VICE IDRSS feed for https://www.vice.com/idhttps://www.vice.com/id%3Flocale%3Did_ididWed, 14 Feb 2024 07:45:31 GMT<![CDATA[Beneran Ada WNI Pindah Kewarganegaraan Akibat Maraknya Polarisasi Politik]]>https://www.vice.com/id_id/article/epv79z/beneran-ada-wni-pindah-kewarganegaraan-akibat-maraknya-polarisasi-politikWed, 14 Feb 2024 07:45:31 GMT“Sejak kecil saya yang memang sipit dan beragama Kristen ini sudah merasakan hidup sebagai kaum minoritas yang tidak punya power di Indonesia. Jadi tertanam di pikiran saya, ketika kita tidak suka dengan suatu keadaan/tempat, bukan mayoritas yang harus berubah, tetapi minoritas lah yang harus menerima/pindah.”

Kevin, eks WNI yang kini jadi WN Jepang, mengenang alasannya meninggalkan tanah air.

Sejak 2018 ia tinggal di Negeri Sakura untuk sekolah lalu bekerja. Lima tahun kemudian, pada 2022, ia mulai mengurus proses pindah warga negara (naturalisasi). Proses ini selesai di 2023. Di bulan Desember tahun itu, ia resmi menjadi WN Jepang.

Kevin kini bekerja sebagai supervisor tim penerjemah di sebuah perusahaan mobil asal Jepang. Kepergiannya dari Indonesia ia akui imbas polarisasi politik di sekitar Pilgub Jakarta 2017.

Kencangnya represi pada kelompok minoritas membuat ia merasa tak lagi diterima menjadi WNI.

“[Mulai terpikir untuk pindah] sejak tahun 2016, ketika ada demo besar-besaran di Monas yang dilakukan oleh suatu ormas, lalu banyak sekali orang di sekeliling saya yang berubah mengafir-kafirkan saya, padahal saya tidak melakukan apa-apa. Di saat itu saya merasa tidak pantas menjadi warga negara Indonesia dan tidak pantas numpang tinggal di Indonesia,” tutur Kevin kepada VICE.

Kevin adalah minoritas ganda. Agamanya Kristen dan etnisnya Tionghoa. Karena itu, “mengubah dari dalam” tak pernah masuk pilihannya. Ia menilai cuma bisa menerima atau pergi sekalian.

Ketika terbang ke Jepang, ia hanya membawa bekal 60 ribu yen pemberian orang tua. Nilainya setara Rp6,5 juta menurut kurs saat ini.

Selama lima tahun pertama, Kevin bekerja keras agar bertahan di negara asing. “Sampai detik ini saya tidak pernah minta uang lagi kepada orang tua. Semua biaya sendiri, termasuk biaya hidup, sekolah, dan lainnya,” kata Kevin. 

Kisah tiga generasi keluarga terpaksa pindah keluar negeri karena geger politik

Kris, bukan nama sebenarnya, juga menanggalkan status WNI-nya karena kehilangan perasaan aman. Sejak 2020 ia adalah WN Swedia.

Di Indonesia, ia minoritas rangkap tiga. “Bukan Islam, setengah Tionghoa, dan bukan straight [orientasi seksual].”

Tak cuma sampai situ, tiga generasi berturut-turut dalam keluarganya, semua pernah mengecap rasanya tidak dilindungi negara Indonesia sehingga harus mengamankan diri ke luar negeri.

“Dari keluarga sendiri sudah selalu ada ide dan gagasan untuk pergi. Beberapa anggota keluarga dari pihak Oma waktu tahun 1966 itu juga beberapa pergi dari Indonesia dan menetap di China, Hong Kong, atau di Makau.” Di periode itu, sentimen terhadap etnis Tionghoa meningkat seiring Tragedi ‘65.

“Oma sendiri memutuskan untuk tetap tinggal di Indonesia. Lalu di tahun 1998, beberapa anggota keluarga dari Bapak diberi peluang mendapatkan green card gratis dari Amerika Serikat waktu kerusuhan [dan mereka pun pindah]. Keluarga kami sebenarnya sudah sempat diajak, tapi Bapak-Ibu tidak mau.”

“Mereka tipikal nilai Jawa sih, yang tidak mau meninggalkan rumah. Pejah gesang, hidup mati, ya di tanah itu,” tuturnya.

Keputusan mencari tempat aman di tanah asing mulai singgah di pikiran Kris ketika pada 2010, terjadi penggerebekan Q! Film Festival di Jakarta oleh Front Pembela Islam. Festival film ini mengangkat isu queer, gender, dan HAM. Teman Kris yang menjadi panitia sempat ditangkap polisi. Walau kemudian dilepas, teman Kris diawasi. “sudah semacam tahanan politik saja,” ujar Kris.

Persekusi LGBT kembali terjadi pada 2015. Dan di tahun yang sama, Kris dan sekeluarga mengalami langsung rasanya persekusi berlandaskan agama.

“Ada satu kejadian di 22 Juli 2015. Saat itu kami ada acara di Galeri Tembi, Bantul. Kebetulan waktu itu Gereja Gamping baru saja mendapatkan 14 lukisan Kisah Sengsara Yesus yang digambar dengan gaya gambar wayang. Lalu lukisan-lukisan itu dipamerkan di Galeri Tembi karena memang dianggap sebagai karya seni kan. Dalam acara pembukaan pameran itu sendiri, ada penampilan resital tari yang diinspirasi oleh Kisah Maria.”

“Entah bagaimana, saat pembukaan pameran itu, ada ormas yang datang dan mengepung kami, mengatakan bahwa tidak boleh ada Kristenisasi. Tidak boleh ada kegiatan ibadah di luar tempat ibadah. Padahal itu bukan. Sama sekali tidak ada kegiatan ibadah. Semua kegiatan seni. Kami dikepung sekitar 4 jam waktu itu. Tidak ada yang bisa keluar sampai sekitar jam 11 malam.”

“Polisi hanya mengatakannya, ‘Sudahlah, ikuti saja kemauan mereka.’ Lalu, berita itu ditutup. Tidak boleh ada yang menyebarkan. Tidak boleh ada yang berbicara tentang kejadian itu karena ditakutkan akan merembet dan menyebabkan kerusuhan,” kenang Kris.

“[Sejak itu di keluarga] mulai ada ketidakpercayaan terhadap perlindungan negara.”

Di periode kurang lebih sama, iklim politik membuat Kris tak lagi nyaman berada di lingkungan kerja. “Istilahnya saya depressed untuk resign karena identitas saya.”

Begitu berkesempatan studi di Swedia pada 2017, ia tak menyia-nyiakannya. Orang tua pun mendukung. “Mereka bilang, ya sudah, pindah aja, karena kami menyesal tidak mengambil kesempatan itu dulu.”

“Mereka melihat bahwa kondisinya [toleransi di Indonesia] semakin buruk terutama di 10 tahun belakangan.”

Polarisasi politik di Indonesia kontemporer

Menurut peneliti politik Abdul Gaffar Karim dalam artikel jurnalnya (2019), politik polarisasi di Indonesia kiwari muncul sejak Pilpres 2014 dan bergema kembali pada Pilgub Jakarta 2017. Di saat yang sama, penelitian tentang polarisasi politik di Indonesia masih minim.

”[…] terjadi polarisasi yang sangat kentara sejak Pilpres 2014. Polarisasi itu tidak hanya berlangsung dalam tahap pre-election namun berlanjut hingga ke masa post-election – dipreservasi [diawetkan, redaksi] terutama lewat media sosial,” tulis Karim.

“Polarisasi yang terbentuk di tahun 2014 akhirnya memang dimatangkan oleh apa yang terjadi di DKI tahun 2016 dan 2017.”

Polarisasi politik adalah perbedaan sikap politik di masyarakat yang mengarah ke dua kutub ideologis. Masing-masing kubu politik dan para pendukungnya membuat garis pembatas antara “kami” dan “kalian”.

Peneliti politik dari Universitas Helsinki, Emilia Palonen, menyebut bahwa tidak ada wilayah tengah dalam polarisasi politik. Setiap orang didesak untuk menentukan pilihan berada di sisi mana.

Artikel Pew Research Center tentang polarisasi politik di Amerika Serikat menyebut, di negara tersebut, orang-orang dengan posisi ideologis partisan semakin ekspresif untuk menyatakan pilihan politiknya kepada orang-orang terdekat mereka.

Pengikut Liberal dan Konservatif juga punya perbedaan pendapat soal di mana mereka ingin tinggal, dengan siapa mereka ingin tinggal berdampingan, serta orang seperti apa yang akan diterima di keluarga mereka.

Seperti disaksikan publik, polarisasi politik di Indonesia sejak 2014 berbuah konflik sosial dan persekusi. Untuk menyebut contoh, di 2017, muncul kasus warga di Jakarta baru mau menyalatkan dan memakamkan jenazah jika keluarga almarhum berjanji akan memilih calon gubernur tertentu.

Sementara di Yogyakarta, sepanjang 2018-2019 terjadi kasus-kasus perusakan salib di makam (ini dan ini). Ada salib yang dipotong, dibakar, dan dirusak.

Ini belum menghitung ujaran kebencian berlandaskan pilihan politik yang memang tak terhitung jumlahnya di media sosial.

Kenapa harus ganti kewarganegaraan?

Dulu sekali, Kris pernah berharap bisa mengubah keadaan agar Indonesia jadi tempat aman bagi semua warganya. Niatan itu hendak ia laksanakan lewat profesinya sebagai pengajar. “[Waktu itu saya berpikir] mungkin saya bisa mengubah pelan-pelan lewat pengajaran saya. Tapi ternyata ketika saya pulang [dari studi di luar negeri], justru saya mengalami persekusi itu.”

Dengan mengganti kewarganegaraan, ia berharap Swedia dapat melindunginya dari persekusi, termasuk persekusi yang mungkin terjadi saat ia berkunjung ke Indonesia.

Sejauh ini ia merasa aman di negara barunya. “Saya tahu bahwa saya bisa mengandalkan perlindungan yang diberikan oleh negara, yang selama ini tidak pernah saya dapatkan [dari Indonesia],” ujarnya.

Bagi Kevin, dengan ia memegang paspor merah Jepang, kebebasannya dalam bekerja di negara itu lebih terjamin. Toh ia masih bisa berkunjung ke Indonesia menggunakan Visa on Arrival (VOA).

Ia juga merasa hidupnya lebih tenang. “Puji Tuhan… Seperti yang mungkin sudah diketahui, di Jepang, orang-orangnya tidak ngurusin agama orang lain, tidak ngurusin pilihan politik orang lain. Jadi hidupnya damai sentosa. Bisa fokus mengejar impian dan cita-cita serta karier untuk membahagiakan keluarga,” kata Kevin.

Walau sudah bukan WNI, Kevin masih mengikuti obrolan tentang Pilpres 2024. Yang tidak disangka, diskusi di media sosial menyisakan rasa haru di dadanya.

“Sejujurnya, melihat pilpres kali ini, saya lumayan terharu. Ternyata politik identitas sudah ‘ga mempan’ di generasi sekarang. Masyarakat Indonesia sudah cerdas untuk mencari informasi, dan memilih dengan hati.”

Tafsir nasionalisme dari kacamata eks WNI

“Bagaimana jika dituding tidak nasionalis karena memilih pergi?” tanya VICE.

Kevin menjawab, “Tidak apa-apa, karena saya juga mengakui, saya kehilangan rasa nasionalisme saya di tahun 2016 itu.”

“Tetapi jangan salah paham, mungkin bisa ditanyakan kepada 700-800 anak Indonesia yang selama ini saya bantu support di Jepang, seberapa saya cinta dan saya bela Indonesia ketika disepelekan.”

“Saya masih yakin, jika dibelah dada saya, masih ada Burung Garuda di situ,” ujarnya.

Kris mengaku akan mendiamkan tudingan tak nasionalis jika itu dialamatkan kepadanya. “Nasionalis itu berarti membela tanah air dan tanah tumpah darah kan? Tapi tanah air dan tanah tumpah darah saya sudah berubah. Jadi apa yang harus saya bela?”

“Secara logis saya menyadari bahwa Indonesia yang saya kangeni itu sudah tidak lagi ada di dunia. Sudah terlalu banyak yang berubah,” tambah Kris.

“Indonesia yang pernah menjadi rumah saya itu hanya tinggal kenangan,” tutupnya.

‘Jika calon itu menang pilpres 2024, saya akan mempertimbangkan ganti kewarganegaraan’ 

“Saya bilang ke istri saya, kalau yang menang Prabowo-Gibran, we are not going back,” ujar Ikhsan, bukan nama sebenarnya, WNI yang menetap di Belanda.

Saat ini ia manajer di sebuah perusahaan teknologi asal Belanda yang jaringannya tersebar global.  

I'm seriously considering changing my citizenship. Karena sekali mereka yang menang, we're sending our country backwards for at least 25 years. Mungkin kesannya hiperbolis, but that's what I genuinely think.”

Ikhsan relokasi ke Belanda pada pertengahan tahun lalu. Istri dan anak-anaknya masih di Indonesia namun berencana menyusul. Walau secara fisik jauh dari Indonesia, ia benar-benar memperhatikan dan berpartisipasi pada diskusi publik di medsos tentang pilpres 2024.

Gagasan pindah kewarganegaraan didorong rasa khawatir bahwa masa depan kariernya akan suram jika pasangan yang ia hindari justru menang. Alasan lainnya, ia takut dikriminalisasi memakai UU ITE jika menyuarakan kritik untuk pemerintah di ruang publik.

“Saya merasa, kalau tinggal di Indonesia terus, lama-lama saya bisa dipenjara gara-gara UU ITE,” ujar Ikhsan.

Ia menambahkan, “Industri IT ini, suka atau tidak suka, diakui atau tidak diakui oleh para pelaku industrinya, masih sangat bergantung pada investor dari luar. Saya merasakan ketika baru lulus dari 2009 sampai 2012, itu industrinya suram lah. Kerja di IT itu tidak menjanjikan sama sekali.”

“Tapi itu berubah sekitar 2012-2017. Investasi asing banyak masuk dan industrinya bergeliat.”

“Sejak lima tahun terakhir Jokowi jadi presiden, saya merasa bahwa hal-hal yang baik, terutama dalam pencegahan korupsi, itu tuh di-undo sama Jokowi secara sistematis dengan revisi UU KPK. Akhirnya makin ke sini indeks persepsi korupsi kita stagnan, ranking-nya turun, dan ease of doing business lewat UU Cipta Kerja ternyata tidak mengangkat.”

“Bagi saya, ada sebuah persepsi yang sangat keliru dari Jokowi yang mengira bahwa kalau KPK-nya tumpul, ease of doing business itu naik. Padahal yang investor takutkan adalah ‘gue mau naro duit, tapi gue baru masuk aja udah dipalak sana-sini.’ Dan Prabowo-Gibran sebagai perpanjangan rezim Jokowi.”

Ikhsan melihat, iklim industri IT di Indonesia masih dilanda musim dingin manakala situasi di Eropa justru sudah membaik sejak kuartal ke-4 tahun lalu. 

Ia mengaku tak takut dikecam tak nasional. “Emang saya enggak nasionalis. Saya mengkritik Indonesia bukan karena saya ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar. Saya mengkritik Indonesia karena istri, anak, orang tua, dan adik-adik saya masih tinggal di Indonesia. Saya pengin tinggal di tempat yang baik buat saya, buat keluarga saya, buat anak-anak saya,” pungkasnya.

*VICE dan narasumber sepakat tak menuliskan nama terang para narasumber untuk melindungi identitas mereka.

]]>
epv79zPrima SulistyaPrima SulistyaPolarisasi PolitikPerlindungan WNIPersekusiDiskriminasi LGBTQPilgub JakartaPemilu 2014Pemilu 2024
<![CDATA[Tiada Tempat Istirahat Damai Bagi Jiwa yang Berpulang]]>https://www.vice.com/id_id/article/93kzm3/taman-pemakaman-di-paraguay-yang-sering-dijarahFri, 02 Feb 2024 07:31:46 GMTArtikel ini pertama kali tayang di VICE Belgium.

Suatu malam, saat ngobrol bareng warga lokal yang kutemui di sebuah bar, aku mendapat informasi ada taman pemakaman yang sangat indah di kota mereka. Kala itu, aku sedang cari rekomendasi tempat-tempat yang bisa kudatangi selama berlibur di Asunción, ibu kota Paraguay

Tergugah rasa penasaranku mendengar usulan mereka. Tanpa ba-bi-bu, aku main ke kuburan berusia 150 tahun itu keesokan harinya.

La Recoleta memang berbeda dari taman pemakaman biasanya. Aku serasa memasuki hutan beton mistis begitu sampai di sana. Jalan setapak diapit bangunan bertingkat yang setiap celahnya terisi peti mati. Kamu bisa melongok bagian dalamnya jika berani.

Tampak depan mausoleum berdinding keramik merah jambu
Foto: Aurélien Buttin

Bulu kudukku berdiri semakin dalam aku melangkahkan kaki. Bukan karena jasad-jasadnya tidak dikebumikan, melainkan banyak peti mati sudah koyak seperti dibuka paksa. Sisa-sisa bongkahan kayu yang hangus terbakar berserakan di beberapa lokasi, di dekatnya aku melihat ada tulang dan potongan jenazah yang menghitam.

Dua peti mati yang terbakar
Foto: Aurélien Buttin

Aku buru-buru menghampiri dua penjaga makam dan bertanya mengapa peti matinya banyak yang rusak. Seorang penjaga, berusia sekitar 30-an, mengungkapkan penjarahan marak terjadi di sana. Menurutnya, pencuri biasa beraksi selepas pukul 6 sore, ketika La Recoleta sudah tutup. Mereka akan memanjat gedung, lalu memecahkan pintu dan jendela penghalang. Tak jarang pula pencuri masak dan bermalam di sana.

“Perhiasan jenazah yang paling sering dijarah. Tapi kadang ada juga yang nyolong plakat perunggu,” lanjut pria itu. Selain perhiasan, ada yang mencuri salib, vas hias, gagang pintu berlapis logam hingga pintunya. Ia dan temannya menceritakan semua ini dengan tampang putus asa sekaligus geli.

Bangunan bertingkat tempat menaruh peti mati
Foto: Aurélien Buttin

Dilansir berita lokal tahun 2019, taman pemakaman ini sebetulnya dijaga 22 satpam yang bertugas di 13 pintu masuk. Hanya saja pengawasannya longgar saking luasnya lahan pemakaman. Lalu pada Januari 2023, wali kota Asuncíon menaikkan biaya pemakaman dua kali lipat dengan dalih untuk meningkatkan sistem keamanan dan merenovasi La Recoleta. Nyatanya belum ada perubahan apa-apa saat aku berkunjung Oktober lalu.

Terlepas dari tingginya kasus penjarahan makam, warga setempat tampaknya tak urung menyemayamkan orang tersayang di La Recoleta. Banyak yang mengirim mendiang ke peristirahatan terakhir dengan peralatan seadanya. Harapan mereka petinya aman dari pencuri.

Selama belum ada itikad baik dari pemkot, penghuni makam La Recoleta takkan bisa beristirahat dalam damai.

Simak foto-fotonya berikut ini:

Peti mati di dalam ruang makam yang jendelanya sudah pecah
Foto: Aurélien Buttin
Peti mati diselimuti kain putih. Terdapat pigura di depan peti.
Foto: Aurélien Buttin
Peti mati yang bagian atasnya bolong, mengekspos tengkorak di dalamnya.
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam bertingkat
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam bertingkat
Foto: Aurélien Buttin
Tulang berserakan di sebuah ruangan
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam yang dililiti akar pohon
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam bertingkat. Mayoritas jendela dan pintunya sudah rusak.
Foto: Aurélien Buttin
Sisa-sisa jasad yang hangus terbakar
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam bertingkat
Foto: Aurélien Buttin
Peti mati bayi dengan berbagai pajangan boneka.
Foto: Aurélien Buttin
Potret hitam putih tergeletak di jalan
Foto: Aurélien Buttin
Bangunan makam bertingkat
Foto: Aurélien Buttin
]]>
93kzm3Aurélien ButtinGen UedaFotografiKematianPencurian MakamVice InternasionalPenjarahanVICE BelgiumParaguay
<![CDATA[AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun]]>https://www.vice.com/id_id/article/bvjaym/anker-bekasi-betulan-bikin-peringatan-100-hari-matinya-eskalator-stasiunThu, 01 Feb 2024 08:09:55 GMTKalau kamu anak X atau minimal udah baca artikel VICE minggu lalu, kamu pasti tahu salah satu eskalator mati di Stasiun Bekasi selama berbulan-bulan jadi sorotan. Eskalator ini sebenarnya sudah rusak dari setahun lalu dan berkali-kali dikeluhkan warga secara acak lewat medsos.

Oktober tahun lalu, seorang cewek pengguna KRL yang jengah dengan mangkraknya eskalator ini memutuskan protes tiap hari lewat akun X @pernebangroket. Mega (26), sosok di balik akun tersebut, tak pernah absen posting foto eskalator ini hampir tiap hari buat nunjukin kalau janji perbaikan nihil progress.

Mega yang merupakan pengguna setia KRL untuk pergi-pulang kerja Bekasi-Jakarta Barat juga selalu mencantumkan hari postingannya. Waktu wawancaranya dengan VICE tayang pekan lalu, postingan rutin itu sudah menginjak hari ke-93. Kami sempat bertanya, apakah ide yang terlontar di X agar hari ke-100 dirayakan di stasiun, lengkap dengan karangan bunga, akan benar-benar diselenggarakan?

AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Poster 100 hari eskalator Stasiun Bekasi buatan @bekasicommuter. Poster dimuat ulang dengan izin.

Waktu menjawabnya. Hari ke-100 yang jatuh kemarin (31/1) seriusan disambut para pengikut protes fasum rusak ini dengan ngadain aksi damai. Mereka betulan menggelar doa 100 hari di depan eskalator Stasiun Bekasi.

Kata Mega yang kami wawancarai lagi hari ini (1/2), acara berlangsung semalam sekitar pukul 20.00 WIB buat ngepasin jam pulang kerja para peserta aksi. Sekitar 20 orang hadir membawa properti karangan bunga, miniatur kuburan, dan cetak foto eskalator berhiaskan tulisan “innalillahi wainnailaihi rajiun”. 

AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Peserta berdoa di depan eskalator. Semoga diijabah. Foto: @txtdrbekasi.
AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Setup karangan bunga di depan eskalator bersejarah. Foto: Mega/@pernebangroket.

Peserta aksi damai kemudian menabur bunga di miniatur kuburan itu. “Beberapa peserta aksi berdoa di eskalator, mendoakan agar DJKA dan pihak terkait lebih baik lagi dalam pelayanan publik, terutama dalam perbaikan eskalator,” kata Mega kepada VICE.

Gerakan ini emang bertumpu di X. Para peserta aksi damai saling berkoordinasi lewat DM, demikian cerita Mega. Akun curhatan warga @txtdrbekasi yang ikut serta dalam aksi mengatakan pada VICE, muncul ide bersama untuk membuat petisi yang dicetak di kertas lalu dibagi-bagikan pada pengguna stasiun tadi malam. Ini nih foto petisinya.

AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Kertas petisi yang dibagiin pas aksi semalam. Foto oleh @txtdrbekasi, ditayangkan ulang atas izin.

Acara berlangsung singkat. “Biar tidak mengganggu para pengguna lainnya,” jelas Mega. Properti aksi dibeli berkat dana dari donatur. Ada juga donatur yang ngirimin kopi siap minum buat para peserta. Sejumlah pengguna stasiun yang lewat pas aksi berlangsung, ikut motret atau sekadar ngambil kertas petisinya. Seru juga.

Akun @txtdrbekasi yang mendukung Mega sejak awal memulai protes online-nya, mengatakan pada VICE alasan terlibat gerakan ini. “Tentunya berangkat dari tujuan dibuatnya akun TxtBekasi yaitu menjadi jembatan untuk warga Bekasi, menjadi wadah aspirasi yang mana akan kita kawal bersama,” ujar adminnya.

Alasan lebih personal diutarakan admin akun @bekasicommuter (walau namanya terlihat resmi, ini akun personal, bukan komunitas). BTW, admin dua akun ini turut hadir di acara semalam.

“Kami ikut mendukung gerakan ini karena kami adalah salah satu dari sekian banyak pengguna fasilitas tersebut. Walau masih ada tangga manual, sarana eskalator tersebut sangat berguna oleh orang-orang yang membutuhkan, seperti manula, orang tua yang membawa anak, membawa barang, atau ibu hamil,'“ kata admin @bekasicommuter saat dihubungi VICE.

“Kami juga sering membaca atau mendapat beberapa mention keluhan rusaknya fasilitas ini yang perbaikannya membutuhkan waktu lama, baik di Stasiun Bekasi atau di stasiun lain. Kami melihat Kak Mega yang konsisten dengan twitnya hingga 100 hari, jadi kami berpikir untuk bergabung dan ikut menyuarakan keluhan sesama pengguna. Walau akun kami belum begitu besar, tapi siapa tahu suara/aksi kami mendapatkan perhatian dari pihak terkait untuk bisa mempercepat perbaikan fasilitas tersebut,” imbuhnya.

Tanggapan stasiun

Ketika aksi sudah selesai namun peserta belum bubar, Mega bercerita mereka didatangi enam satpam stasiun. Mereka bertanya siapa koordinator acara. Setelah dijelaskan kalau ini aksi damai dan sudah rampung, sesi itu berujung salam-salaman antara peserta dengan satpam. Tapi tetep sih, peserta aksi titip pesan ke satpam meminta eskalator segera diperbaiki.

Berbarengan dengan acara ini, semalam tagar #100HariWafatnyaEskalator sempat trending di X.

AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Bunga untuk dibagi-bagikan ke peserta doa eskalator. Foto: Mega/@pernebangroket.
AnKer Bekasi Betulan Bikin Peringatan 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun
Kopi sumbangan donatur agar semangat aksi walau sudah malam dan capek habis kerja. Foto: Mega/@pernebangroket.

Mega berharap aksi ini dapat membuat pengelola stasiun benar-benar peduli untuk memperbaiki fasilitasnya yang rusak dan menyulitkan konsumen.

“Terima kasih untuk para donatur dan rekan-rekan lainnya yang telah membantu baik secara tenaga maupun dana hingga akhirnya aksi damai ini dapat terlaksana dengan lancar. Semoga gerakan yang kami buat ini sedikit banyak dapat mewakilkan keresahan sesama pengguna KRL dan kami berharap setelah gerakan ini, ke depannya pihak pengelola KRL lebih memperhatikan lagi fasilitas-fasilitas yang dimilikinya.”

Kilas balik ke momen pertama kali Mega memulai postingannya, ia sempat janji akan terus posting sampai eskalatornya berfungsi. Setelah 100 hari, apa tekad itu masih sama?

“Ya, selama aku masih lewat dan menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi,” kata Mega.

Dua hari sebelum peringatan 100 hari, Ditjen Perkeratapian (DJKA) Kemenhub yang berwenang atas Stasiun Bekasi sempat ditanyai wartawan Detik kapan sih eskalatornya beres. Kepala Humas DJKA Anggie Dian waktu itu bilang, mereka masih menunggu spare part-nya datang. Well, November tahun lalu DJKA juga menyampaikan jawaban serupa.

Kepada iNews, ada anggota Komisi V DPR RI—yang mengawasi pemerintah melaksanakan undang-undang—turut bersuara. Irwan, nama anggota dewan tersebut, meminta semua eskalator stasiun Jabodetabek diaudit biar ketahuan mana aja yang rusak. Doi juga janji bakal nanyain Kemenhub kalau pas rapat dengar pendapat dengan Komisi V.

]]>
bvjaymPrima SulistyaPrima SulistyaKeluhan Wargastasiun bekasiKRLcommuter lineprotes wargaeskalator
<![CDATA[Wawancara Khusus Alan Walker dan Putri Ariani tentang Kolab Terbaru Mereka]]>https://www.vice.com/id_id/article/5d9a5k/wawancara-alan-walker-putri-ariani-lagu-baru-who-i-amWed, 31 Jan 2024 07:48:25 GMTDi usianya yang baru 17 tahun, Putri Ariani telah menjadi sensasi musik internasional. Pemirsa dari seluruh dunia jatuh hati pada penampilannya di America’s Got Talent 2023. Video Putri menyanyikan “Loneliness” yang ia ciptakan sendiri segera melambungkan namanya. Di YouTube AGT aja, video itu sudah ditonton 56 juta kali. 

Pertunjukan itu sedikit banyak mengubah Putri dari semula penyanyi cover menjadi penyanyi yang lagunya di-cover. Sejak empat tahun lalu Putri rutin meng-cover lagu populer dan mengunggahnya di YouTube. Termasuk lagu-lagu buatan produser musik asal Norwegia, Alan Walker.

Tanpa ia nyana, akhir tahun lalu datang ajakan dari Alan untuk berkolaborasi di calon single barunya. Jadilah “Who I Am” yang dirilis 4 Januari kemarin, menyatukan Alan, Putri, dan penyanyi Norwegia Peder Elias.

“Aku cuma bisa bilang ‘yes’. Ini emang mimpiku!” jawab Putri dalam bahasa Inggris, saat diwawancarai VICE pekan lalu. Wajahnya cerah. Pada 31 Desember kemarin ia baru berulang tahun ke-18.

“Aku udah nge-cover lagu Alan sejak beberapa tahun lalu. Waktu Alan ngirimin demo ‘Who I Am’, aku heboh banget. Rasanya sangat bahagia. Proses pembuatan lagu ini sangat kunikmati, aku benar-benar tersambung dengan liriknya karena lagu ini sangat menggambarkan aku.”

Kebahagiaan Putri makin lengkap. Kolaborasi tiga musisi langganan viral ini langsung menggebrak. Saat ini “Who I Am” telah diputar 10 juta kali di Spotify dan 7,5 juta kali di YouTube. 

Putri adalah kasus langka musisi Indonesia yang berhasil menggamit sukses besar setelah kerja keras bertahun-tahun. Ia sudah malang melintang di berbagai kompetisi menyanyi Indonesia sejak 2014. Album perdananya bahkan sudah dirilis 2020 silam, bertajuk Melihat dengan Hati. Putri sudah siap menyambut popularitasnya dengan stok karya dan kematangan.

Berikut obrolan lengkap VICE dengan Putri Ariani dan Alan Walker tentang awal kolaborasi mereka, makna lagu baru ini, serta rasanya jadi musisi ngetop di usia remaja.

wawancara Alan Walker Putri Ariani collab who i am lirik youtube lagu baru vice.com
Alan dan Putri membicarakan lagu terbaru mereka "Who I Am" dalam wawancara dengan VICE, Januari 2024.

VICE: Hai, Alan! Ceritain dong kapan dan di mana kamu pertama kali ketemu Putri?

Alan: Ketemu di Indonesia waktu kami manggung bareng dan sebelumnya aku udah lihat dia nyanyi cover juga. Waktu itu kami bawain lagu “Hero” bareng [di TikTok Awards Indonesia 2023] dan aku kayak, wow suaranya magis banget. Terus enggak lama setelah manggung bareng itu, aku nanya ke Putri gimana kalau kami bikin lagu bareng dan dia bilang yes. Setelah itu aku punya ide buat ngajak Peder Elias juga, yang baru-baru ini aku kenal. Aku sih mikirnya perpaduan mereka berdua bakal mengejutkan, dan emang hasilnya luar biasa.

“Who I Am” ditulis oleh enam orang termasuk kamu sendiri. Bisa diceritain enggak gimana prosesnya?

Alan: Fakta serunya, drop melody lagu ini diambil dari serial kartun Norwegia tahun 1940-an, judulnya Karius dan Baktus, yang terdengar nenangin banget. Kayak melodi sederhana doang, tapi jadi dasar buat keseluruhan lagu ini. Habis itu bersama lima penulis lain, kami mulai ngerjain liriknya. Awalnya lagu ini diniatin buat penyanyi perempuan. Kemudian kami punya ide gimana kalau dibikin duet dan saat itulah kebayang Putri dan Peder Elias. Aku pikir, kombinasi impian nih.

Hai, Putri! Apa sih makna lirik “Who I Am” buat kamu? 

Putri: Buatku, “Who I Am” mendukung kita buat berani jadi diri sendiri, enggak peduli apa kata orang, enggak peduli apa yang terjadi. Kita bisa belajar dari kesalahan masa lalu karena itulah yang bikin kita tumbuh. And this is who I am.

Kalau Alan?

Alan: Seperti melihat ke masa lalu, melihat langkah-langkah yang sudah kita ambil untuk menuju suatu tempat atau langkah-langkah yang kita ambil untuk menjadi diri kita sekarang. Enggak peduli apa kata orang, apa pikiran orang, kita mempertimbangkan dan mendahulukan diri kita dulu. Aku rasa, lagu ini menyampaikan pesan untuk tidak tersandera masa lalu. Semua yang telah terjadi tuh ada alasannya, dan itu semua yang bikin kamu jadi kayak sekarang. 

Ngomong-ngomong soal masa lalu, sudah sepuluh tahun sejak Alan merilis lagu pertama. Saat itu usia kamu 18 tahun ya?

Alan: Umurku 16 tahun waktu “Fade” dirilis.

Wow, 16 tahun. Gimana sih cara kamu menghadapi popularitas di usia semuda itu?

Alan: Entahlah. Aku juga masih enggak percaya. Kok bisa ya? “Fade” bener-bener rame, “The Spectre” juga. Lalu “Force”. Lagu-lagu yang aku bikin di usia 16, 17, dan 18 tahun ternyata jadi sangat populer. Tanggapan dari netizen luar biasa. Terus aku mengolah “Fade” jadi lagu “Faded”. Saat itulah semua bener-bener jadi gila banget.  

Satu hal penting yang aku pegang, cerna, dan ingat adalah dari mana aku berasal, dan aku harus tetap membumi, tetap sederhana, dan tetap jadi diriku sendiri. Sebenarnya itulah ide dan konsep di balik “Who I Am”. Kamu bisa biarin keadaan mengubahmu dan kamu juga bisa biarin keadaan membuatmu tetap jadi diri sendiri.

Sebelum bikin “Fade”, kamu pernah punya semacam bucket list pencapaian enggak sih?

Alan: Awal aku bermusik, aku tuh enggak punya tujuan apa-apa. Bikin musik karena pengin ngulik aja, murni penasaran gimana cara membuatnya. Terus aku browsing-browsing YouTube tuh, nyari tahu gimana cara bikin musik. Dari sana aku mulai eksperimen seperti waktu aku belajar desain grafis dan programming. Belakangan ketertarikan itu berubah jadi karier, yang sangat bikin aku bahagia karena aku merasa menemukan diri lewat musik.

Kalau Putri gimana?

Tujuanku bermusik adalah ingin membagikan musikku ke seluruh dunia. Aku mau menyebarkan perasaanku, suara hatiku, lewat musik. Aku pikir musik adalah cara yang pas mengekspresikan diri. Lewat musik, aku ingin mengembara ke seluruh dunia.

