Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.
Aparat kepolisian New York masih melakukan penyelidikan guna mengungkap motif seorang lelaki mengarahkan truknya ke jalur pengendara sepeda di Lower Manhattan, membiarkan truk berjalan sejauh 20 blok sebelum akhirnya menabrakannya pada sebuah bus sekolah dan keluar menenteng senjata paintball dan senapan angin.
Dalam sebuah konferensi pers yang digelar dua jam setelah insiden yang menewaskan delapan orang—korban terorisme pertama pasca serangan 9/11—komisioner Kepolisian New York James O’Neill berkali-kali menegaskan bahwa dirinya belum mau menjawab pertanyaan para wartawan lantaran menurutnya penyelidikan masih berlangsung. Meski demikian, O’Neil memastikan bahwa aparat penegak hukum New York telah menyebut insiden tersebut
Videos by VICE
Terus pantau artikel ini untuk mendapatkan kabar-kabar terbaru:
Siapa Pengemudi Mobilnya?
Pengemudi truk dalam serangan teroris New York telah diamankan oleh pihak kepolisian New York dan kini tengah menjalani perawatan. O’Neill menolak membeberkan lebih banyak detail mengenai pria tersebut. Namun, beberapa sumber di Kepolisian New York mengatakan pada ABC News adalah pria berusia 29 tahun Sayfullo Saipov dari Tampa, Florida.
Saipov adalah warga negara Uzbekistan yang datang ke Amerika Serikat pada 2010, seperti dilansir oleh NBC News. Para penyidik menemukan catatan berisi tulisan tangan dalam bahasa Arab yang mengindikasikan bahwa Saipov telah berbaiat pada Negera Islam Irak dan Syam (ISIS), seperti yang dituturkan oleh New York Times.
Saat ini, laman Facebook yang ditengarai milik Saipov telah dibekukan.
Bagaimana Kronologi Kejadiannya?
Pada pukul 3:05 sore, waktu setempat. Saipov, yang diduga mengendarai truk sewaan, memasuki jalur pengendara sepeda di kawasan West Side Highway menuju Houston St. dan mulai mengarahkan truk ke arah seletan. Selama prosesnya, truk yang dikendalikan Saipov menabrak pejalan kaki dan pengendara sepeda, seperti dilansir pihak berwajib. Begitu sampai di Chambers St., Saipov menabrakan truknya dengan sebuah bis sekolah yang ditumpangi dua orang dewasa dan dua orang anak. Setelah itu, Saipov keluar, menenteng sebuah senapan angin dan senapan paintball.
Ketika meloncat keluar dari truk, menurut New York Times, Saipov meneriakkan “Allahu Akbar.” Seorang anggota polisi yang kebetulan berjaga di kawasan it segera menyerang Saipov dan menembakan timas panas ke bagian perut Saipov, ujar O’Neill. Saipov lantas dibawa ke rumah sakit terdekat. Sampai saat ini, tak ada informasi dengan kondisi Saipov.
O’Neill memastikan bahwa Saipov telah memberikan keterangan yang diganakan sebagai dasar untuk menggolongkan insiden ini sebagai aksi terorisme. Sayangan, O’Neill menolak untuk merinci isi pernyataan Saipov. Pihak berwenang juga menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme lantaran fakanya Saipov memang menyewa truk untuk meniru serangan teroris yang belakangan dilakukan di London dan Nice, Perancis.
Sampai santai, delapan orang telah dinyatakan jatuh sebagai korban aksi terorisme ini. Enam di antaranya tewas di tempat kejadian perkara sementara dua lainnya menghembuskan nafas terakhr di rumah sakit. Sebelas orang lainnya kini masih dirawat di rumah sakit, meski luka-luka yang mereka derita tak terlalu mengancam nyawa. Beberapa staf sekolah dan dua orang anak juga diberitakan terluka dalam serangan tersebut, seperti yang dilaporkan AP. Kepolisian New York mengatakan ada kemungkinan jumlah korban luka-luka bertambah karena beberapa korban melarikan diri saat serangan terjadi.
Tak lama setelah insiden berlangsung, Kedutaan Besar Argentina memastikan bahwa setidaknya lima korban jiwa berkebangsaan Argentina. Enam korban luka-luka juga dinyatakan sebagai warga negara Argentina. Semua korban berada di New York untuk merayakan ulang tahun ke-30 kelulusan mereka. Satu korban tewas dan tiga korban luka-luka dipastikan berkebangsaan Belgia. Kepastian ini diberikan oleh Didier Reynders, wakil perdana menteri Belgia, lewat akun Twitter pribadinya.
Apa Yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Departemen Kepolisian New York dan FBI saat ini tengah menggelar penyelidikan gabungan menyangkut insiden ini. Akan tetapi, Gubernur New York, Andrew Cuomo menyakinkan para reporter bahwa sampai saat ini apa yang terjadi di New York terlihat sebagai insiden terpisah.
“Tak ada bukti adanya skema atau plot yang lebih besar. sejauh, ini cuma tindakan personal yang ditujukan untuk menyakiti atau mengakibatkan kematian,” ujar Cuomo. “Kehidupan harus kembali normal. sekali lagi, tak ada ancaman yang harus dikhawatirkan.”
Namun, pihak berwenang menjanjikan bahwa keamanan warga New York bakal terjamin dan jumlah aparat yang dikerahkan akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan. “Tapi tindakan ini diambil cuma untuk berjaga-jaga,” ujar Cuomo. Parade Halloween New York bakal digelar sesuai dengan rencana dengan pengawalan yang lebih ketat. Rencananya pengamanan gelaran ini akan mencakup penggunaan truk penghambat dan senapan laras panjang.
“Kita sadar bahwa aksi teror ini diniatkan untuk menghancurkan semangat kita, tapi kita tahu bahwa penduduk New Yorker adalah sekumpulan orang berjiwa kuat,” ujar Walikota New York Bill de Blasio. “Kita, sebagai sebuah kota, pernah diuji sebelumnya, tak jauh dari tempat insiden ini terjadi. Penduduk New York tak pernah menyerah gara-gara serangan seperti ini. kami akan menjawab serangan ini seperti biasa: kami tak akan terpengaruh.”
More
From VICE
-
(Photo by Francesco Castaldo/Pacific Press/LightRocket via Getty Images) -
M Scott Brauer/Bloomberg via Getty Images -
Firefly Aerospace/YouTube -
Justin Paget / Getty Images