Entertainment

Keanu Reeves adalah Sosok Pria Idaman yang Jenisnya Mulai Punah di Hollywood

“Ada yang punya daftar cowok pesohor Hollywood yang enggak bakal bikin saya kecewa?” begitu bunyi tweet saya setahun lalu, ketika skandal #MeToo sedang ramai-ramainya. Kini, saya mungkin tahu salah satunya: Keanu Reeves.

Kalau ditanya kenapa saya menganggap Keanu Reeves sebagai simbol cowok Hollywood yang berhati emas—atau dalam konteks kancah film Hollywood berarti cowok yang enggak mencak-mencak di telepon dan sembarangan grepe bokong cewek, saya jelas kewalahan menentukan dari mana saya harus mulai.

Belakangan, Keanu baru saja membintangi dua film action goblok tapi asik ditonton—serta sarat dengan pencahayaan biseksual: John Wick dan John Wick: Chapter 2, serta mendirikan perusahaan penerbitan X Artists’ Books. Pasca kesuksesan dua seri John Wick, Reeves yang kini berusia 53 tahun kembali merambah genre komedi romantis dengan ambil bagian dalam film Destination Wedding—yang mendobrak pakem komedi romantis lantaran memasangkan Reeves dengan perempuan yang pernah jadi gebetan semua cowok generasi X, Wynona Rider yang tahun ini berumur 46 tahun. Hasilnya, film diganjar pujian dari kritikus. Plus, kita dapat rahasia di balik yang mengatakan bahwa Rider dan Reeves pernah enggak sengaja menikah saat syuting Dracula pada 1992.

Videos by VICE

Secara pribadi, saya menganggap Reeves sebagai perwujudan sisi positif Hollywood, terutama setelah saya menemukan thread di Reddit yang rajin mendata perbuatan baik Reeves terhadap kolega, kerabat dan siapapun yang dia temui. Thread ini mencatat Reeves pernah memberikan Rp749 miliar dari total Rp1 triliun honornya bermain dalam sekuel The Matrix kepada anggota tim special effect dan make-up yang bekerja bersamanya. Alasannya? “Uang itu hal yang paling terakhir saya pikirkan. Saya bisa hidup berkecukupan dari honor-honor film sebelumnya mungkin sampai beberapa ratus tahun ke depan,” begitu katanya. Baik banget kan?

Thread yang saya baca juga menyebutkan bahwa Reeves membagikan sepeda motor pada anggota tim stuntmannya, menjadi pengurus kakak perempuannya serta mendirikan dana sumbangan kanker darah dari sebagian besar honornya bermain film. Tak lupa, Reeves juga dibilang memiliki kecintaan berlebih pada anjing dan kucing serta masih mau naik kereta bawah tanah. Dari thread ini juga saya tahu kalau konsep kebahagiaan Reeves itu sederhana banget: “menghabiskan waktu bareng kawan dan kerabat, ditemani anggur, makanan yang lezat serta kabar-kabar yang menggembirakan.”

“Bebas saja sih!” ungkap Reeves dalam sebuah wawancara dengan Esquire tahun lalu ketika ditanya tanggapannya terkait keberadaan thread Reddit tentang dirinya. “Saya cuma orang biasa..tapi dikenal sebagai seseorang yang baik hati adalah hal yang menyenangkan.” Reeves benar tersohor sebagai pria baik hati memang menyenangkan. Belum lagi di Hollywood, pria macam Reeves ini sudah nyaris punah. Black Twitter, sebutan untuk kelompok kultural yang terdiri dari pengguna twitter dan media sosial berkulit hitam yang kerap membahas permasalah kaum kulit hitam di Amerika Serikat sering berkelakar bahwa hanya pria kulit putih tak problematis yang awet muda. Menurut saya sih, contoh yang mereka ambil kurang pas. Mereka melupakan Reeves—pria tak problematis berdarah campuran Tionghoa, Inggris, Irlandia, Portugis dan Hawaii yang lahir di Beirut besar di Kanada, masih kelihatan muda meski sudah menginjak usia 53 sampai-sampai sering dituduh sebagai salah satu makhluk hidup yang imortal.

Dalam The Neon Demon, film garapan Nicolas Winding yang beredar dua tahun lalu, Reeves berperan sebagai pemilik motel sekaligus pemerkosa. Pada sebuah adegan yang menggambarkan tokoh yang diperankan Reeves memaksa Elle Fanning men-deep-throat sebilah pisau, Reeves konon sampai tak tega melakukannya adegan kekerasan itu dan bersikap sangat lembut kepada Fanning pasca pengambilan gambar adegan itu. “Pisau yang digunakan sebenarnya terbuat dari karet,” kata Fanning seperti yang dikutip oleh New York Magazine. “Pisau bohongan lah intinya. Tapi, dia terus-terusan bilang ‘Kamu enggak papa kan? Kamu enggak papa kan?’ Keanu Reeves adalah pria paling sopan dan paling manis yang pernah saya temui.”

Reeves tetap jadi pria paling baik, manis dan sopan saat setumpuk kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Harvey Weinstein terungkap. Saking tanpa celanya Reeves, muncul sebuah meme yang meniru headline New York Times berbunyi “Keanu Reeves Is Accused by Several Women of Taking Them on Nice Dates. (Keanu Reeves Dituduh Telah Mengajak Beberapa Perempuan Kencan Secara Baik-baik).” Reeves memang gampang dijadikan sasaran meme karena dia memang tak pernah keberatan dijadikan bahan meme. Wajahnya pernah dirombak jadi meme Sad Keanu, Happy Keanu atau mungkin dalam waktu dekat Brutal and Horseriding Keanu. Kendati pernah mengaku lebih memilih untuk tak terlihat merana-merana banget saat difoto sedang makan sandwich sendiri, Reeves berpendapat bahwa meme Sad Keanu adalah kelakar yang “lucu dan tak menyinggung sama sekali.”

Okay, apa semua bukti di atas cukup jadi modal untuk terus mengagumi dan mencintai Keanu Reeves? Cukup, tapi ada satu alasan lagi: tak seperti anggapan para pundit perfilman, Keanu Reeves sebenarnya bisa berakting!

“Kekuatan Keanu bukan terletak pada transformasi dirinya (saat memerankan sebuah karakter) atau kemampuannya mengucapkan permainan kata-kata yang cerdas,” tulis Angelica Jade Bastién, kritikus film sekaligus Profesor Kajian Keanu Reeves, jika cabang ilmu macam ini ada. “Keanu bisa tampil dengan maksimal jika film yang dibintanginya sampai pada bagian paling elementalnya…pada titik ini, lirikan mata dan bibir yang dilipat bisa menggambarkan latar belakang sebuah karakter dan melampaui ekspektasi penonton. Bagi Keanu, akting itu bukan mode transformasi, melainkan state of being. Dia mewujudkan cerita dalam dirinya sendiri.”

Dengan kata lain, seperti Kristen Stewart, yang sama-sama sering dicap tak bisa akting, Reeves bukannya tak punya kemampuan akting. Sebaliknya, kemampuan aktingnya spesifik abis. Reeves punya karisma koboi dan cowok yang lembut. Makanya, penampilannya di film Dracula garapan terkesan mengganggu, karena tak ada pria yang punya karisma seperti Reeves di tahun 1893 seperti setting dalam film itu. Tapi coba telaah lagi karakter Ted dalam Bill and Ted dan Scott Favour, anak tajir yang nyambi jadi hustler di film My Own Private Idaho. Dua karakter ini seperti sangat berlawanan dan Reeves berhasil membawakannya dengan baik sembari tetap mempertahankan aksen California yang kadang kedengaran konyol atau kadang jorok tapi menyenangkan. Inilah bukti sahih bahwa Keanu Reeves memang dari sononya adalah pria yang woles sekaligus sensitif.