Putri saat ini siswa di Sekolah Menengah Musik Yogyakarta. Gimana cara kamu menempatkan diri di sekolah ketika kamu sudah punya reputasi internasional?  

Rasanya sama saja. Aku mencoba tetap jadi diri sendiri, tetap sederhana. Aku tetap ngobrol dengan teman, dan sering minta bahan pelajaran ke guruku.

Misalnya kamu mengajak Alan dan Peder ke sekolah, kira-kira reaksi teman-teman bakal kayak gimana ya?

Putri: Kayaknya teman-teman dan guru-guruku bakal heboh deh, hahaha. Alan, tahu ga sih, teman-temanku sering banget nyanyiin lagunya [Putri menyanyikan sepenggal lirik “Who I Am”].

Kalau Alan dan Peder beneran ke sekolah, aku juga penasaran sih teman-teman bakal kayak gimana, hahaha. 

Gimana tanggapan kalian melihat “Who I Am” diterima baik pendengar Asia?

Alan: Rasanya luar biasa melihat sambutan pendengar Asia dan seluruh dunia. Karena kami bekerja sama dengan Putri, sambutan dari Indonesia terasa sangat berarti. Itu keren banget. Semoga kami bisa ke Indonesia dan bawain langsung lagu ini bareng Putri.

Putri: Kami sangat bersyukur. Aku ingin berterima kasih kepada semua orang yang sudah mendukungku dan menyayangiku apa adanya. Dan ya, kami tidak sabar untuk membawakan langsung lagu ini bersama-sama.

]]>
5d9a5kPrima SulistyaPrima SulistyaWawancara Musisialan walkerputri arianiedmpeder eliasWho I Am
<![CDATA[Kami Bertemu Sosok di Balik Pundingin, Pakar AC Jujukan Netizen]]>https://www.vice.com/id_id/article/pka8kz/kami-bertemu-sosok-di-balik-pundingin-pakar-ac-jujukan-netizenFri, 26 Jan 2024 07:14:19 GMTDi tengah deraan cuaca panas yang membuat 2023 resmi jadi tahun tergerah dalam 173 tahun terakhir, di X muncul sebuah akun tak disangka-sangka bernama @pundingin. Akun ini langsung populer berkat pengetahuan luar biasa mendalam tentang air conditioner (AC).

Kemunculan Pundingin disambut bak “ahlinya ahli” pendingin udara. Momentumnya pas. Masyarakat sudah lama rindu informasi yang transparan dan netral tentang kebutuhan sehari-hari satu ini. Sebagai konteks, lima tahun lalu jumlah AC di dunia sudah mencapai 1,6 miliar. Diperkirakan jumlahnya akan naik 3,5 kali lipat pada 2050 mendatang.

Pundingin segera mendapat reputasi sebagai konsultan AC bagi netizen. Di antara pertanyaan yang sering datang misalnya kapan AC betulan harus isi freon. Sejak 2023, informasi Pundingin membentengi konsumen dari tipu daya teknisi AC yang mau menggelembungkan tagihan. Belakangan doi menggalang warganet membangun database teknisi AC jujur di berbagai kota Indonesia. Satpam BCA ketar-ketir melihat ini.

Efek sampingan, topik sebongkah AC ternyata bisa juga mendinginkan timeline yang 24 jam pasti ada aja tubirnya. Trivia histori AC dan panduan perawatan AC dari Pundingin membuat pengikutnya melek elektronik. Antusiasme warganet mengirim foto AC yang tampak biasa saja, ujung-ujungnya jadi thread berbobot. 

Awal Oktober 2023, VICE berkesempatan menemui cowok 24 tahun ini di Bandung. Ia meminta nama aslinya tidak disebutkan untuk menjaga pembahasan AC di media sosial tetap objektif.

Pundingin mengaku sudah 20 tahun menekuni dunia AC. Fokus utamanya adalah pengarsipan AC keluaran ‘80-’90-an yang memiliki bentuk antik—ia akan semangat banget kalau menemukan yang masih berfungsi.

“AC itu bagi saya elektronik yang istimewa, karena paling sering diperhatikan, karena enggak cuma dipasang di dalam saja, tapi dipasang di luar juga, jadi bisa kita lihat secara leluasa, dan bisa diterka,” ujarnya sembari mengamati mesin AC di tembok ruko-ruko sepanjang Jalan ABC, Bandung.

Kami janjian bertemu di depan pintu masuk Log In Megastore ABC. Ia lalu mengajak VICE jalan kaki menyusuri jantung kota Bandung sepanjang trotoar ABC, alun-alun, hingga kawasan KINGS Shopping Centre. Pundingin juga mengajak naik ke balkon di puncak mal KINGS. Di sana, ia memotret deretan AC dari atas bak lanskap kota cyberpunk.

“Dulu, sebelum saya bisa pegang kamera, saya gambar manual pakai tangan, gambar fasad ruko yang ada AC-nya, mereknya apa, ukurannya seberapa. Ya corat-coret saja sih,” sambil mengucapkan itu tangganya sibuk memutar fokus lensa tele.

Seraya mengeluarkan brosur AC dari tas, ia bercerita punya mimpi museum AC di Indonesia. “Waktu kuliah saya sempat ngajuin beberapa proposal seminar, salah satunya branding AC, tapi ditolak. Padahal kalau dilihat, setiap merek AC punya stiker yang beda, atau bentuk pelindung kipasnya, lekukannya, beda. Itu kan sudah termasuk branding,” imbuh Pundingin yang ternyata lulusan S-1 Desain Komunikasi Visual.

Kepadanya, VICE mengajukan 10 pertanyaan menggali sosoknya yang anak AC banget.

sosok di balik pundingin akun twitter pakar ac isi ulang freon ar
Pundingin menunjukkan salah satu foto AC yang jarang dia temui.​ Semua foto oleh Muhammad Ishomuddin/VICE.

VICE: Halo, Pundingin. Ceritain dong gimana awalnya kok bisa menggandrungi dunia AC?

Pundingin: Waktu saya masih kecil, baru mulai belajar baca-tulis, kok yang pertama kali saya coba baca itu brosur iklan-iklan AC. Ya sama ada elektronik lain juga sih, tapi memang AC menurut saya pas masih kecil itu bentuknya paling keren. Dulu lihat ada baling-baling dalam kotak besi dan muter tuh menarik banget.

Dari situ mulai interest, eh keterusan sampai sekarang. Mulai dari umur masih empat tahun, ya sekitar 2004 lah, saya sudah mulai ngapalin AC yang nempel di tembok rumahnya orang-orang. Sambil jalan-jalan lihat terus nebak itu AC mereknya apa. Minta difotoin bareng sama AC-nya kalau nemu yang bagus.

Malah saya tuh pas kecil pernah hilang. Bukan pernah lagi sih, sering. Kalau dihitung ada tujuh kali hilang. Jadi waktu itu liburan TK menjelang mau naik ke bangku SD, liburan ke Jepang kan. Nah, di sana kan AC-nya bagus-bagus. Lagi jalan sama orang tua, lihat AC sampai bengong, sampai enggak sadar kalau sudah ditinggal orang tua naik kereta atau melengos jalan terus. Ketinggalan, nangis bingung, mana belum ngerti bahasa Jepang. Saking fokusnya merhatiin AC jalanan sana. Untung polisi di sana gercep kan, jadi masih selamat, tapi tetap kena marah orang tua. “Kasih tahu atuh kalau mau lihat AC, jangan tiba-tiba ngilang.” Gitu.

Berarti sejak kecil orang tua juga sudah dukung kamu buat suka per-AC-an?

Iya, karena kebetulan ayah kan lulusan sekolah tinggi arsitek. Nah, sama ayah sering diajakin ke site proyek, lihat pasang AC itu kayak gimana, terus lihat tipe-tipenya. Suka saya fotoin, pas lagi ngoprek AC. Terus jadi hafal juga sama remote-nya, dengerin bunyinya kayak gimana, langsung bisa tanya ke kontraktornya, kenapa ini bentuknya kok beda sendiri? Ini tipe apa? Dulu tahun 2000-an juga masih jarang kan AC inverter.

sosok di balik pundingin akun twitter pakar ac isi ulang freon ar
Pundingin mengarsip brosur bermacam merek AC pabrikan luar negeri.

Pernah enggak waktu kamu sudah gede terus dilibatin membantu proyek ayah?

Bantuin sampai ranah bikin Rencana Anggaran Biaya (RAB) mekanikal elektrikalnya, mulai ngitung berapa AC yang dibutuhkan, tipenya, butuh colokan berapa banyak, jumlah sakelar lampu, itu saya bantuin cari karena memang seru juga.

Ada berapa banyak foto AC yang sudah kamu arsipkan?

Wah, kayaknya enggak terhitung deh saking banyaknya. Dari kelas 1 SD saya sudah melek komputer, jadi semua hasil foto sehabis jalan-jalan pasti langsung saya pindah ke komputer sekalian browsing kalau dapat AC yang belum saya kenali.

Naik SMP punya laptop, eh laptopnya digondol orang, sedih pisan! Jadi ceritanya kakak saya pinjam laptop saya, dibawa sama dia, pas naik angkot diambil orang dong, kayaknya dihipnotis gitu lah. Pulang-pulang bengong, sudah raib semua barangnya. Hilang juga tuh arsip-arsip fotonya, wah enggak kebayang sedihnya.

Kadang sudah mulai capek foto-foto lagi, iseng browsing AC lagi, daripada kepikiran terus kan, eh enggak sengaja nemu forum yang bahas AC di Kaskus. Sampai ketemu forum teknisi AC, coba masuk, baca-baca, wah, dapat banyak ilmu baru, akhirnya pelan-pelan mulai semangat lagi hunting spot AC. Mulai yang dulu-dulu diingat-ingat lagi, disamperin lagi, foto lagi, ngumpulin, kadang juga di-share.

Dengan berburu AC langsung di lokasi tuh lebih ngena ya daripada browsing doang?

Betul banget. Sama kayak hunting foto pada umumnya, tapi yang membedakan itu jadi sekalian mengasah memori geolocation di kepala kita: di tempat ini AC-nya ini, di sana ada AC tipe apa. Mungkin enggak sampai hafal petanya percis, cuma pas lihat lokasinya, otomatis yang teringat AC-nya. “Oh ini yang ada AC ini nih.” Selain kepekaan sama geolocation, dasarnya memang suka jalan-jalan sih.

Contohnya kayak di kawasan kampus ITB, kalau orang kebanyakan kan ingatnya ini kampus negeri terkenal, gitu kan. Kalau ingatan yang nempel di kepala saya, perpustakaan ITB tuh gedung kampus pertama yang pakai AC sentral. Itu tahun ‘70-an, AC-nya didatangkan langsung dari Jepang, segelondong gede-gede. Meskipun sekarang AC-nya sudah mangkrak, tetap saja sejarah, masih ada tuh sampai sekarang bangkai AC-nya, ditaruh di samping gedung perpustakaannya, belum hilang.

sosok di balik pundingin akun twitter pakar ac isi ulang freon ar
AC jadul berbentuk unik yang sudah tidak berfungsi terpasang di sebuah ruko kawasan Jalan ABC, Bandung.
sosok di balik pundingin akun twitter pakar ac isi ulang freon ar
Deretan AC di balkon parkiran mal KINGS, Bandung.

Awal pertama kali kepikiran bikin fanbase/fandom AC di media sosial itu karena apa?

Saya ingat banget, itu bulan Februari tahun 2020, waktu masih kuliah. Awalnya karena kenalan sama satu akun Instagram. Dia ini sukanya otomotif, ID Instagramnya @wheelsaroundme. Dalam waktu dua tahun berhasil mengumpulkan sampai 18 ribu followers. Dari situ saya ikutan bikin juga deh, bahas AC, mumpung punya banyak stok foto AC juga, pakai caption bahasa Inggris sekalian latihan. Nama Instagram saya @pendinginudara. Kontennya nyeritain uniknya AC ini apa, kesamaannya apa. Terus, trivia kalau AC ini dulu sering ditemukan di rumah-rumah old money, atau AC di rumahnya artis ini. Ya, ngambil sumbernya dari berita, YouTube juga, dikumpulin, dicocokin. Ada unsur fun-nya lah biar bisa relate sama publik.

