Lebih dari 100 ribu pengunjuk rasa akhir pekan lalu, sebagian secara terbuka mengaku bagian dari kelompok Islam garis keras, turun ke jalanan Ibu Kota Jakarta. Mereka menuntut polisi bergegas menahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, kerap disapa Ahok, atas kasus penistaan agama. Unjuk rasa ini merespon rekaman video Ahok berpidato sambil menyitir ayat Al Quran di Kepulauan Seribu, 27 September lalu.
Demontrasi skala massif itu itu diberi tajuk ‘Aksi Damai 4 November’, dimotori salah satunya oleh Front Pembela Islam (FPI). Suasana damai hanya bertahan hingga sesudah maghrib. Pada Jumat (4/11) menjelang pukul 19.00 WIB, kerusuhan pecah, berjarak 20 meter dari pagar Istana Negara. Para pengunjuk rasa membakar dua buah mobil, sebagian dari mereka menyerbu barisan polisi, yang kemudian dibalas tembakan gas air mata. Ketika bentrokan di dekat Istana Negara mulai mereda satu jam kemudian, mendadak muncul keributan lain di Penjaringan, Jakarta Utara.
Videos by VICE
Massa di Penjaringan berusaha mendekat ke komplek rumah pribadi Gubernur Ahok, berlokasi di Pantai Mutiara. Sebelum dipukul mundur oleh polisi, mereka sempat menyerang kendaraan yang lewat serta menjarah setidaknya satu minimarket. Polisi mengklaim kasus di Penjaringan sepenuhnya terpisah dari insiden bentrok di Istana Negara. Sebagian warga yang mengamuk di Penjaringan berasal dari Kampung Luar Batang dan Muara Baru.
Semua protes dan kekacauan ini, pada akhirnya, berujung pada sosok Ahok. Sang Gubernur DKI itu merupakan politikus yang cukup populer, hingga menjelang pemilihan kepala daerah pada Februari 2017 mendatang. Ahok dikenal selalu melontarkan kata-kata lugas, tak pernah berbasa-basi saat berhadapan dengan publik. Namun tensi politik Jakarta meningkat menjelang pilkada yang tinggal hitungan bulan.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya merespon kericuhan unjuk rasa akhir pekan lalu, menuduh ada aktor politik yang menunggangi aksi umat Islam untuk kepentingan pribadi.
Unjuk rasa 4 November lalu, salah satu aksi massa terbesar yang pernah melanda Jakarta, menjadi penanda benturan kesekian kalinya antara kelompok Islam garis keras – khususnya FPI – dengan Gubernur Ahok. Sebagian warga muslim, sejak Ahok terpilih menggantikan Jokowi pada 2014 lalu, sudah menyuarakan protes terbuka. Ajaran Islam melarang sosok nonmuslim menjadi pemimpin – ditambah sentiman terhadap latar belakang Ahok sebagai etnis Cina asal Belitung – membuat sang gubernur selalu berada dalam kondisi tak nyaman dengan sebagian warga muslim Ibu Kota.
Berikut sebagian foto dari insiden yang dapat memacu suhu politik Jakarta, serta intoleransi, meningkat ke titik didih mengkhawatikan: