah. Penanganannya pun tidak boleh melibatkan metode hukum,” ujar organisasi tersebut.

Instansi pemerintah seperti National Child Rights Commission berada di pihak politikus, orang tua, dan guru. Mereka menuntut larangan total terhadap PUBG di India. Namun, belum diketahui apakah insiden bunuh diri tersebut akan membawa pemberangusan lebih lanjut di sana, atau membiarkannya pada korelasi cacat antara agresi pada remaja dan budaya game.

Follow Pallavi Pundir di Twitter .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India.