Kalau akun Twitter @pundingin itu baru tahun 2022, jadi awalnya mau pakai nama akun yang sama kayak Instagram @pendinginudara, tapi di Twitter sudah keduluan ada yang pakai, jadi tetap pakai nama “pendingin” tapi ejaan bahasa Jepang, “pundingin”. Hehe. 

Awalnya bikin cuma untuk komunikasi sama orang-orang Jepang yang interest-nya sama soal AC saja. Lalau lihat postingan awal-awal akun pundingin itu isinya bahasa Jepang semua.

Kalau ramai banget itu, pertengahan akhir tahun 2023, semenjak berbalas cuitan dengan @wortelsoup dan mutualnya. Dari postingan foto-foto AC di depan kosannya. Wah, ini tahu semua nih tipenya. Iseng ikut reply, eh tahunya jadi banyak yang ikutan ngeposting foto AC.

Kalau impian bangun museum AC di Indonesia, seperti apa nanti konsepnya?

Somehow kalau ada modal, pengen deh ngumpulin AC tua yang masih tersisa, mau saya tawar saja, mau enggak saya barter sama AC yang baru, gitu. Saya selamatin yang tuanya, dikumpulin di satu zona gitu kan, dari yang jadul sampai yang terbaru, dari tiap brand dan tipenya, dijejerin. Jadi misi pribadi lah. Amin! Museum Air Conditioner!

Di Indonesia kan ada slogan “semua bisa diakalin”. Soal teknisi AC yang curang, menurutmu gimana?

Setahu saya, sekarang awareness pelanggannya sudah makin tinggi karena sekarang mulai diancam sama pabrikan. kalau pasangnya enggak benar, garansi hangus. Dari situ orang mulai searching cara menangani AC yang benar supaya garansinya aman, otomatis teknisi-teknisi yang enggak jujur mulai kehilangan pasar. Sertifikasi teknisi AC juga semakin ketat, dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) juga ketat. Saya coba ikut membantu lewat thread yang saya buat.

Pokoknya harus lebih aware, lebih waspada. Elektronik sekarang beda sama elektronik dulu, Contohnya smartphone sekarang saja ada planned obsolescence-nya, usang yang direncanakan oleh pabrikan, karena resource semakin terbatas. Harus extra aware agar investasi elektroniknya untung, bukan malah buntung.

Kebijakan pemasangan, pemakaian, dan perawatan AC di Indonesia itu idealnya seperti apa?

Mengadopsi prosedur pemasangan AC yang sesuai kaidah asli dari Jepang. Yang sepenuhnya ramah lingkungan, di kita tuh baru mau merintis. Kalau penggunaan, sebenarnya sudah umum sih, saya doakan semua orang bisa beralih ke AC inverter, karena AC konvensional membutuhkan energi lebih banyak, otomatis emisi karbon yang dihasilkan juga lebih banyak, sedangkan inverter memiliki kompresor dengan kecepatan variabel, jadi lebih hemat energi.

Kalau perawatan, contohnya seperti freon AC yang dibuang asal-asalan, itu akan merusak lingkungan, berdampak jadi polusi. Nah, di kita tuh belum ada upaya untuk meregulasi tempat penampungan pembuangan freon. Jadi membuang freon sembarangan masih jadi hal umum, karena belum ada perhatian khusus. 

Sama kalau beli AC tuh bukan asal beli, nanti rusak lalu dibuang, beli yang baru lagi, padahal cara perawatannya ngawur. Nanti limbahnya gimana? Sudah saatnya merhatiin lingkungan.

Ada rencana untuk benar-benar terjun ke industri AC?

Iya euy. Sebenarnya kalau ada peluang sih saya pengen, tapi panggilan hati saya tetap desainer grafis. Kalau ada yang mau nge-hire saya buat desain AC, tapi itu kan desain produk ya, tapi saya pengen ngedesain grafisnya, atau UI/UX-nya. Kalau ada kesempatan saya pengen deh. Biar jadi lulusan DKV ITB yang bisa masuk ke industri AC. Wajar, anak FSRD kan aneh-aneh semua.

]]>
pka8kzMuhammad IshomuddinPrima SulistyaLegenda InternetacTwitterWawancaraPundingin
<![CDATA[Cewek Ini Konsisten Unggah Foto Eskalator Mati untuk Protes Fasum Rusak]]>https://www.vice.com/id_id/article/v7bnv8/eskalator-mati-stasiun-bekasi-protes-fasum-rusak-viral-gerakan-netizenWed, 24 Jan 2024 08:09:41 GMTInilah potret eskalator paling terkenal di X belakangan. Frasa “Ada tapi Tak Berguna” cocok disematkan padanya.

Kisah eskalator ini beredar di X sejak Oktober 2023. Bermula dari seorang pengguna KRL yang keki berat mendapati salah satu eskalator di Stasiun Bekasi selalu tak beroperasi.

Pengguna ini lantas ngetwit janji pribadinya untuk motret eskalator tersebut tiap datang ke stasiun dan mempostingnya. Aksi ini akan ia ulang sampai eskalator Stasiun Bekasi kembali menyala.

Hingga semalam (23/1), unggahan eskalator mati Stasiun Bekasi sudah menginjak hari ke-93.

Mega adalah cewek 26 tahun di balik akun @pernebangroket. Kepada VICE, ia bercerita sudah memperhatikan eskalator mati di Stasiun Bekasi sejak September. Di bulan itu ia mulai rutin naik KRL untuk ngantor sebagai social media specialist di Jakarta Barat. Sebelumnya, Mega bekerja di Bekasi, kota domisilinya.

“Aku kan merhatiin tuh, hari ini kok mati? Terus beberapa minggu aku menggunakan KRL lagi, kok masih mati? Akhirnya aku mikir, mungkin kalau aku lapor, biasanya kan ditanggepin sama pihak KRL,” kata cewek yang sampai diberi gelar Duta Eskalator Rusak Stasiun oleh @txtdaribekasi.

“Sekali-dua kali [lapor lewat X], di-reply. Terus makin ke sini mungkin adminnya juga capek kali ya nanggepin aku tiap hari. Ya itu pemicunya.”

Setiap hari Mega tiba di Stasiun Bekasi pukul 07.00 pagi. Ia akan mengambil jurusan Manggarai, lalu berganti kereta dan turun di Mangga Besar. KRL menjadi moda transportasi favorit Mega karena tarifnya cuma Rp3.500-Rp5.000, jauh lebih murah daripada naik taksi. Naik motor? Ia merasa terlalu berbahaya. Selain karena jarak yang jauh, Mega selalu pulang kantor di malam hari.

Pada hari libur, ketika hendak main ke Jakarta, KRL tetap pilihan terbaik. 

“Aku tiap hari naik kereta, kan capek ya naik tangga tuh. Walaupun ada lift, kita memprioritaskan orang yang lebih membutuhkan. Kenapa sih eskalator juga enggak nyala-nyala? Kita kan juga butuh, ini kan fasilitas publik, ini kan hak kita gitu,” ujarnya.

Mega lalu iseng mengunggah foto pertama agar dibalas oleh admin Commuter Line. Postingan itu viral dan dijejali komentar warganet yang mengeluhkan hal serupa.

“Netizen banyak yang punya keluhan yang sama kayak aku. Selama ini mereka tuh merhatiin juga kayak, ‘Ini tuh udah setahun tahu, Kak,’ ‘Ini tuh dari Lebaran tahu, Kak.’ Gitu.”

Twit Mega yang viral hingga hari ini belum berhasil membuat eskalator Stasiun Bekasi dibenahi. Walau begitu ia berhasil mengartikulasikan ketidakpuasan pengguna fasilitas umum lainnya. Kalau dilihat dari balasan-balasan yang ia terima sih, pengelola fasum perlu mencamkan ini: warga tuh mantau fasum rusak lho, dan mereka tidak baik-baik saja.

Ketidapuasan yang dirasakan berjamaah membuat keluhan Mega di media sosial menjalar cepat. Netizen lain ikut menggandakan aksi serupa, rutin mengunggah fasum rusak di media sosial. 

Ikhsan (31), pemilik akun @pinisirin, memutuskan ikut jejak Mega juga karena komplainnya tak diseriusi.

“Sebelumnya beberapa kali komplain ke mereka [petugas di stasiun] untuk perbaikan fasilitas juga cuma dijawab template,” kata Ikhsan kepada VICE. Seminggu sejak ia melihat twit Mega, Ikhsan pun membuat seri twit memprotes eskalator rusak di Stasiun Palmerah.

Ikhsan melihat twit foto Mega sebagai suara yang mendesak perubahan. “Selama ini di Indonesia kan biasanya bakal ada tindakan setelah viral. Kebetulan saya mengalami kejadian yang sama di Stasiun Palmerah ini, jadi ya mencoba keberuntungan aja, barangkali dengan cara ini dari pihak KAI atau KRL-nya mau mendengar,” tutur Ikhsan.

Pengguna Stasiun Palmerah lebih beruntung dari kolega mereka di Bekasi. Hari ini (24/1) eskalator yang diprotes sudah beroperasi kembali.

Dan ini respons Mega 🤣

Viralnya eskalator ini akan mengingatkan pada buku Tindakan-tindakan Kecil Perlawanan. Buku ini mengompilasi kisah perlawanan terkesan sepele dari rakyat jelata di yang terbukti berdampak di berbagai belahan dunia. Salah satu cerita paling populer, aksi mogok seks selama seminggu dari para istri di Kenya sukses menekan konflik yang sudah dua tahun berlangsung antara perdana menteri dan presiden setempat.    

Berikut obrolan lengkap VICE dengan Mega perihal protesnya dan rencana memperingati 100 hari eskalator Stasiun Bekasi mati (jika masih enggak diperbaiki juga).


VICE: Dengan konsisten ngetwit gini, harapannya biar direspons akun Commuter Line?

Mega: Iya, betul. Enggak cuma direspons sih, tapi dibenerin juga lah.

Emang biasanya kudu viral dulu ya baru diberesin….

Iya, tapi ini udah viral, tetep enggak bener-bener sih.

Dapet respons apa aja dari netizen?

Ada yang laporan fasum rusak terus nge-tag aku. Aku kayak, “Kenapa lu nge-tag gua???”

Sejauh ini pernah ada respons serius dari pihak Commuter Line?

Waktu itu pernah dibenerin. Jadi day 40 deh kalau enggak salah, dibenerin, tapi itu eskalator yang lain, kan sempet mati juga tuh. Di Twitter rame, “Weee, twitnya akhirnya berhasil. Finally.” Gitu-gitu. Aku mikirnya, mungkin abis ini kali ya [eskalator yang selalu difoto] akan dibenerin. Ternyata enggak.

(Tambahan redaksi: Pada 21 November tahun lalu, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub mengatakan pada media, perbaikan eskalator Stasiun Bekasi lama karena suku cadangnya impor dan pengerjaannya menunggu lelang proyek. Tapi ia janji eskalator bakal beres seminggu lagi. Janji itu terpenuhi, tapi untuk eskalator di sisi yang lain 😅.    

Pada 28 November, waktu ditanya kenapa satu eskalator lagi masih mati, pejabat DJKA Kemenhub menyebut “sedikit rumit perbaikannya” dan “bertahap ya”. The rest is history….)

Mana aja sih eskalator yang mati?

Pintu Stasiun Bekasi tuh ada arah Jalan Perjuangan sama arah Jalan Juanda. Yang [selalu] mati ini eskalator turun arah Jalan Perjuangan.

Di depan eskalator mati itu dipasang papan keterangan tanggal pengerjaan dan permintaan maaf, bunyinya “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan”. Kak Mega rate dong permintaan maaf itu.

Walaupun kata-katanya template, tapi effort untuk permintaan maafnya boleh dapet 1 dari 10 deh.

twit viral protes eskalator stasiun bekasi mati komplain commuter line djka kemenhub vice.com
Foto dicrop dari twit Mega biar kalian bisa baca teks permintaan maafnya.

Ada sejumlah netizen yang curhat masalah serupa di twit kamu. Pernah enggak sih kalian tektokan untuk bikin gerakan protes fasum rusak?

Ada satu user, dia tuh suka iseng cosplay jadi railmin [admin KAI]. Jadi kalau aku ngetwit, dia ngebales pakai template-nya si railmin. Akhirnya kita DM-DM-an. Ada rencana nanti pas day 100 mau ada gerakan gitu. Kita mau nabur bunga lah, yang mau pengajian lah, yang mau naroh karangan bunga lah.

Rencana ada sih, donatur juga udah ada. Tapi aku masih bingung nge-handle-nya gimana. Untuk lebih lanjutnya belum tahu sih jadi apa enggaknya.

Apa sih dampak paling merepotkan yang kamu rasakan dengan matinya eskalator ini? 

Kalau lagi ngejar waktu. Kadang aku juga suka kesiangan. Kalau eskalatornya jalan, kita sambil lari kan bisa menghemat waktu. Kalau kita naik tangga, udah habis tenaga, habis waktu juga. Belum lagi nanti sampai peron, kita bertarung lagi, ngabisin energi lagi. Lebih capek. Terus kemarin sempet kaki aku pincang [karena cedera], berat banget sih [harus pakai tangga]. Beberapa kali juga aku lihat ibu-ibu lansia kesusahan.

Kapan hari kan ada yang usul tuh supaya foto-foto eskalatormu dikolase terus dikirimkan ke ARTJOG biar dipamerkan sebagai karya seni. Idenya menarik enggak?

Menarik banget. Cuma aku enggak paham step-nya tuh kayak gimana. Mungkin kalau ada yang nge-reach out aku, ada yang serius gitu buat ngewujudinnya, aku mau banget, hahaha.

Minggu-minggu ini para capres lagi aktif banget keliling bikin forum buat ngumpulin aspirasi masyarakat. Kak Mega kepikiran enggak buat dateng dan nyampein isu fasum rusak?

So far belum ada kepikiran. Mungkin kalau nanti ada kesempatan, banyak teman-teman netizen memiliki suara dan keluhan yang sama, mungkin mau kali, bareng teman-teman yang memiliki keluhan yang sama.

]]>
v7bnv8Prima SulistyaPrima SulistyaKeluhan Wargakereta apicommuter lineKRLBekasifasilitas umumTwittergerakan netizen
<![CDATA[TikToker Haritsu Suka Masak Makanan Busuk, Habis Itu Ia Melahapnya]]>https://www.vice.com/id_id/article/bvjbwz/tiktoker-haritsu-spesialis-masak-jorokThu, 18 Jan 2024 08:12:35 GMTSelera makan orang Jepang tidak luput dari masakan berbahan utama tamago (telur). Mereka terkenal menyukai bermacam-macam santapan telur, entah itu dimakan mentah-mentah, disajikan setengah matang bersama mi atau nasi, atau disulap menjadi dadar lezat.

Haritsu salah satunya. Pemuda asal Indonesia yang saat ini tinggal di Jepang, juga doyan telur. Cuma bedanya dari orang Jepang kebanyakan, Haritsu menghidangkannya dengan cara yang dikuasai ia seorang. Doi akan memilih telur yang cangkangnya bercak-bercak putih, kuning telurnya berubah kehitam-hitaman, dan aromanya menyengat. Setelahnya ia cuci telur itu pakai sabun, dan goreng bersama daun bawang layu.

Membayangkannya saja membuat kita mual. Haritsu sebenarnya mual juga lho. Tapi herannya, karena hobi nyentrik inilah namanya tenar di TikTok (bukan karena alasan positif pastinya). Kreator bernama akun @haritsuuu itu dikenal sebagai spesialis masakan jorok.

Haritsu bernyali gede. Ia tampaknya tidak jijik makan kari jamur topping belatung, bahkan menyeruput ramen yang ia rebus di bathtub. Dapur Haritsu juga terlihat tidak pernah dibersihkan sama sekali. Piring dan peralatan masak kotor menggunung di tempat cuci piring.

Haritsu mulai menyeriusi TikTok sekitar Oktober 2020, setelah ia putus kuliah di tengah jalan. Dia kini punya 2,6 juta pengikut di platform tersebut. Videonya masak nasi basi-benyek-berjamur ditonton hampir 40 juta kali. VICE menghubungi Haritsu untuk mastiin dia baik-baik saja.

VICE: Kok bisa-bisanya kamu kepikiran bikin konten kayak gini?

Haritsu: Aku udah lama penasaran cicipin makanan busuk, sekadar pengin tahu gimana rasanya. Dan jujur ya, aku udah lama ngelakuin ini. Dari sebelum punya TikTok malah.

Kalau untuk alasan kenapa ngonten beginian, enggak muluk-muluk sih alasannya. Aku bokek parah waktu itu, jadi kupikir seru kali ya kalau videoin diri sendiri masak pakai bahan-bahan yang udah enggak bagus, lalu aku makan sesudahnya. Aku yakin konten semacam ini bisa narik penonton.

Emangnya dulu kamu cicipin apa?

Daging sapi yang udah berlendir dan jamuran. Awalnya ngeri lihat bentuk dagingnya. Takut kenapa-kenapa sehabis makan. Tapi aku juga enggak sabar cobain. Makanya, sebelum masak, aku cuci dulu pakai sabun buat jaga-jaga.

Rasanya tetap saja busuk, walau sudah dimasak. Baunya mirip tempat sampah, sedangkan teksturnya seperti lumpur got.

Sejauh ini, ada gak makanan yang bikin kamu mual?

Pertama, telur busuk. Bau amisnya nusuk hidung, bahkan setelah dicuci. Yang kedua nasi jamuran. Yang bikin enek gara-gara nasinya penuh belatung. Aku geli melihat belatung uget-uget gitu. Mau muntah selama masak nasi. Kamu tonton sendiri aja deh di video TikTok-ku.

Kamu takut belatung, tapi tetap dimakan nasinya?

Yah, namanya juga kepo haha. Aku penasaran rasanya seperti apa, enggak peduli aslinya aku takut cacing dan semacamnya. Aku enggak mau mikir apa-apa pas melahap nasi itu. Aku nekat aja.

Pernah sakit gara-gara hobi ini?

Anehnya, enggak pernah. Aku baik-baik saja selama ini. Enggak pernah diare atau apa pun itu. Bisa jadi perutku sudah terbiasa dengan makanan busuk, apalagi dulu aku sering masak pakai bahan-bahan yang sudah kurang bagus karena enggak punya uang.

Bagaimana tanggapan orang-orang terdekatmu?

Justru mereka enggak heran aku bikin konten kayak begini. Mereka bakalan bilang, “Haritsuu emang begini.” Orang tuaku juga biasa-biasa saja, tapi mereka kadang mengingatkanku untuk tidak berlebihan.

Dan tentunya, aku enggak akan menyuguhkan makanan busuk saat mereka berkunjung ke rumah. Aku enggak mau bikin mereka sakit.

Menurutmu, apa alasan orang nontonin video kamu? Pernah terima komentar kurang mengenakkan?

Aku bisa populer berkat haters. Komentar-komentar mereka yang jijik sama videoku jadi alasan orang-orang ingin tahu kenapa mereka sebenci itu. Aku mengakui, komentar mereka sempat membuatku jiper, terutama saat aku baru mulai main TikTok. Banyak sekali yang mendoakanku cepat mati atau masuk neraka. Sekarang sih aku bodo amat.

Jadi kamu akan terus ngonten makanan busuk?

Iya dong! Aku sangat menikmati dunia ini, bukan karena ngebet viral doang. Memang, aku sudah enggak perlu makan makanan busuk lagi. Aku sudah punya uang sekarang. Tapi aku belum bosan bereksperimen.

]]>
bvjbwzDorjee WangmoZing TsjengKebiasaan joroktren tiktokmedia sosialWTFJepangKonten ViralVideo masak-masakMedsosInternetTikTok
<![CDATA[Kisah Kelahiran Anak Harimau Sumatra di Kebun Binatang Roma]]>https://www.vice.com/id_id/article/ak38d8/kisah-kelahiran-anak-harimau-sumatra-di-kebun-binatang-romaThu, 18 Jan 2024 04:28:59 GMTKebun Binatang Bioparco (biopark) Roma baru saja menyambut kelahiran seekor anak harimau sumatra berjenis kelamin betina. Bayi ini lahir pada 1 Desember 2023 dari induk bernama Tila dan pejantan bernama Kasih.

Bioparco merayakan peristiwa penting ini dengan mengajak netizen memvoting nama bagi si bayi. Tiga nama disiapkan Bioparco, yakni Sakti, Dewi, dan Kala. Sejauh ini Kala memimpin dengan 3.800-an pemilih.

Arti penting kelahiran ini berkaitan dengan kondisi harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang saat ini dalam status satwa kritis berpotensi punah. Mereka adalah salah satu dari enam subspesies harimau di dunia yang masih bertahan. Diperkirakan hanya tersisa 600 harimau sumatra di alam liar.

Di habitatnya, hutan Sumatra, jumlah harimau ini terus berkurang. Mereka kerap mati karena jerat babi, sakit, diburu, kekurangan pakan, hingga kehabisan ruang hidup akibat tambang dan perkebunan merangsek ke dalam hutan.

Secara tragis, kelahiran harimau sumatra di Roma berbarengan dengan matinya tiga harimau di Medan Zoo, Sumatra Utara.

Nurhaliza, harimau sumatra berumur 9 tahun, mati di Medan Zoo pada 31 Desember 2023. Pada 6 November, telah lebih dulu mati seekor harimau sumatra bernama Rahudman, disusul harimau benggala bernama Avatar yang meregang nyawa di awal Desember.

Kematian Nurhaliza masih dalam investigasi, sedangkan kematian Avatar sudah dipastikan akibat malnutrisi.

Tewasnya tiga harimau di Medan Zoo mengungkap kondisi menyedihkan Medan Zoo yang tak terawat. Penyebabnya adalah kekurangan uang. Kebun binatang ini dimiliki Pemerintah Kota Medan namun sudah lama tidak mendapat sokongan dana. Kebun binatang dipaksa hanya mengandalkan penjualan tiket yang tak seberapa.

Di Medan Zoo, satwa kekurangan makanan dan pekerja sudah berbulan-bulan tak diupah. Krisis keuangan sejak pandemi Covid-19 itu turut menewaskan satwa lain. Para harimau hanyalah korban kesekian.

Kontras ini mendorong VICE ngobrol dengan Bioparco Roma, salah satu kebun binatang tertua di Eropa yang telah berusia 112 tahun. Apalagi kebun binatang ini rupanya punya hubungan lembut dengan program konservasi harimau di Indonesia.

Selain mengajak warganet memilihkan nama bagi bayi Tila, Bioparco mengundang pemirsa berdonasi uang untuk program konservasi harimau sumatra di Taman Nasional Kerinci-Seblat. Program itu dijalankan oleh organisasi asal Inggris, WildCats Conservation Alliance.

Berikut obrolan VICE dengan Serena Del Giudice, Kepala Departemen Hubungan Masyarakat Yayasan Bioparco Roma, seputar kelahiran bayi harimau, konservasi, dan pengelolaan kebun binatang modern.

kebun binatang modern bioparco roma anak harimau sumatra peran kebun binatang dalam konservasi taman nasional kerinci seblat wawancara vice.com
Bioparco Roma mengajak netizen memvoting nama untuk bayi kecil ini. Sejauh ini nama "Kala" jadi kandidat terkuat.
kebun binatang modern bioparco roma anak harimau sumatra peran kebun binatang dalam konservasi taman nasional kerinci seblat wawancara vice.com
Halo bocil!

VICE: Bisakah Anda menerangkan tentang Bioparco Roma untuk pembaca di Indonesia?

Serena: Kami adalah taman (parco) seluas 17 hektare yang ditinggali 1.200 hewan dari lebih dari 150 spesies, termasuk mamalia, reptil, burung, dan amfibi. Lokasi kami di Kota Roma diteduhi ratusan pohon, beberapa di antaranya langka dan berusia seratus tahun. Pengunjung setiap tahunnya rata-rata sekitar 500 ribu orang, dengan 30 ribu di antaranya adalah pelajar.

Bioparco diresmikan pada 5 Januari 1911 di taman bersejarah Villa Borghese. Hal itu membuat kami menjadi salah satu kebun binatang tertua di Eropa.

Apa tujuan kebun binatang ini?

Pengamatan langsung terhadap spesies seperti gajah, jerapah, zebra, simpanse, atau singa menjadikan kebun binatang ini sarana pendidikan yang dapat merangsang minat warga terhadap isu-isu lingkungan lebih luas.

Visi Bioparco Roma adalah menjadi kebun binatang modern. Kami anggota Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Eropa (EAZA) yang berkomitmen pada konservasi spesies terancam punah.

Tujuan mendasar lainnya dari kebun binatang modern adalah pendidikan lingkungan melalui pameran, konferensi, kegiatan edutainment, jumpa media, serta pembuatan kursus pendidikan bagi sekolah-sekolah di semua tingkatan, yang berlangsung di dalam kebun binatang. Yang terakhir ini sejalan dengan program kementerian, diintegrasikan pada rencana pengajaran di sekolah. Tujuannya untuk mensosialisasikan pentingnya konservasi satwa dan lingkungan alam.

Berapa jumlah harimau sumatra yang ada di Bioparco dan dari mana asalnya?

Kami mempunyai sepasang harimau sumatra, induk dari anak harimau yang baru lahir ini. Mereka adalah Tila dan Kasih. Tila, sang ibu, lahir pada 2011 di Kebun Binatang Chester, Inggris, dan berasal dari Kebun Binatang Heidelberg, Jerman. Kasih lahir pada 2014 di Kebun Binatang Beauval, Prancis. Nama Kasih berasal dari bahasa Indonesia “terima kasih”.

Sudah beberapa dekade terakhir anggota EAZA tak mengambil hewan dari alam liar. Satwa yang ada dilahirkan di kebun binatang atau di fasilitas zoologi milik EAZA, atau juga dari sitaan polisi yang diserahkan ke Bioparco. Polisi menyita satwa-satwa itu dari orang yang memelihara secara ilegal atau pelaku penganiayaan hewan. Tidak ada hewan yang dibeli. Jika ada satwa baru, Bioparco hanya menanggung biaya angkutnya.

Bioparco berpartisipasi di lebih dari 50 program konservasi EEP (European Endangered Species Program) yang bertujuan melindungi spesies terancam. Program-program ini berupa pengembangbiakan satwa yang sehat, baik dari sudut pandang genetik maupun demografi. Antar-kebun binatang akan saling bertukar satwa untuk dikawinkan, demi menjaga keragaman genetik spesies. Semua dilakukan secara gratis. Tindakan ini dalam beberapa kasus ditujukan untuk pelepasan ke alam.

Hampir semua satwa secara hukum tercatat sebagai anggota komunitas zoologi Eropa yang dikoordinasikan oleh EAZA. Pengelolaan setiap spesimen memerlukan pendaftaran registrasi dan pemutakhiran informasi secara terus-menerus ke arsip terpusat yang juga mengatur pemindahan hewan, tujuannya untuk pengelolaan populasi yang lebih baik dan proyek-proyek untuk perlindungan spesies yang terancam.

Berkat sertifikasi EAZA, Bioparco berpartisipasi dalam program ini dan berbagi hewan ‘miliknya’ dengan lebih dari 3.000 fasilitas serupa yang diakui secara resmi di Eropa.

Apa yang dilakukan Bioparco agar induk Tila bisa melahirkan dan merawat bayinya dengan nyaman?

Kami tidak pernah mengganggu ibu dan bayinya. Dua puluh hari setelah si bayi lahir, dokter hewan memeriksa dan menimbangnya. Bayi betina itu dalam kondisi sehat dan tumbuh dengan baik. Hingga kini keduanya berada di area terlindung yang tidak terlihat publik.

Di habitat aslinya, termasuk di Taman Nasional Kerinci-Seblat tempat proyek konservasi WildCats Conservation Alliance, harimau sumatra kerap mati karena perburuan, jerat babi, dan konflik dengan manusia. Bagaimana sikap Bioparco atas hal itu?

Kami sangat sensitif terhadap isu-isu seperti ini; justru permasalahan inilah yang mendorong kami melakukan penggalangan dana.

Dana yang terkumpul dipakai untuk biaya operasional unit ranger hutan, membeli peralatan, mengadakan pelatihan, menyediakan dokter hewan, dan memerangi jerat harimau.


Untuk melakukan donasi kamu bisa mengunjungi laman ini. Web tersebut dalam bahasa Italia, namun kamu bisa mengaktifkan ekstensi Google Translate agar dapat membacanya.

]]>
ak38d8Prima SulistyaPrima SulistyaKonservasi SatwaKebun Binatangmedan zootaman nasional kerinci seblatHarimau Sumatra
<![CDATA[Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup]]>https://www.vice.com/id_id/article/pkawjk/duo-penari-hip-hop-twineester-beberkan-siasat-anak-muda-aceh-rayakan-hidupFri, 12 Jan 2024 09:07:20 GMT“Ngapain kalian berjilbab tapi nari hip-hop begitu? Copot aja sekalian.” 

Alisa (22) membacakan sebuah komentar pedas di akun TikTok Twineester pada VICE. Alya (22), saudara kembar yang duduk di sampingnya, menyimak sambil terkekeh. “Udah biasa itu, kami udah enggak open [peduli] dengan komentar kayak gitu,” timpalnya.

Komentar di atas ditulis seorang netizen dalam rangka mengomentari sebuah video tari kejang (padanan untuk breakdance) yang mereka unggah beberapa bulan lalu. Tampak di layar, dua perempuan muda ini melakukan gerakan-gerakan breakdance dengan enerjik. Dan ini baru satu dari puluhan video yang memang rutin mereka buat untuk proyek mereka, Twineester.

Twineester adalah nama yang dipakai duo Raihan Alya Ismed dan Raihan Alisa Ismed untuk menyebut proyek duo mereka sebagai penari. Sejak dibentuk 2019 lalu, mereka mendalami genre tari breakdance atau b-girling yang jadi bagian dari subkultur hip-hop, serta dance cover K-Pop. Sekilas, membuat proyek yang didasari hobi dan bersifat ekspresif adalah hal yang sangat biasa bagi anak-anak muda. Tapi fakta bahwa mereka tumbuh dan tinggal di Banda Aceh, satu-satunya kota di Indonesia yang menerapkan syariat Islam, menjadikan posisi Twineester unik.

Cerita perjalanan karya mereka dibumbui siasat-siasat untuk mengakali berbagai qanun (peraturan daerah) yang cenderung membatasi gerak masyarakat, khususnya perempuan. 

Syariat Islam secara resmi diberlakukan di Aceh pada 2003, setelah provinsi tersebut memperoleh status otonomi khusus dari Indonesia, untuk meredam perlawanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Aceh lalu menetapkan berbagai qanun yang menentukan bentuk-bentuk pelanggaran sesuai pandangan agama Islam. Tak cukup, Qanun Jinayat atau hukum pidana Islam disahkan pula oleh pemerintah daerah Aceh pada 2014 lalu.

Dilansir dari penelitian, sepanjang 1999-2012 terdapat 442 aturan syariat yang di antaranya mengatur cara perempuan berpakaian dan bertindak di tempat umum. Perempuan juga berisiko menghadapi tuduhan zina jika kedapatan menemui atau bersama lawan jenis yang bukan muhrimnya. Amnesty International, berbagai LSM, dan koalisi perempuan Aceh kerap membuat kampanye mendesak revisi Qanun Jinayat ini karena dinilai terlalu fokus mengurusi moralitas individu ketimbang fungsi utamanya menangani kekerasan seksual.

Berbagai qanun ini memengaruhi cara anak-anak muda di Banda Aceh menjalani hari-hari dan mengekspresikan diri mereka. Termasuk pada Alisa dan Alya.

Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Alisa dan Alya berpose untuk VICE di sebuah kedai kopi di Peunayong, Banda Aceh, 1 Oktober 2023.

VICE menemui mereka di sebuah kafe tengah kota Banda Aceh yang ramai siang itu. Mereka terlihat stylish, riang, dan identik. Hobi memakai pakaian senada membuat penampilan mereka makin sulit dibedakan. “Alisa pakai behel, Alya enggak,” jelas mereka buru-buru.

Sembari menyelesaikan kuliah di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Alisa dan Alya yang baru berusia 22 tahun mulai sibuk tampil di berbagai acara publik di Banda Aceh. Pertunjukan mereka jadi menarik, terlebih karena tari breakdance identik dengan tarian yang maskulin.

“Kami perempuan dan pakai hijab aja sebetulnya udah jarang ya di kalangan penari hip-hop, tapi ya karena di Aceh semua wajib (berhijab) jadi sebenarnya biasa aja sih,” jelas mereka, saling menimpali kompak.

“Awal dari semuanya tuh adalah Cherrybelle,” Alisa cekikikan. “Dulu jaman SD kami suka sekali joget menirukan lagu ‘Beautiful’. Terus pas SMP kami suka banget SNSD dan Super Junior, demam Korea lah waktu itu di mana-mana. Kami beli CD di pasar, latihan sendiri di rumah,” timpal Alya. “Iya, tapi sempat dibilang buang-buang duit suka sama K-Pop gitu, padahal keren menurut kami,” tambah Alisa lagi.

Alisa dan Alya tak pernah belajar menari pada seseorang atau sebuah lembaga, semua dilakukan secara otodidak. Melakoninya sebagai kesenangan, mereka mulai rutin membuat video-video dance cover K-Pop semasa SMK. Dari tarian K-Pop, mereka kemudian menjajal tari hip-hop. Tahun 2020 mereka kemudian direkrut bergabung dengan Obliviate Dance Community yang juga beroperasi di Banda Aceh. “Kami dua-duanya jalan sih, K-Pop jalan, hip-hop juga jalan, enggak condong ke salah satu,” ujar Alya.

Agustus 2023 lalu, Twineester berangkat ke Malaysia untuk tampil di ajang Break 2 Prove Internasional Hip Hop Jam. Di sana, Twineester memamerkan teknik-teknik breakdance dan freestyle yang mereka pelajari sendiri. Alya dan Alisa mengaku menggemari lagu-lagu dari Kendrick Lamar, Migos, Drake, Lil Wayne, dan Lil Nas X untuk dibuat koreografinya. Meski tak menang, mereka gembira karena diapresiasi dan masuk dalam jaringan penari hip-hop internasional. “Kami disambut baik di sana, pas video kami viral pun komentarnya baik dari Malaysia. Malah mulut orang sini tuh emang yang agak-agak,” tambah Alisa.

Di Indonesia, album Ku Ingin Kembali yang dirilis rapper Iwa K tahun 1993 dianggap menandai lahirnya hip-hop di industri musik nasional. Artikel VICE ini menjabarkan geliat hip-hop sejak masa Iwa K, demam album Pesta Rap, hingga gandrung “Online” Saykoji yang menasionalkan musik dan subkultur hip-hop. Di Aceh sendiri, selain Twineester dan Obliviate Dance Community, ada geliat hip-hop bawah tanah yang dimotori salah satunya oleh DJ Rencong dengan proyeknya Dangerdope.

Di skena hip-hop maupun dance cover K-Pop Aceh, Twineester dirayakan karena keberanian dan identitasnya. Tapi di luar komunitas, seperti yang telah dituturkan, komentar sinis yang mempertanyakan moral dan iman Alisa dan Alya kerap berdatangan. Biasanya terkait dengan qanun di Banda Aceh. Sewaktu SMK, mereka sempat batal tampil di pensi sekolah karena kepala sekolah menyatakan tak boleh ada tari-tarian, apalagi ditampilkan oleh perempuan di depan umum.

Padahal, agar tidak melanggar qanun syariat ini, Alya dan Alisa membuat aturan mendasar di penampilan dan karya mereka. Misalnya mereka selalu memakai pakaian oversized agar mengaburkan bentuk tubuh, serta menghindari gerakan body roll, jenis gerakan meliukkan tubuh di breakdance.

Keputusan ini mereka buat setelah melihat tren qanun yang semakin hari semakin bertambah di Aceh. 

“Banyak yang bilang kami melanggar ini-itu, padahal enggak,” ungkap Alisa, Alya segera menimpali, “Makanya, kalau offline banyak aturan, kami berkarya di online saja.” Sejak awal, mereka juga menyeriusi tampilan di media sosial, khususnya TikTok dan Instagram.

Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Twineester bersama rekan komunitas Obliviate berlatih dance di Gedung AMPI, Banda Aceh, 1 Oktober 2023.
Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Sambil latihan, mereka juga membuat video dance untuk konten mereka.

Selama ngobrol dengan VICE, berkali-kali Alisa dan Alya mengungkapkan rasa herannya pada qanun-qanun yang menurut mereka tidak relevan. Selain itu, mereka mengeluhkan berbagai qanun yang mempersempit gerak anak muda dan khususnya perempuan.

Salah satu aturan yang mereka maksud adalah larangan perempuan dewasa menari di depan tamu yang sempat diberlakukan di Kabupaten Aceh Utara 2013 lalu. Lalu misalnya, larangan laki-laki dan perempuan duduk semeja di Bireuen 2018 lalu, larangan perempuan ngangkang di kendaraan di Lhokseumawe, aturan pakaian perempuan yang harus sesuai syariat Islam di Banda Aceh, serta larangan live music di Bireuen.

Terakhir, 4 Agustus 2023 lalu, penjabat gubernur Aceh Achmad Marzuki mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 451/11286 yang memuat 20 poin tentang penguatan dan peningkatan pelaksanaan syariat Islam. Isinya antara lain pembatasan jam operasional warung kopi, larangan berduaan bagi laki-laki dan perempuan bukan muhrim di kendaraan, pengawasan konten media massa, salat berjamaah lima waktu, dan penguatan dakwah di perbatasan. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (polisi syariat) diminta meningkatkan pengawasan.

Dengan konteks ini, walaupun tak secara eksplisit menyatakan sikap politis, konsistensi mereka sebagai perempuan yang mengusahakan kesempatan untuk terus bisa mengekspresikan dan mengembangkan diri di Aceh sudah bisa dilihat sebagai aktivisme itu sendiri.

“Banyak lah enggak boleh ini-itu. Di Arab ada lho bioskop, kok kita kayak malah berlebihan ya di sini? Makanya kami sedih, masak tiap mau nonton bioskop, kami musti ke Medan?” keluh mereka.

Di satu sisi, cerita mereka ini mematahkan anggapan bahwa kehidupan anak muda Aceh tak seseru di kota-kota lain karena aturan syariat Islam. Alya, Alisa, dan anak-anak muda seumuran mereka punya sejuta siasat untuk tetap merayakan masa muda mereka.

Di Banda Aceh memang tak ada bioskop. Ruang gelap dan tertutup dianggap terlalu rawan menimbulkan perbuatan yang dilarang syariat islam. Pergi ke Medan yang berjarak 12 jam perjalanan darat jadi opsi paling masuk akal ketika mereka ingin menonton film terbaru. Menurut cerita duo kembar ini, banyak juga kawan perempuan yang sebenarnya punya preferensi pakaian non-hijab. Namun karena wajib, anak-anak ini baru menjajal berbagai gaya pakaian ketika pergi ke Medan atau Sabang yang karena destinasi wisata cenderung lebih bebas.

Berbagai kegiatan seperti pesta atau temu fansclub juga tetap dilakukan, meski tak bisa dipublikasikan secara terang-terangan. “Sebenarnya tetap sih, misalnya anniversary BLACKPINK, BTS, itu ada acara di kafe, yang ikut registrasi. Di sini K-Pop wave banyak kali lho, tapi enggak nampak. Kalau online aja banyak sekali, tapi kalau offline memang enggak nampak,” jelas mereka.

“Yang pacaran juga tetap banyak,” mereka terkikik menyebut satu pantai di pinggir kota Banda Aceh yang populer sebagai spot pacaran, salah satu dari mereka lalu menambahkan, “Di konser juga misalnya ada aturan zona cowok-cewek, tapi polisinya aja malah enggak ngapa-ngapain, ya udah bisa kok nyampur lagi juga.”

Hal-hal ini sebenarnya tak bisa sekadar dianggap hasrat yang menuju ke arah liberal, bertentangan dengan syariat, tapi lebih ke satu masa eksplorasi dan eksperimen khas remaja yang sedang membentuk identitas dirinya. Masa-masa ini penting bagi perkembangan psikologis dan kematangan seseorang.

Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Alisa dan Alya mengerjakan pesanan jahitan di rumahnya, Banda Aceh, 1 Oktober 2023.
Duo Penari Hip-Hop Twineester Beberkan Siasat Anak Muda Aceh Rayakan Hidup
Alya mengerjakan pesanan jahitan di rumahnya.

Sambil terus bersiasat, mereka kadang bimbang dengan kejelasan dan implementasi qanun di Banda Aceh. Di satu sisi qanun semakin ketat, di sisi lain undangan untuk Twineester semakin banyak. “Padahal ada beberapa dinas (pemerintah) bikin event undang kami, tapi di sisi lain pemerintah juga keluarkan aturan larang ini-itu. Kayak kontra sendiri mereka itu,” ujar Alya.

“Ya qanun itu ngaruh sih, karena apa yang kami anggap positif bisa saja untuk mereka negatif. Padahal kan umur kami ini waktunya eksperimen, eksplorasi,” tambah Alisa. “Pokoknya selagi enggak melanggar kewajiban agama dan dapat izin dari orang tua, harus melanjutkan dunia yang disuka, apalagi sebagai perempuan,” mereka menambahkan.

Akhir-akhir ini, mereka tengah gencar latihan fisik dan mengembangkan koreografi berdua. Apalagi setelah Twineester tercatat jadi bagian Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI) Aceh. Tahun 2024 nanti, mereka digadang-gadang akan mewakili Aceh di Pekan Olahraga Nasional (PON) pada cabang Dancesport.

“Selain itu, kami pingin ke Vietnam ikut acara Radical Force Jam, ingin latihan mental dan cari pengalaman ketemu hip-hop dancer dari seluruh dunia,” tutup mereka.

]]>
pkawjkTitah AWPrima SulistyaRiska MunawarahAnak Muda Acehsyariah AcehHip-HopTwineesterk-pop danceQanun Jinayat
<![CDATA[Israel Pasang Iklan Propaganda Pakai Google Ads Saat Sidang Kasus Genosida]]>https://www.vice.com/id_id/article/m7b48q/israel-iklan-propaganda-google-ads-sidang-genosida-mahkamah-internasional-afrika-selatanFri, 12 Jan 2024 07:44:55 GMTSidang gugatan pemerintah Afrika Selatan atas genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza telah dimulai pada Kamis (11/1) waktu Belanda. Sidang digelar di Mahkamah Internasional (International Court of Justice, ICJ) yang berkedudukan di Den Haag. Mahkamah Internasional adalah badan hukum PBB yang berwenang mengadili masalah antar-negara anggota PBB.

Namun, di hari pelaksanaan sidang, Israel tertangkap basah menayangkan iklan yang intinya membantah tuduhan tersebut. Iklannya muncul di kolom pencarian Google terkait berita sidang ICJ, dan mengarahkan pada situs resmi pemerintah Israel jika diklik.

Staf Motherboard, rubrik teknologi VICE, pertama kali mengetahui keberadaan iklan propaganda Israel via X. Sejumlah pengguna mengungkapkan ada kejanggalan ketika mencari kata kunci “ICJ”. Iklan berisi tanggapan Israel terhadap gugatan Afrika Selatan muncul paling atas di Google. Iklan-iklan itu memiliki beberapa judul seperti “October 7th: The Invasion” dan “The North Border”, dua istilah yang mengacu pada serangan balasan Israel terhadap Hamas. Bukan cuma itu saja, iklannya juga menampilkan pengakuan korban 7 Oktober, sekaligus mengklaim tuduhan Afrika Selatan “tidak berdasar”.

Kami awalnya tidak berhasil menemukan iklan itu saat mencari “ICJ” di Google. Tapi saat kami menambahkan “Israel” di belakangnya, kami melihat iklannya muncul di atas liputan sidang kasus genosida di Den Haag. Di dalamnya, terpampang kalimat: “Afrika Selatan bermaksud memfitnah dan mencemarkan nama baik Israel. Tuduhannya tidak berdasar fakta dan hukum yang ada.”

google ads israel sidang gugatan genosida afrika selatan mahkamah internasional pbb den haag international court of justice icj vice.com
Tangkapan layar iklan yang ditemukan staf Motherboard.

Kami masuk ke situs govextra.gov.il setelah mengklik tautan iklan, lalu membaca berita tentang serangan Hamas yang menewaskan 1.200 warga Israel pada 7 Oktober 2023. Ada juga video yang mengklaim Israel “telah melakukan segalanya demi tidak melukai warga sipil di Gaza” dan “bertindak sesuai hukum kemanusiaan yang berlaku secara internasional”.

Sampai hari ini, Israel tiada henti membombardir Gaza. Serangan tentara Zionis telah menyebabkan sedikitnya 22.000 warga Palestina syahid, sebanyak 10.000 di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 85 persen penduduk Gaza dipaksa jadi pengungsi.

google ads israel sidang gugatan genosida afrika selatan mahkamah internasional pbb den haag international court of justice icj vice.com
Tangkapan layar situs govextra.gov.il yang ditautkan pada iklan Google.

Juru bicara Google membenarkan temuan Motherboard, bahwa memang ada iklan tersebut. Kemudian, kami ditunjukkan kebijakan Google Ads terkait konten yang tidak pantas ditampilkan. Bentuk iklan yang tidak diizinkan termasuk mencari untung dari peristiwa-peristiwa sensitif. Google secara eksplisit menyebutkan tidak akan menayangkan iklan-iklan yang didanai media pemerintah Rusia pasca-perang di Ukraina. Namun, dalam kasus iklan propaganda Israel, perusahaan mesin pencarian itu tidak mengambil tindakan apa pun.

Israel sudah berulang kali ketahuan menyebarkan iklan propaganda di internet. Contohnya saat Amnesty International mengekspos praktik apartheid Israel terhadap warga Palestina pada 2022 lalu. Tak lama kemudian, muncul situs yang mengutuk sikap Amnesty International karena dinilai berusaha merusak nama baik Israel. Situsnya juga dipromosikan pakai Google Ads.

Setahun sebelumnya, ada iklan YouTube yang membenarkan keputusan Israel mengebom Gaza. Iklan itu dihapus ketika staf Motherboard memastikan keberadaannya di YouTube.

]]>
m7b48qJules RoscoeEmily LipsteinJordan PearsongazaICJGoogleGoogle adsPalestina-IsraeliklanPropaganda IsraelPalestinaMahkamah InternasionalGenosida Gaza